Sebut Dodi Reza Alex minim prestasi, ketua Golkar Prabumulih kena sanksi
Merdeka.com - Ketua DPD Partai Golkar Prabumulih, Ridho Yahya mendapat sanksi karena menyebut Dodi Reza Alex Noerdin tak layak menjadi bakal calon gubernur. Prestasi Dodi dinilai masih minim. Ridho memilih kakak kandungnya, Mawardi Yahya yang berpasangan dengan Herman Deru di Pilgub Sumsel.
Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Alex Noerdin mengungkapkan, bentuk sanksi yang bakal diberikan kepada Ridho masih proses pembahasan di internal partai. Sanksi maksimal berupa pencopotan dari ketua partai karena dinilai tidak loyal.
"Yang tidak loyal ke partai akan disanksi," tegas Alex, Kamis (18/1).
Jika nantinya berakhir dengan pemecatan dari jabatannya, kata Alex, Ridho Yahya tetap menjadi kader Golkar. Pencalonan Ridho sebagai calon wali kota Prabumulih juga tidak akan ditarik karena telah terdaftar di KPU dari Golkar sebagai parpol pengusung.
"Akan terus berjalan dan sesuai dengan keputusan DPP Golkar," ujarnya.
Diketahui, beberapa hari lalu Ridho Yahya menyatakan dukungannya kepada pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya maju di Pilgub Sumsel yang diusung Partai NasDem, PAN, dan Partai Hanura. Dukungannya lebih karena Mawardi Yahya merupakan kakak kandung wali kota Prabumulih itu.
Ridho Yahya menilai kakaknya lebih pantas diusung Golkar karena kader senior dan mantan Bupati Ogan Ilir dua periode. Bahkan, Ridho Yahya menilai senioritas Mawardi Yahya lebih unggul dibanding Alex Noerdin.
Tak hanya itu, Ridho Yahya juga menyindir Dodi Reza Alex masih belum layak diusung Golkar sebagai calon gubernur. Menurut dia, Dodi terbilang masih muda dan belum memiliki prestasi luar biasa. Apalagi, Dodi baru saja menjabat Bupati Musi Banyuasin sejak 2017 lalu.
"Bolehlah kita tidak melihat senioritas, tapi kader muda itu harus memiliki prestasi luar biasa, yang berprestasi hebat itu pak Alex. Dodi apa prestasinya dan baru juga menjabat," kata Ridho.
Ridho juga mencermati keputusan pemecatan Ketua DPD Golkar di Ogan Ilir dan Muara Enim. Dia menilai hal itu justru akan menambah lawan politik karena hanya mementingkan kehendak pribadi demi suksesi program partai.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen
Bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.
Baca SelengkapnyaPKS DKI Usung Sohibul Iman, Eks Wakil Ketua DPRD hingga Mardani Ali Sera untuk Pilkada DKI
Tetapi, keputusan akhir tetap ada di DPP karena diyakini tidak akan sembarangan menentukan dukungan untuk calon gubernur maupun wakil gubernur yang diusungnya
Baca SelengkapnyaBegini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar Optimis Minimal Dapat 102 Kursi di DPR
Dia menyebut penambahan 2-3 persen itu berasal dari dua kekuatan tambahan, yaitu infrastruktur partai dan kekuatan caleg yang mewakili.
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos
Partai ini disebut-sebut masih dekat dengan penguasa di Istana.
Baca SelengkapnyaGolkar Nomor Dua di Pileg 2024, Mungkinkah Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bertambah?
Airlangga ditanya apakah kursi menteri dari Partai Golkar pada pemerintahan Prabowo-Gibran bakal bertambah.
Baca SelengkapnyaGolkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat
Golkar klaim memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDikabarkan Maju Pilgub DKI, Ini Kata Ida Fauziyah
Ida bersyukur bisa lolos ke DPR setelah bertarung di Dapil II DKI. Menurutnya, PKB saat ini masih fokus ke pemilu legislatif.
Baca Selengkapnya