Gerindra Gabung Jokowi, NasDem Khawatir Tak Ada Kritik ke Pemerintah
Merdeka.com - Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago khawatir jika Partai Gerindra masuk ke dalam Koalisi Indonesia Kerja jilid II Joko Widodo-Maruf Amin, maka akan menjadi parlemen jalanan. Hal tersebut diungkapkan Irma berdasarkan kondisi Indonesia saat ini.
"Kita bisa lihat contoh nyata di depan kita adalah demo mahasiswa dan rakyat kemarin. Kalau semua parpol berada dalam satu kubu yang namanya koalisi pemerintah, maka kemudian siapa yang akan melakukan check and balance? Ini akan menjadi parlemen jalanan nanti kalau semuanya ada di pemerintah," katanya dalam diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).
Namun, menurutnya, masuk atau tidaknya Gerindra ke dalam kabinet pemerintahan tergantung keputusan Jokowi-Maruf. Meski sejatinya, dia menilai, Jokowi-Maruf juga harus berdiskusi lebih jauh kepada partai koalisi jika ingin membawa Gerindra ke dalam koalisi.
"Jadi begini, untuk bisa masuk menjadi bagian dari koalisi, tentunya itu presiden pasti akan berbicara dengan partai-partai koalisi. Soal kemudian apakah Gerindra masuk atau tidak, itu juga akan diputuskan oleh kawan-kawan koalisi secara bersama-sama. Yang pasti itu juga merupakan kebijakan presiden yang akan presiden komunikasikan dengan partai-partai politik," ujarnya.
Irma menjelaskan, sistem demokrasi di Indonesia akan lebih baik jika ada partai yang oposisi. Setidaknya, partai oposisi tersebut bisa menyeimbangkan pemerintahan Jokowi-Maruf selama lima tahun ke depan.
"Bagi NasDem, untuk bisa membangun Indonesia ke depan menjadi lebih baik itu harus ada check and balance. Harus ada kontrol. Maka kemudian NasDem selalu berpikir bahwa ada check and balance yang dilakukan oleh partai oposisi," terangnya.
Meski demikian, jika nantinya Jokowi membawa memberikan kursi menteri kepada Gerindra, dia menyatakan Nasdem mau tak mau akan menerimanya. Sebab, menurut dia, Nasdem mendukung Jokowi tanpa syarat.
"NasDem selalu ingin menyampaikan Nasdem mendukung Pak Jokowi itu tanpa syarat dan mahar," tutupnya.
Reporter: Fachrur RozieSumber: Liputan6.com
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Gerindra Pilih Koalisi atau Oposisi? Klik di Sini!
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Menohok Irma NasDem Kritik PDIP Ngambek Ditinggal Jokowi, Sindir Sosok 'Si Samsul'
Irma merasa PDIP pantas menjadi oposisi karena selama berkuasa hanya diam seperti kura-kura
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Keras! Irma Nasdem Teriak "Jokowi Banyak Salahnya", Kejutan Respons Mahasiswa
Irma mengatakan semua partai politik saat pemilu tidak ada yang tak melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaNyaris 10 Tahun Oposisi, Akhirnya Demokrat Gabung Pemerintah Jokowi
AHY mengisi posisi Hadi Tjahjanto yang bergeser jabatan Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaHaris Azhar-Fatia Bebas, Hakim Singgung Sikap Rendah Hati Jokowi: Semoga Tuhan Melindungi Beliau
Jokowi, kata Cokorda sering mendapat kritikan hingga cercaaan namun tak pernah menggubrisnya.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Tak Akan Kampanye, Ganjar: Sangat Hormat, Apalagi Semua Netral
Terlebih, kata Ganjar, semua pihak juga ikut netral dalam menghadapi pemilu serentak 2024.
Baca Selengkapnya