Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat Dua Menteri Jelaskan Utang Pemerintahan Jokowi

Saat Dua Menteri Jelaskan Utang Pemerintahan Jokowi Jokowi pimpin sidang kabinet paripurna. ©2018 Merdeka.com/Supriatin

Merdeka.com - Dua menteri kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Budi Karya Sumadi (Menhub) dan Muhadjir Effendy (Mendikbud) menjadi narasumber dalam talkshow Indonesia Maju di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Keduanya membeberkan kesuksesan pemerintahan Jokowi selama 5 tahun terakhir.

Keduanya sempat membahas posisi utang Pemerintah Indonesia di hadapan ribuan mahasiswa. Baik Budi Karya maupun Muhadjir berusaha menjelaskan posisi utang yang banyak menjadi pembicaraan tersebut.

"Kan banyak yang bilang Indonesia utangnya banyak. Di sini kelihatan perbandingan rasio utang Indonesia sebesar 29 persen, bandingkan dengan Malaysia sebesar 68 persen, Thailand sebesar 35 persen. Turki sebesar 207 persen dan Brasil sebesar 281 persen," kata Budi Karya Sumadi mengawali pembicaraan dengan slide data yang ditampilkan di layar, Jumat (30/11).

Usai membeberkan data, Menteri Budi Karya meminta pendapat Menteri Muhadjir yang disebutnya sebagai Mantan Rektor. Muhadjir pun mengawali komentar dan penjelasannya.

"Yang penting utang itu digunakan untuk investasi, tidak untuk dikonsumsi. Kalau kita gunakan investasi kemudian ada keuntungannya digunakan untuk membayar cicilan, termasuk untuk membuka lapangan kerja," katanya.

Menteri Muhadjir memberi contoh saat menjabat sebagai rektor dan membangun kampus UMM. Tidak semua anggaran pembangunan UMM menggunakan uang fresh, tetapi juga melalui peminjaman atau utang.

"Tetapi kita pinjam dengan baik, kita kelola dengan baik, kita hitung dengan baik. Sehingga dapat membangun UMM makin besar. Alhamdulillah 11 tahun tetap menjadi juara di Jawa Timur," ungkapnya.

Mendapat penjelasan lewat pengalaman Muhadjir membangun UMM, Menteri Budi pun menimpali tentang dialognya dengan rektor UMM, Fauzan.

"Tadi saya memang tanya pada Pak Rektor, ini bisa bangun UMM sebesar ini gimana? Swadaya, dan ternyata Universitas Muhammadiyah Malang mempraktikkan ada sebagian yang pinjam. Jadi bukan negara saja tetapi Universitas juga," kata Menteri Budi menimpali.

Muhadjir juga menegaskan, di dunia ini tidak ada negara yang tidak mempunyai utang. Amerika Serikat sebagai negara super power pun juga memiliki utang besar.

"AS utangnya jauh lebih besar dibanding utang Indonesia. Brasil utangnya 261,5 persen artinya beban utangnya itu cukup besar. Utang itu selama masih di bawah 50 persen maka dianggap masih aman. Malaysia sudah tidak aman. Turki tidak aman, Thailand masih aman, Indonesia aman, Brasil sangat berbahaya," jelas pria yang sebelumnya dikenal sebagai pengamat Militer ini.

Kata Menteri Muhadjir, Brasil diperkirakan akan menghadapi masalah besar kalau tidak pandai-pandai mengelola negaranya.

"Brasil akan menjadi negara gagal yang disebut dengan midle income track, dia terjebak dalam pendapatan menengah, naik tidak bisa dan lebih mudah menurun. Dan Indonesia harus menghindari ini," jelasnya.

Penjelasan kedua menteri pun semakin hangat dengan hadirnya guyonan pelawak Dul Gombres dan Topan. Keduanya membawa suasana penuh tawa selama memberikan penjelasan tentang utang pemerintahan Jokowi.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000

Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000

Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.

Baca Selengkapnya
Menteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?

Menteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?

Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
Situasi Terkini Kabinet Jokowi Diungkap Kepala Bappenas, Singgung Sri Mulyani

Situasi Terkini Kabinet Jokowi Diungkap Kepala Bappenas, Singgung Sri Mulyani

Suharso menegaskan tugas yang telah diberikan kepadanya sebagai menteri akan dikerjakan semaksimal mungkin.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya