Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pernyataan Lengkap Effendi Simbolon Minta Maaf Sebut TNI Gerombolan

Pernyataan Lengkap Effendi Simbolon Minta Maaf Sebut TNI Gerombolan Effendi Simbolon Minta Maaf. ©2022 Merdeka.com/Ahda Bayhaqi

Merdeka.com - Politisi PDIP, Effendi Simbolon menyampaikan permohonan maaf kepada institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Permintaan maaf itu disampaikan setelah massifnya kecaman dari prajurit TNI atas pernyataan anggota Komisi I DPR RI itu.

"Dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung dan menyakiti prajurit siapapun dia perwira, tamtama, dan para pihak yang tidak nyaman atas perkataan yang dinilai lain. Saya mohon maaf. Saya tunjukkan pada seluruh prajurit bertugas atau purna dan para pihak yang tidak nyaman," ujar Effendi Simbolon di Gedung DPR, Rabu (14/9).

Saat RDP dengan Panglima TNI di DPR, Effendi Simbolon menyinggung soal TNI dan gerombolan ormas. Pernyataan itu memantik kemarahan dari prajurit TNI. Muncul kecaman dan dorongan agar Effendi Simbolon minta maaf.

Tak hanya itu, Effendi Simbolon juga dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Effendi dilaporkan karena menyebut TNI seperti gerombolan saat bicara masalah disharmoni antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kasad Jenderal Dudung Abdurachman. Effendi dilaporkan oleh Ketua Umum DPP GMPPK Bernard D. Namang pada Selasa (13/8).

Berikut pernyataan lengkap permintaan maaf Effendi Simbolon

Saya Mohon Maaf

Sebagaimana diurai Pak Ketua Fraksi, Saya ingin sampaikan sehubungan dengan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) atau raker Komisi 1 dengan Kementerian Pertahanan, Panglima TNI dan para staf. Pokok bahasan di raker anggaran 2023 dan isu aktual. Dalam rapat itu kemudian oleh pimpinan disampaikan topik bahasan sesuai undangan. Di situ kemudian saya paham ada beberapa poin yang saya ingin dapat penjelasan dari Menteri Pertahanan, Panglima TNI dan Kepala Staf.

Memang karena masih pagu indikatif tidak banyak bahasan. Nah kemudian masuk ke isu aktual. Di situ saya ingin tanya kepada Panglima Andika dan KASAD Dudung. Seyogyanya ada Menhan untuk tanyakan info yang kami terima sehubungan hal-hal disharmoni. Menyangkut keberadaan TNI keseluruhan dan Angkatan Darat. Tapi memang Pak Kasad tidak hadir. Oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi.

Poin saya bukan soal hadirnya, tapi lebih elok hadir untuk dapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapat penjelasan. Di situ kemudian ada masalah kepatuhan, kehormatan TNI yang kami tahu kepatuhan. Di situ saya sadar itu tidak nyaman, tidak elok, dan beberapa pihak mungkin tersinggung atas kata-kata dari saya soal gerombolan dan ormas. Yang sejatinya saya tidak pernah stigmakan gerombolan. Tapi kalau tidak ada harmoni itu seperti gerombolan atau ormas. Kalau lihat rekaman utuh itu poin saya.

Dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung dan menyakiti prajurit siapapun dia perwira, tamtama, dan para pihak yang tidak nyaman atas perkataan yang dinilai lain. Saya mohon maaf. Saya tunjukkan pada seluruh prajurit bertugas atau purna dan para pihak yang tidak nyaman.

Dan kepada Panglima TNI, saya mohon maaf. Kasad, Kasal, Kasau yang mungkin merasa kurang nyaman, saya mohon maaf. Saya ingin menegaskan, mencintai TNI dengan tupoksi saya. Tidak kurangi hormat kita ke hal-hal kurang pas. Demikian.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal TNI Ungkap Penyebab Tentara AS & Vietnam Selatan Kalah Oleh Kekuatan Komunis

Jenderal TNI Ungkap Penyebab Tentara AS & Vietnam Selatan Kalah Oleh Kekuatan Komunis

Vietnam Selatan dibantu tak kurang dari setengah juta pasukan AS dan segala persenjataannya. Tapi kenapa masih kalah?

Baca Selengkapnya icon-hand
Ada Reuni 212 di Monas, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Mulai Sabtu Dini Hari

Ada Reuni 212 di Monas, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Mulai Sabtu Dini Hari

Ditlantas Polda Metro Jaya bersiap memberlakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Monas untuk mengantisipasi potensi kemacetan saat Reuni 212.

Baca Selengkapnya icon-hand
Profil Mayjen Achiruddin, Jenderal Berdarah Kopassus Kini Jabat Danpaspampres

Profil Mayjen Achiruddin, Jenderal Berdarah Kopassus Kini Jabat Danpaspampres

Profil Mayjen Achiruddin, Jenderal Berdarah Kopassus Kini Jabat Danpaspampres

Baca Selengkapnya icon-hand
Ditanya Penyelesaian Konflik di Papua, Anies Akan Gunakan Cara Seperti di Jakarta

Ditanya Penyelesaian Konflik di Papua, Anies Akan Gunakan Cara Seperti di Jakarta

Pemerintah mesti melibatkan banyak pihak dalam setiap penyelesaian konflik.

Baca Selengkapnya icon-hand
HP Lama Jangan Dibuang, Ini Cara yang Tepat dan Menguntungkan

HP Lama Jangan Dibuang, Ini Cara yang Tepat dan Menguntungkan

Berikut langkah bijak agar HP tak jadi sampah elektronik.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pecah Bintang, Kolonel Faisol Izuddin Perisai Hidup Jokowi Jadi Jenderal TNI Termuda

Pecah Bintang, Kolonel Faisol Izuddin Perisai Hidup Jokowi Jadi Jenderal TNI Termuda

Faisol Izuddin Karimi lahir 22 April 1977 berasal dari kecabangan Infanteri.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ukuran dan Harga Tetap Sama, Begini Cara Pengusaha Roti di Jakarta Siasati Kenaikan Harga Bahan Baku

Ukuran dan Harga Tetap Sama, Begini Cara Pengusaha Roti di Jakarta Siasati Kenaikan Harga Bahan Baku

Proses produksi juga tetap dilakukan setiap hari, agar rotinya bisa tetap terjaga dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengintip Isi Garasi Jenderal Maruli, Menantu Menko Luhut Baru Dilantik jadi Kasad

Mengintip Isi Garasi Jenderal Maruli, Menantu Menko Luhut Baru Dilantik jadi Kasad

Mengintip Isi Garasi Jenderal Maruli, Menantu Menko Luhut Baru Dilantik jadi Kasad

Baca Selengkapnya icon-hand
Ini Penyesalan Einstein dalam Hidupnya hingga Ucapkan Kalimat “Celakalah Aku!”

Ini Penyesalan Einstein dalam Hidupnya hingga Ucapkan Kalimat “Celakalah Aku!”

Berikut adalah kisah penyesalan Albert Einstein dalam hidupnya.

Baca Selengkapnya icon-hand
Bertemu PWI, Anies Baswedan Bahas Demokrasi Hingga UU ITE

Bertemu PWI, Anies Baswedan Bahas Demokrasi Hingga UU ITE

Masih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.

Baca Selengkapnya icon-hand