Mahasiswanya banyak cerai, Mendikbud nilai kelas akselerasi tak baik
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku kurang setuju dengan adanya kelas akselerasi. Karena Muhadjir menilai kelas akselerasi kurang baik untuk pencapaian mental anak.
"Kelas akselerasi sebenarnya tidak terlalu bagus. Pada beberapa kasus, anak-anak yang berada di kelas akselerasi, gagal pada usia tua," ujar Muhadjir saat pelepasan peneliti muda Indonesia yang akan berlaga di California, Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (12/5). Seperti dilansir Antara.
Menurut Muhadjir, hal itu dikarenakan anak tersebut tumbuh secara instan tidak sebagaimana mestinya. Dia memberikan contoh beberapa orang mahasiswanya yang merupakan pernah berada di kelas percepatan, namun mengalami perceraian ketika berumah tangga.
Penyebab utamanya, karena yang bersangkutan tidak mampu mengendalikan superioritasnya. "Ini saya bukan menakuti-nakuti anda semua. Tapi perlu mewaspadai diri dan jangan terhanyut pada pencapaian serta harus bekerja keras lagi." katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan para peneliti muda yang beragama Islam untuk turut menjalankan salat tahajud karena bermanfaat untuk memenangkan diri dan meningkatkan konsentrasi.
Indonesia akan mengirimkan para peneliti muda yang akan berkompetisi pada ajang Intel - International Science Engineering Fair (ISEF) yang akan berlangsung pada 14 hingga 19 Mei 2017.
Delegasi Indonesia merupakan peneliti muda dari Sekolah Menengah Atas yang telah diseleksi melalui ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR).
Delegasi Indonesia untuk Intel - ISEF 2017 berjumlah 14 SMA yang terdiri dari 12 siswa sebagai finalis dan dua anak sebagai peninjau.
Delegasi Indonesia terdiri dari Tri Ardiansa, Made Radikia Prasanta, Bagus Pltu Satria Suarima, Najmuna Ratri Lakshita, Sakina Yaumil Fitri, Azizah Dewi Suryaningsih, Chyntia Silvi Yanti Hasan, Zahratul Jannah, Shofi Latifah Nuha Anfarensi, Latifah Sholikhah, Miranti Ayu Kamaratih, Octiafani Isna Ariani, Aiman Hilmi Asadudin, dan Muhammad Farhan.
Dua dari 14 peneliti tersebut merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar yakni Made Radikia Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDi Trenggalek, Anies Janjikan Kesejahteraan Bagi Pendidik Madrasah
Untuk pembangunan Jawa Timur bagian selatan, Anies akan melanjutkan program pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaBerkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur
Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaPenuh Keseruan, Momen Dosen Latih Mahasiswanya Berpidato dengan Kaleng Biskuit Ini Curi Perhatian
Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaTidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaBelasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca SelengkapnyaSederet Para Pesohor dari Dapil Jabar I Lolos ke Senayan, Ada Melly Goeslaw hingga Istri Ridwan Kamil
Tujuh caleg dipastikan lolos dari Dapil Jawa Barat I.
Baca SelengkapnyaMarak Tawuran Remaja saat Ramadan, Polisi Tegaskan Proses Hukum Pelaku hingga Provokator di Medsos
Pelaku tawuran dipastikan akan ditindak secara tegas, bahkan mereka yang diamankan akan diberi sanksi tambahan berupa pencabutan bantuan sosial biaya pendidikan
Baca Selengkapnya