Kapal ke Kaltara rusak mesin di perairan Berau, 300 ton pupuk rusak
Merdeka.com - Kapal motor Surya Lestari yang berangkat dari Bontang di Kalimantan Timur, menuju Tanjung Selor di Kalimantan Utara, dilaporkan mengalami kebocoran di perairan Berau, Kalimantan Timur. Akibatnya, 300 ton pupuk rusak dan gagal kirim ke Tanjung Selor. Meski demikian, 7 ABK dilaporkan selamat.
Keterangan diperoleh, dari informasi kapten kapal Surya Lestari Ahmad Husaini, kapal berangkat dari Bontang memuat pupuk pertanian, jenis Urea dan MPK, untuk keperluan pertanian di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Pada Sabtu (25/3) sore, kapal dilaporkan mengalami kerusakan mesin, sehingga miring hingga 10 derajat, dan terdampar di karang. Selain itu, kapal diduga mengalami kebocoran.
"Informasi itu, kami terima sekitar jam 12 tengah malam tadi ya, dari pos Basarnas Kantor Tarakan di Kalimantan Utara. Kita lakukan pengecekan, ternyata memang benar kapal itu terdampar di karang," kata Kasi Operasi Basarnas Kaltim-Kaltara Kantor Balikpapan, Octavianto, saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (27/3).
Tim Basarnas, melakukan pengecekan sejak pagi hingga siang tadi. Kapal muatan pupuk pertanian itu, memang terlihat miring. Namun demikian, tidak ada ABK yang perlu dievakuasi.
"Kapal itu terdampar di perairan karang Pulau Panjang di kecamatan Derawan, perairan laut Berau. Sampai saat ini, kapal masih di lokasi karang itu," ujar Octavianto.
Namun sayang, belakangan diketahui, muatan 300 ton pupuk basah, lantaran diduga kapal juga mengalami kebocoran hingga masuk ke tumpukan pupuk.
"7 ABK dilaporkan selamat, kapten kapal menginformasikan tidak perlu ada evakuasi. Muatan 300 pupuk yang juga rusak karena basah, akan dipindahkan ke kapal lain. Mereka masih menunggu kapal lain datang," terang Octavianto.
Masih diterangkan Octavianto, Basarnas juga telah berkoordinasi bersama dengan Polair Polres Berau, terkait kondisi kapal terkini dari hasil pantauan di lapangan.
"Kapal Surya Lestari tidak perlu dikhawatirkan ya, aman terkendali," demikian Octavianto.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaKapal Pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu Kebakaran, Asap Mengepul dari Bagian Mesin
Kapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaKapal Pembawa Logistik Suara Pemilu 2024 Kecelakaan di Perairan Mentawai
Kapal itu itu membawa 50 kota suara, 40 bilik suara, serta 1 kardus C hasil dari 10 TPS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaKapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang
Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaDitempel Lakban di Perut, Pria Ini Mau Selundupkan Narkoba 1 Kg Lewat Pelabuhan Bintan
Pelaku merupakan calon penumpang Kapal Bukit Raya yang hendak pergi ke Jakarta
Baca SelengkapnyaKN Sar Kamajaya Cari Korban Kapal Yuiee Jaya II, 2 Korban Meninggal Dimakamkan di Selayar
Basarnas Makassar juga menambah personel pencari dan mengerahkan alut utama berupa Kapal KN Sar Kamajaya 104.
Baca SelengkapnyaDua Bangkai Kapal Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Laut China Selatan, Muatan 100.000 Porselen dan Kayu Masih Utuh
Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca Selengkapnya