BPJS Tunggak Rp21 Miliar, Operasional RSUD dr Sayidiman Magetan Terancam Terganggu
Merdeka.com - BPJS Kesehatan cabang Madiun masih mempunyai tunggakan sebesar Rp21 miliar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sayidiman, Kabupaten Magetan. Tunggakan puluhan miliar itu merupakan tagihan mulai bulan Juni hingga September.
"Memang tunggakan masih banyak. Dari Juni, Juli, Agustus sampai September yang ditunggak sampai Rp21 miliar," kata Kasie Pelayanan RSUD dr Sayidiman Magetan, Muhammad Jamal, Rabu (30/10).
Dia mengatakan, sebelum-sebelumnya BPJS selalu lancar dalam membayar. Walaupun terlambat, biasanya dibayar secara triwulanan. Menurutnya, syarat mengklaim tanggungan BPJS sudah diserahkan oleh pihak RSUD dr Sayidiman.
"Berita acara, sudah. Semua sudah memenuhi, tapi belum tahu cair kapan. Tiap diinformasikan, sudah bisa menampung, terus disampaikan ke pusat," terangnya.
Jamal mengungkapkan, jika klaim pembayaran BPJS terlambat otomatis berpengaruh terhadap pelayanan. Karena pihak rumah sakit harus memakai uang operasional terlebih dahulu.
"Ya saat ini belum nampak pengaruhnya. Entah kalau 2 bulan ke depan jika BPJS masih saja menunggak akan berdampak," terangnya.
Jamal menyebutkan, karena keterlambatan itu, pihak RSUD dr Sayidiman khawatir kalau pembelian itu obat, pembayaran listrik dan air berpengaruh. "Dan hampir 90 persen akan berpengaruh," tegasnya.
Sementara Kabid Keuangan RSUD Sayidiman Kusni Raharjo Slamet mengatakan jika data dari pengguna BPJS dari persentasi 70 persen itu menggunakan BPJS. Sedangkan sisanya adalah pasien umum.
"Artinya 70 persen itu sangat vital. Karena kami harus menalangi biaya pengobatan. Baik yang rawat jalan dan rawat inap," jelasnya.
Di sisi lain, Kepala BPJS Kesehatan Magetan, Bambang Nyoto Saputro enggan menjawab soal tunggakan tersebut. Ia beralasan, hal itu kewenangan dari BPJS yang ada di Madiun.
"Sebaiknya memang yang menjawab itu memang BPJS Madiun. Kalau mau tanya-tanya ke saya, ya kurang pas. Saya tidak boleh menjawab, di Madiun itu ada bidang komunikasi dan penyampaian masalah. Itu satu karisidenen, kalau di Magetan divisi Magetan tidak ada keluhan atau klaim terkait itu," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bantuan sosial biaya pendidikan bersifat selektif dan tidak terus-menerus.
Baca SelengkapnyaBiaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaAir yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca Selengkapnya