Merdeka.com - Sekitar 1.000 nelayan yang berada di pantai Pangandaran mendapat pelatihan dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia. Mereka dilatih menjadi sahabat taruna siaga bencana untuk mengantisipasi ancaman megathrust.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana pada Kemenag, Alam Safii Nasution mengatakan bahwa dilatihnya para nelayan adalah upaya pemerintah dalam melindungi warga pesisir pantai, termasuk mereka yang di Kabupaten Pangandaran dari ancaman gempa yang kekuatannya bisa mencapai magnitude 9 dan memicu terjadinya tsunami.

Para nelayan, menurut Alam mendapatkan pelatihan dalam menanggulangi bencana tersebut. “Sehingga jika terjadi Megathrust mereka dapat membantu masyarakat lainnya untuk menyelamatkan diri,” kata Safii di Pangandaran.

Selain melatih nelayan, Safii juga menyebut bahwa pihaknya secara konsisten mengedukasi masyarakat akan ancaman megathrust melalui pelatihan dan pembentukan kampung siaga bencana di sejumlah wilayah.

Pelatihan dan pengedukasian warga Pangandaran, menurutnya sesuai dengan kebutuhan di sana. Apalagi dalam peta bencana alam yang dikeluarkan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tahun 2019, wilayah Pangandaran merupakan wilayah rawan bencana ke 17 secara nasional dan keenam di Provinsi Jawa Barat.

“Menurut Peta Sumber Gempa Nasional 2017 yang diterbitkan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), zona yang berpotensi memunculkan gempa megathrust di Jawa berada di tiga lokasi yaitu wilayah perairan Selat Sunda, wilayah selatan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah serta segmen Jawa Timur-Bali,” tutupnya.