Pria Australia Pukuli dan Injak Perempuan Muslim Sedang Hamil
Merdeka.com - Rana Elasmar, perempuan muslim berusia 31 tahun yang sedang hamil 38 pekan tengah berbincang dengan temannya di kafe Parramatta, Kota Syney, Australia, Rabu malam lalu. Pada saat itulah Stipe Lozina, pria berusia 43 tahun, mendekati meja mereka dan mengatakan sesuatu.
Lozina lalu tiba-tiba memukul Elasmar dengan keras bertubi-tubi di bagian kepala dan tubuhnya hingga membuat dia terjatuh. Temannya dan beberapa orang di kafe itu berusaha menolong dan menarik pria itu. Lozina juga sempat menginjak kepala Elasmar ketika dia sudah terjatuh.
Saat terjadi penyerangan Elasmar memakai jilbab dan polisi Australia menyelidiki kasus ini sebagai Islamofobia. Dilaporkan Lozina sempat mengutarakan kalimat anti-muslim kepada Elasmar. Peristiwa itu terekam kamera pengawas di dalam kafe.
Lozina kemudian ditangkap dan disidang keesokan harinya dengan tuduhan penyerangan yang menyebabkan korban sakit dan permohonan jaminannya juga ditolak hingga dia harus kembali menjalani sidang pengadilan 5 Desember nanti.
Kata-kata Rasis dan Anti-Muslim
Elasmar dibawa ke rumah sakit setelah kejadian itu dan kini dia sudah boleh pulang.
Dia mengaku sudah sering mengalami pelecehan verbal dan ujaran kebencian tapi tidak mengira akan mengalami serangan fisik seperti yang baru dia alami.
"Pelecehan verbal saja sudah keterlaluan," kata Elasmar, seperti dilansir laman News.com.au, Sabtu (23/11). "Adalah salah kalau orang merasa dia punya hak untuk melecehkan orang lain. Itu menunjukkan sikapnya tidak beradab. Itu menunjukkan kelemahan."
Laki-laki itu sempat mengeluarkan kata-kata kebencian terhadap muslim sebelum memukul saya, kata Elasmar.
Dewan Federasi Islam Australia (AFIC) dua hari lalu mengatakan pria itu sempat meneriakkan kata-kata anti-Islam sebelum menyerang Elasmar.
"Itu jelas rasis dan Islamofobia dan kami berharap kasus ini ditangani seperti itu," kata Presiden AFIC Ratib Jneid.
"Jika bukan karena keberanian orang-orang yang menghentikan serangan itu, korban kemungkinan bisa mengalami luka lebih parah," kata polisi Luke Sywenkyj.
Islamofobia Meningkat di Australia
Elasmar mengatakan dia tidak mau kejadian serupa terjadi pada orang lain lagi.
"Saya ingin melihat dunia di mana orang-orang membela sesamanya terhadap serangan pengecut semacam ini dan bersama-sama melindungi korban. Kita tidak bisa membiarkan perbuatan semacam ini dianggap normal dan hanya diam."
Laporan terbaru dari Universitas Charles Turt menemukan fenomena Islamofobia kini memang tengah meningkat di Negeri Kanguru.
Riset itu menyebutkan wanita berjilbab paling berisiko mengalami pelecehan.
Dari ratusan kejadian, hanya dalam 10 kasus ada orang yang menghentikan pelecehan dan membantu korban.
Data dari lembaga tersebut kemudian diteliti oleh tim dari Centre for Islamic Studies and Civilization.
Laporan riset yang dirilis beberapa hari lalu itu menganalisis 349 insiden yang dilaporkan antara tahun 2016 dan 2017.
Ditemukan mayoritas pelaku adalah kaum pria. Sedangkan korbannya, 70 persen adalah wanita yang hampir semuanya mengenakan jilbab atau penutup kepala lainnya. 41 persen dari laporan yang masuk dibuat oleh saksi, bukan oleh korban. Demikian dikutip dari ABC Indonesia, Senin (18/11).
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini mengungkapkan banyak hal mengenai alasannya hingga tantangan tinggal di Negeri Kanguru.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang polisi yang nyamar jadi emak-emak berdaster untuk menangkap penjahat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaSaat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaKapolri telah meminta seluruh aparat mempersiapkan diri untuk mengamankan proses pemakaman Lukas Enembe.
Baca SelengkapnyaKorban tidak sadar jika dirinya telah kena peluru nyasar. Dia tengah tidur saat tertembak.
Baca Selengkapnya