Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Pegasus, Spyware Buatan Israel untuk Menyadap Aktivis Sampai Presiden

Mengenal Pegasus, Spyware Buatan Israel untuk Menyadap Aktivis Sampai Presiden ilustrasi hacker. ©2017 winpoin.com

Merdeka.com - Aktivis HAM, jurnalis, dan pengacara di seluruh dunia menjadi sasaran malware ponsel yang dijual kepada pemerintah otoriter oleh perusahaan pengawasan Israel, NSO Group, berdasarkan investigasi sejumlah media ternama.

Data para aktivis dan jurnalis ini termasuk dalam daftar 50.000 nomor telepon yang diyakini menarik bagi klien NSO Group, yang dibocorkan ke sejumlah media besar.

Tidak jelas dari mana daftar itu berasal - atau berapa banyak telepon yang benar-benar telah diretas. Namun NSO membantah melakukan peretasan tersebut.

Perangkat lunak yang bernama Pegasus itu disebutkan penggunaannya bertujuan untuk melawan penjahat dan teroris dan hanya tersedia untuk militer, penegak hukum dan badan intelijen dari negara-negara dengan catatan HAM yang baik.

NSO mengatakan, penyelidikan yang dilaporkan media yang dilakukan Forbidden Stories yang berbasis di Paris dan Amnesty International disebut "penuh dengan asumsi keliru dan teori yang tidak terbukti”.

NSO berjanji akan terus menyelidiki semua klaim penyalahgunaan tersebut dan mengambil tindakan yang tepat.

Tuduhan peretasan melalui Pegasus ini dilaporkan pada Minggu oleh Washington Post, Guardian, Le Monde dan 14 organisasi media lainnya di seluruh dunia.

Pegasus menjangkiti perangkat iPhone dan Android, memungkinkan operator menambang data-data penting pemilik ponsel seperti pesan, foto, dan email, merekam panggilan, dan secara diam-diam mengaktifkan mikrofon dan kamera.

Siapa saja target Pegasus?

Media yang melakukan investigasi mengatakan mereka telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 orang yang tersebar di lebih dari 50 negara yang jumlahnya ada dalam daftar.

Mereka termasuk politisi dan kepala negara, eksekutif perusahaan, aktivis, dan beberapa anggota keluarga kerajaan Arab.

Dikutip dari BBC, Rabu (21/7), dari 50.000 nomor telepon yang diretas, termasuk ponsel 600 lebih politisi atau pejabat pemerintah, 64 eksekutif perusahaan, 189 jurnalis, dan 85 aktivis HAM. Sejumlah perusahaan media seperti CNN, Al Jazeera, dan New York Times juga menjadi target.

Menurut laporan tersebut, nomor telepon dikelompokkan dalam 10 negara: Azerbaijan, Bahrain, Hungaria, India, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Rwanda, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Ketika dihubungi media yang terlibat dalam laporan investigasi ini, juru bicara untuk negara-negara ini menyangkal menggunakan Pegasus dan membantah mereka menyalahgunakan kewenangan pengawasan mereka.

Tidak jelas berapa banyak perangkat dalam daftar itu yang benar-benar menjadi sasaran, tetapi analisis forensik dari 37 nomor telepon menunjukkan telah ada peretasan yang "dicoba dan berhasil", berdasarkan laporan Washington Post.

Ini termasuk orang-orang yang dekat dengan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, yang dibunuh pada Oktober 2018 saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Tubuhnya kemudian dimutilasi.

Investigasi menemukan spyware dipasang di telepon tunangan Khashoggi beberapa hari setelah pembunuhannya, dan ponsel istrinya menjadi sasaran spyware antara September 2017 dan April 2018.

NSO Group mengatakan teknologinya tidak terkait dengan pembunuhan keji tersebut.

Sasar pemimpin oposisi

Berdasarkan penyelidikan, telepon jurnalis Meksiko, Cecilio Pineda Birto juga muncul dua kali dalam daftar, termasuk pada bulan sebelum dia dibunuh.

Ponselnya hilang dari lokasi pembunuhan sehingga pemeriksaan forensik tidak dapat dilakukan. NSO mengatakan meskipun teleponnya menjadi sasaran, itu tidak berarti bahwa data yang dikumpulkan terkait dengan pembunuhannya.

Telepon dua wartawan investigasi Hungaria, Andras Szabo dan Szabolcs Panyi, ditemukan terjangkit spyware.

Panyi mengatakan kepada Forbidden Stories, dia sangat kecewa setelah mengetahui peretasan itu.

"Ada beberapa orang di negara ini yang menganggap jurnalis biasa sama berbahayanya dengan orang yang diduga teroris," ujarnya.

Seorang juru bicara kepada The Guardian mengatakan pemerintah Hungaria tidak mengetahui adanya dugaan pengumpulan data tersebut.

Di India, lebih dari 40 jurnalis, tiga pemimpin oposisi dan dua menteri dalam pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dilaporkan masuk dalam daftar peretasan tersebut, termasuk tokoh oposisi utama Rahul Gandhi.

Dua nomor ponsel Rahul Gandhi ditemukan dalam daftar tersebut. Gandhi tidak lagi memiliki ponsel tersebut sehingga tidak mungkin untuk menganalisisnya untuk memastikan apakah dia telah diretas.

Pemerintah India membantah menggunakan pengawasan ilegal tersebut.

Rincian lebih lanjut tentang siapa yang menjadi sasaran diharapkan akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.

Pada 2019, WhatsApp menggugat NSO, menuduh perusahaan itu berada di balik serangan siber terhadap 1.400 ponsel yang melibatkan Pegasus. Pada saat itu, NSO membantah melakukan kesalahan, tetapi perusahaan tersebut telah dilarang menggunakan WhatsApp.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seluruh Israel Gelap Gulita, Diduga Akibat Ulah Hacker Serang Perusahaan Listrik Negara

Seluruh Israel Gelap Gulita, Diduga Akibat Ulah Hacker Serang Perusahaan Listrik Negara

Banyak warganet mengunggah video di media sosial, menunjukkan keadaan sekitar mereka yang gelap gulita karena listrik padam.

Baca Selengkapnya
Hanya Pakai iPhone Bisa Melacak Lubang Hitam yang Misterius, Ini Nama Aplikasinya

Hanya Pakai iPhone Bisa Melacak Lubang Hitam yang Misterius, Ini Nama Aplikasinya

Berikut nama aplikasi yang hanya tersedia di iPhone untuk mengecek lubang hitam.

Baca Selengkapnya
Didampingi Prabowo Tinjau Pesawat Tempur di Lanud Iswahjudi, Jokowi: Peragaan Bantuan ke Gaza

Didampingi Prabowo Tinjau Pesawat Tempur di Lanud Iswahjudi, Jokowi: Peragaan Bantuan ke Gaza

Indonesia merupakan salah satu negara yang diberikan kesempatan untuk memberikan bantuan ke rakyat Gaza dan Palestina melalui udara dengan pesawat Hercules.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-detik Intel Turki Tangkap 33 Agen Mossad Israel, Misinya Culik & Bunuh Petinggi Hamas

Detik-detik Intel Turki Tangkap 33 Agen Mossad Israel, Misinya Culik & Bunuh Petinggi Hamas

Begini detik-detik intelijen Turki gerebek persembunyian agen Mossad Israel yang hendak bunuh petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya
Israel Pakai Teknologi AI untuk Menculik Warga Palestina di Gaza, Ribuan Orang Dilaporkan Hilang

Israel Pakai Teknologi AI untuk Menculik Warga Palestina di Gaza, Ribuan Orang Dilaporkan Hilang

Israel Pakai Teknologi AI untuk Menculik Warga Palestina di Gaza, Ribuan Orang Dilaporkan Hilang

Baca Selengkapnya
Menlu Israel Sebut Ingin Pindahkan Penduduk Gaza ke Pulau Buatan, di Sini Lokasinya

Menlu Israel Sebut Ingin Pindahkan Penduduk Gaza ke Pulau Buatan, di Sini Lokasinya

Usulan ini bikin syok anggota Dewan Menteri Luar Negeri Uni Eropa saat mendengarnya langsung dari Menlu Israel.

Baca Selengkapnya
Pejuang Palestina Serang Markas Komando IDF di Gaza, Pasukan Israel Kabur Terbirit-birit

Pejuang Palestina Serang Markas Komando IDF di Gaza, Pasukan Israel Kabur Terbirit-birit

Tentara Israel dibuat kalang kabut tanpa perlawanan usai markasnya diserang oleh pejuang Palestina. Simak informasi selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Ahli Dibuat Terkejut, Bagian di HP ini Ternyata Bisa Merekam Aktivitas Orang Diam-diam

Ahli Dibuat Terkejut, Bagian di HP ini Ternyata Bisa Merekam Aktivitas Orang Diam-diam

Ini letak temuan baru di HP yang membuat ahli terkejut.

Baca Selengkapnya
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya