Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Krisis Rohingya memburuk, Dewan Kota London bakal cabut gelar Suu Kyi

Krisis Rohingya memburuk, Dewan Kota London bakal cabut gelar Suu Kyi Aung San Suu Kyi angkat bicara soal Rohingya. ©REUTERS/Soe Zeya Tun

Merdeka.com - Dewan Kota London dikabarkan tengah berunding buat memutuskan apakah bakal mencabut gelar kehormatan pejuang kebebasan dianugerahkan kepada Aung San Suu Kyi. Penyebabnya adalah mereka kecewa dengan sikap penerima Nobel Perdamaian itu atas krisis terhadap etnis muslim minoritas Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Padahal, Dewan Kota London memberikan gelar kehormatan buat Suu Kyi pada Mei lalu ketika kekerasan terhadap etnis Rohingya masih terjadi. Karena situasi di Negara Bagian Rakhine semakin memburuk, sebagian anggota Dewan Kota London mulai resah dan muncul wacana mencabut kembali gelar sudah diberikan.

Wacana itu muncul setelah seorang advokat yang juga menjadi anggota komite kebijakan dan sumber daya Dewan Kota London, Catherine McGuinness, merasa perlakuan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya sangat kejam. Dia menyampaikan kegundahan hatinya melalui surel ke sejawatnya.

Seorang sejawat Catherine di Dewan Kota London, Munsur Ali, lantas membalas surel itu. Isinya adalah perlu ada diskusi terbuka buat mengkritisi pemberian gelar kehormatan Pejuang Kebebasan terhadap Suu Kyi. Sebab, dia menganggap Suu Kyi gagal mewujudkan cita-citanya selama ini yakni menjamin kebebasan dan kesetaraan rakyat dalam demokrasi, yang bebas dari rasa takut dan penindasan junta militer. Dia juga menyatakan Suu Kyi tidak mampu mencegah pembantaian dilakukan pasukan Myanmar terhadap etnis Rohingya. Makanya dia meminta komite meloloskan permohonan gelar kehormatan itu mengevaluasi kembali keputusan mereka. Usul Ali didukung rekannya, Thomas Anderson.

"Seperti kawan-kawan lain, hal ini menjadi perhatian saya, bukan hanya sebagai warga London yang bangga akan kebebasan dan kesetaraan, tetapi juga karena saya memiliki darah keturunan Bengali," kata Ali, seperti dilansir dari laman The Guardian, Minggu (8/10).

Suu Kyidan pemerintah Myanmar dalam pernyataannya selalu menyebut etnis Rohingya dengan penduduk Bengali. Sampai detik ini, mereka tidak mengakui etnis Rohingya sebagai warga negara dan dianggap sebagai pendatang gelap dari Bangladesh.

Hal sama juga terjadi di Dewan Kota Oxford. Setelah pemungutan suara, secara mutlak mereka sepakat mencopot gelar kehormatan 'Kebebasan dari Kota Oxford' diberikan kepada Suu Kyi pada 1997. Saat itu dia masih sebagai tahanan rumah junta militer. Mereka bakal mencabut gelar itu pada 27 November mendatang.

Menurut Ketua Dewan Kota Oxford, Bob Price, dia mendukung penuh keputusan itu, meski Suu Kyi pernah belajar di kota itu. Malah kabarnya hal itu terjadi tak lama setelah kampus Suu Kyi memutuskan mencopot lukisan Penasihat Negara Myanmar itu sudah dipajang bertahun-tahun.

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar

Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar

Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Contohnya seperti Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.

Baca Selengkapnya
170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan

170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan

170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.

Baca Selengkapnya
NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).

Baca Selengkapnya
Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia

Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia

Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.

Baca Selengkapnya
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

Mereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Sebut Jakarta Tak Pernah Didesain untuk Jadi Ibu Kota Negara, Dipilih karena Terpaksa

Ridwan Kamil Sebut Jakarta Tak Pernah Didesain untuk Jadi Ibu Kota Negara, Dipilih karena Terpaksa

Kebijakan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya