Ini alasan mengapa bantuan AS untuk korban gempa Palu disebut sangat kecil
Merdeka.com - Gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter yang melanda Sulawesi Tengah telah menyebabkan 1.800 orang tewas dan 5.000 lainnya hilang. Saat ini tim penyelamat masih terus melakukan pencarian terhadap mayat-mayat korban bencana yang diduga masih terjebak dalam reruntuhan bangunan.
Musibah berskala besar ini mengundang rasa simpati negara-negara lain. Beberapa negara juga ikut mengirim bantuan kepada Indonesia sebagai bentuk solidaritas. Namun tidak seperti biasanya, Amerika Serikat justru memberi perhatian sedikit terhadap tragedi besar ini. Mengapa demikian?
Dilansir dari laman CNN, Rabu (10/10), AS rupanya saat ini juga sedang mengalami krisis. Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS menjadi lebih terpencar daripada sebelumnya. Tidak hanya itu, kekuatan asing yang ikut campur dalam pemilu kemarin telah menyebabkan negara tersebut tak terlindung dari infiltrasi di masa depan.
Ada banyak persoalan terjadi di AS saat ini, mulai dari Trump yang dituduh melakukan pelecehan seksual, pencalonan Brett Kavanaugh sebagai hakim Mahkamah Agung yang berujung pada dugaan pemalsuan sumpah karena dia dituding sebagai pelaku pemerkosaan, dan masalah-masalah lain yang menjadi kekhawatiran pemerintah.
Sebagai negara adidaya, AS seharusnya menjadi pemimpin dalam hal bantuan untuk negara asing, baik itu yang berkaitan dengan krisis kemanusiaan atau pembangunan secara umum. Namun di tengah permasalahan yang tengah dihadapi, AS harus melepaskan perannya pada tatanan global.
Sejauh ini AS sudah memberikan bantuan senilai USD 100.000 atau Rp 1,5 miliar melalui USAID sebagai permulaan. Namun tampaknya negara tersebut tidak memiliki banyak urgensi untuk memberikan bantuan lebih melalui badan pendanaan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Trump telah memotong anggaran dana untuk USAID. Hal ini membuat badan tersebut semakin sulit dalam menanggapi keadaan darurat internasional. Pemotongan dana ini juga berpengaruh terhadap program-program pemerintah yang lain seperti pembangunan, diplomasi, dan perdamaian.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Bakal Tambah Bantuan Beras ke Warga Prasejahtera Hingga Juni 2024 jika APBN Cukup
Jokowi menyerahkan bantuan pangan cadangan pangan pemerintah (CBP) kepada sejumlah penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaSerahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan
Jokowi menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.
Baca SelengkapnyaJokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi Cek Stok Beras di Gudang Bulog Cibitung dan Serahkan Bantuan Pangan
Presiden menyampaikan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi: Negara Lain Tidak Ada Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia
Nantinya masing-masing keluarga mendapat 10 kg beras per bulan.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Tak Ada Negara Lain Beri Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia
Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya