Rencana Dahlan beli peternakan sapi di Australia makin tak jelas
Merdeka.com - Sejak tahun lalu, di beberapa kesempatan Menteri BUMN Dahlan Iskan selalu mengutarakan soal rencananya membeli 1 juta hektar lahan peternakan sapi di Australia. Dahlan merencanakan untuk beternak sapi di Australia dengan pertimbangan biaya peternakan yang murah dengan kualitas sapi yang bagus.
Dua perusahaan BUMN digadang-gadang telah disiapkan sebagai eksekutornya yakni PT RNI (Persero) dan PT Pupuk Indonesia. Dahlan sempat berujar bahwa keputusan pembelian lahan sapi ini akan diputuskan pada bulan ini.
Namun rencana tersebut ternyata masih dikaji. Salah satu yang menjadi bahan pertimbangan adalah perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
Deputi Bidang Industri primer Kementerian BUMN, Muhammad Zamkhan mengaku, perusahaan BUMN akan mengakuisisi perusahaan peternakan Australia. "Untuk memiliki tanah di sana tidak gampang. Kemarin diputisin akuisisi perusahaan ternak di sana. RNI dan Pupuk Indonesia yang ditugasi," jelasnya.
Pihaknya merasa perlu untuk mendatangani Australia untuk meninjau kembali lokasi peternakan yang akan diakuisisi. Namun, akuisisi perusahaan peternakan dipastikan tahun 2014 rampung.
"Ini lagi ke sana lagi. Tahun ini, 2014, kita tunggu saja," katanya.
Sebelumnya, Dahlan menuturkan, kepastian pembelian lahan peternakan di Australia masih menunggu keputusan dari Pupuk Indonesia dan RNI. Keputusan dua anak buahnya itu akan dilaporkan pada akhir Maret 2014.
"Lahan peternakan sapi di Australia, akhir Maret akan ada keputusan final dari Pupuk Indonesia dan RNI," ujar Dahlan usai rapim di Kantor Pusat Pegadaian, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kendala lain dari persiapan pembelian lahan peternakan sapi itu ialah izin impor. Untuk itu, saat ini sedang dilakukan proses pengurusan izin di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
"Aturan impor gimana? Kalau aturan impor enggak memungkinkan, enggak jadi. Misalnya terkendala. Masih diurus, masih dinego. Tapi kalau aturan gimana-gimana, belum jalan dulu," katanya.
Sementara itu,kata dia, pihak Australia sudah memberikan persyaratan teknis yakni mengenai standar kandang sapi harus sesuai dengan Australia. Untuk itu, kandang sapi tradisional seperti di Indonesia tidak diperbolehkan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Buat Adonan Bakwan Gurih dan Renyah, Sedikit Serap Minyak
Untuk menyambut bulan puasa, bakwan yang renyah dan memiliki daya tahan yang baik adalah pilihan takjil yang lezat. Berikut adalah langkah-l
Baca SelengkapnyaMenimbang Wacana Pembentukan Pansus Tambang, Perlukah?
Pembentukan pansus tersebut dinilai sangat penting untuk mengungkap sengkarut izin tambang
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Selain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Sebut Harga Beras Bakal Turun di Saat Ramadan, Ini Alasannya
Kepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaSemua Tokoh Diminta Sebarkan Pesan Damai Usai Panas Pemilu, PBNU: Berbaik Sangka Agar Rukun
Apalagi, Bulan Ramadan segera tiba, masyarakat hendaknya lebih fokus beribadah
Baca SelengkapnyaSekjen Hanura: Pihak 02 Bangun Narasi Pemilu Selesai, Rakyat Jangan Mau Ditipu
Benny menyebut, Pemilu terdiri dari banyak tahapan.
Baca Selengkapnya