Di balik mundurnya Karen Agustiawan dari kursi Dirut Pertamina
Merdeka.com - Kabar mengejutkan datang dari Menteri BUMN Dahlan Iskan . Kemarin Dahlan mengatakan bahwa Karen Agustiawan mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Kemauan tersebut tidak bisa ditahan Dahlan. "Karen mengundurkan diri berkali-kali minta saya tolak dan saya pertahankan," ujarnya di ruang wartawan BUMN, Jakarta, Senin (18/8).
"Saya tidak mampu lagi memperpanjang Bu Karen, untuk itu Karen berhenti pada 1 Oktober, tinggal satu bulan lagi," tambahnya.
Dari pengakuan Dahlan, Keputusan Karen untuk tidak lagi memperpanjang masa jabatannya lantaran ingin mengurusi keluarga. Selain itu, karena masa jabatannya yang berakhir. Waktu masa jabatan habis, beliau minta tidak diperpanjang, karena jabatannya terlama, sudah karena 5 tahun penuh dan ditambah 6 tahun lebih sedikit. Tidak ada masalah apapun," tegas Dahlan.
Keputusan Karen mundur dari BUMN bidang migas itu dibenarkan pihak Pertamina . Karen sudah resmi mengajukan pengunduran diri. Surat pengunduran diri tersebut sudah disampaikan pekan lalu.
"Surat pengunduran 13 Agustus 2014. Jadi memang benar, beliau secara resmi mengirimkan resmi kepada perseroan yang ditembuskan kepada Menteri BUMN dan Pertamina persero," ujar VP Corporate Communication Pertamina Ali Mudakir.
Ali menyebutkan, Karen menjabat sebagai salah satu direksi di Pertamina pada 5 Maret 2008, kemudian pada 5 Februari 2009 dia diangkat dari direktur hulu menjadi orang nomor satu di Pertamina .
Keputusan Karen juga mengejutkan Menteri Keuangan Chatib Basri . Terlebih, selama ini Karen cukup sukses mengangkat kinerja sekaligus berhasil mengibarkan bendera Pertamina di kancah internasional dengan masuk Fortune 500.
"Pertamina maju di bawah bu Karen. Pertamina masuk dalam Forbes, itu juga saya kira pertama kali dalam sejarah Pertamina ya," kata menkeu.
Merdeka.com mencatat beberapa fakta dan indikasi di balik mundurnya Karen dari kursi Dirut Pertamina . Berikut paparannya.
Sudah sejak lama ingin mundur
Dari pengakuan VP Corporate Communication Pertamina Ali Mudakir, Karen Agustiawan sebetulnya sudah lama mengajukan pengunduran diri. "Hendak diperpanjang keberatan, namun masih ditahan Pak Dahlan, saat inilah yang tepat," ungkap Ali.
Hal serupa disampaikan Menteri ESDM Jero Wacik. Dia mengaku belum menerima surat resmi pengunduran diri Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan. Namun Jero sudah mendengar niat Karen yang ingin berhenti memimpin perusahaan BUMN bidang energi tersebut.
"Saya belum dengar resmi, Bu Karen belum ke saya. Saya baru dengar dengar saja. Belum ada pemberitahuan resmi," ucap Jero ketika ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (18/8).
Jero enggan berkomentar banyak soal pengunduran diri Karen. Jero Wacik hanya memberikan testimoni mengenai sosok Karen selama memimpin Pertamina.
"Nantilah (komentarnya). Katanya nanti 1 Oktober. Beliau cukup baik menurut saya. Beberapa saat lalu beliau menyampaikan berkeinginan. Saya belum terima surat resmi," tegas Jero singkat
Tak ada kaitan dengan politik
PT Pertamina membantahnya mundurnya Direktur Utama Karen Agustiawan, tidak terkait adanya isu tawaran menjadi menteri di pemerintah mendatang. Mundurnya Karen, yang sudah 6,5 tahun di perusahaan minyak pelat merah ini diklaim masalah pribadi.
"Beliau ingin slow down. Memang ada tawaran, tidak terkait politik. Namun beliau tegaskan setelah dirut mundur ingin urusi keluarga tidak ada kaitannya dengan politik," ujar Juru Bicara PT Pertamina Ali Mudakir di Kantor Pertamina, Jakarta, Senin (18/8).
Dia memastikan, mundurnya atasannya tersebut, lantaran memilih jalur karir di bidang pendidikan dan korporasi internasional. "Beliau masih mempertimbangkan jalur, ada pendidikan dan korporasi internasional masih dipertimbangkan."
Ingin mengajar di Harvard
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan memutuskan menyetujui pengunduran diri Direktur Utama PT Pertamina Galaila Karen Agustiawan. Secara resmi, Karen yang lebih dari dua periode duduk di kursi nomor satu perusahaan minyak pelat merah ini, berhenti per 1 Oktober 2014.
Dahlan mengaku tidak bisa memperpanjang direktur yang dinilai moncer tersebut. Karena, Karen ingin melanjutkan karirnya di dunia pendidikan. "Dan beliau sudah diterima mengajar di Harvard, Boston. Beliau disurati terus Harvard kapan bisa melaksanakan mengajarnya itu," ujarnya di ruang wartawan, Jakarta, Senin (18/8)
Mungkin sudah lelah dan dilema
Mantan Sesmen BUMN yang juga pengamat BUMN, Said Didu ikut angkat bicara terkait mundurnya Karen Agustiawan dari kursi Direktur Utama PT Pertamina. Dalam pandangannya, Karen mundur lantaran sudah lelah menghadapi dilema antara profesionalisme dan instruksi pemerintah.
"Saya pikir Bu Karen sudah capek menghadapi dilema persoalan sebagai profesional. Menghadapi kebijakan pemerintah terkait Pertamina yang profesional, itu menurut saya," ucap Said Didu ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (18/8).
Dia menyebut beberapa dilema yang harus dihadapi Karen mulai dari kebijakan subsidi BBM hingga kenaikan harga gas elpiji 12 Kg. Jika tidak dinaikkan maka Pertamina akan terus menanggung rugi.
"Beliau sudah menghitung risiko, risiko seorang profesional dan nantinya tidak dianggap tidak profesional, lalu risiko menanggung hukum, karena tidak menaikkan gas 12 Kg. Dirut Pertamina bisa dikenakan pidana karena kan selama ini pemerintah menyerahkannya kepada Pertamina," katanya.
Ada yang ganjil dari pengunduran diri Karen
Ekonom Faisal Basri menilai keputusan yang diambil oleh Karen, tidak wajar. Sebab, alasan mengajar dianggap tidak logis, bahkan menurutnya, ada sesuatu yang membuat Karen tidak betah memimpin perusahaan plat merah tersebut.
"Saya enggak tahu sama sekali berdasar informasi dari anda agak ganjil kalau alasannya ngajar. Jadi ada sesuatu yang terjadi yang dia enggak tahan lagi," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Senin (18/8).
Tetapi menurut dia, jika pengunduran diri tersebut dihubungkan karena perseteruan Pertamina dan PLN, itupun sangat tidak mungkin. Karena, kedua perusahaan BUMN tersebut sangat besar memberikan kontribusi terhadap negara. "Pelaku-pelaku aditif itu lebih ngeri lagi. Kenapa Pertamina masuk 500 terbaik, itu kan karena salesnya naik. Karena apa? karena penjualan BBM subsidi," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaesang soal Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina: Biasa Saja
Menurut Kaesang, pengunduran diri Ahok dari Komut Pertamina merupakan hal biasa.
Baca SelengkapnyaPertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMundur dari Komisaris Utama Pertamina, Ahok Ternyata Tuan Tanah yang Tak Punya Mobil dan Motor
Hengkangnya Ahok dari Pertamina karena akan fokus berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud dalam pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Pegawai Pertamina, Si Paling Arogan Dibebastugaskan Terancam Sanksi
Hermansyah menegaskan Pertamina tidak akan mentolerir perbuatan yang dilakukan Arie Febriant tersebut.
Baca SelengkapnyaCerita di Balik Pengunduran Diri Ahok dari Komut Pertamina Singgung Megawati Rela Masuk Penjara
Ahok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaSegini Kekayaan Pegawai Pertamina Arogan yang Parkir Sembarangan hingga Ludahi Pengguna Jalan
Segini Kekayaan Pegawai Pertamina Arogan yang Parkir Sembarangan hingga Ludahi Pengguna Jalan
Baca SelengkapnyaWamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi
Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaBUMN Pertamina Turun Tangan Bantu UMKM Berdaya Saing Global, Ini Dilakukan Perusahaan
Sejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca SelengkapnyaMau Ikut Kampanye Ganjar-Mahfud, Ahok Pilih Mundur dari Komisaris Utama Pertamina
Ahok memutuskan mundur dari Komisaris Utama Pertamina untuk kampanye Ganjar
Baca Selengkapnya