Sempat Jadi Kuli Cuci Piring untuk Dapat Makan, Kini Achmadi Sukses Bangun Bisnis Logistik
Usai lulus dari SMA, Achmadi memutuskan untuk merantau ke Jakarta tahun 1981. Keputusan itu sempat ditentang orang tuanya.
Usai lulus dari SMA, Achmadi memutuskan untuk merantau ke Jakarta tahun 1981. Keputusan itu sempat ditentang orang tuanya.
Usia yang tidak lagi muda bukan menjadi hambatan bagi Achmadi merintis sebuah usaha. Namun, untuk berada di posisi saat ini, banyak peluh keringat hingga tempaan mental yang harus dilalui Achmadi.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube fokusinajaofficial, Achmadi merupakan pria asal Pontianak, Kalimantan Barat. Pendidikan yang mampu ditempuh Achmadi hanya Sekolah Menengah Atas (SMA). Gaji ayahnya yang bekerja sebagai polisi tidak mampu membiayai pendidikan 6 anak yang lebih tinggi.
"Kehidupan saya itu penuh dengan jualan. Dari pagi, sebelum sekolah saya jualan kue, pulang sekolah, makan, belajar, jualan kue lagi sampai sore," kata Achmadi, dikutip pada Kamis (21/9).
"Kalau liburan sekolah saya tidak main, saya ikut kerja kuli bangunan," sambungnya.
Usai lulus dari SMA, Achmadi memutuskan untuk merantau ke Jakarta tahun 1981. Keputusan itu sempat ditentang orang tuanya. Sebagai kota yang keras, orang tua Achmadi khawatir sang anak tidak akan bertahan.
Achmadi bergeming, dia bersikeras mengubah nasib ekonomi keluarga dengan mencari peluang di Jakarta. Dia pun berangkat dari Pontianak ke Jakarta menggunakan kapal laut. Sepanjang perjalanan, Achmadi bantu-bantu cuci piring atau membersihkan dek kapal demi mendapatkan uang.
Dia kemudian berjalan menyusuri Jalan Pasar Senen, Jakarta Pusat, untuk mencari makan. Dia mendatangi tiap-tiap warung tenda masakan padang, menawarkan jasa mencuci piring demi mendapatkan makan.
"Terrnyata tidak, saya disuruh angkat kain dari bawah ke atas setiap hari bekerja seperti itu," ucapnya.
Selama empat tahun bekerja di konveksi, Achmadi kembali menghadapi tempaan hidup. Konveksi tempat dia bekerja bangkrut, dia harus kembali menganggur. Namun, masa pengangguran itu tidak lama.
Achmadi diajak bekerja sebagai kuli tebang kayu karet di Cikalong, Cianjur, Jawa Barat. Kemudian, sang kakak menawarkan pekerjaan di supermarket Golden Truly, Jakarta Pusat. Sejak itu, Achmadi tidak lagi berpindah-pindah kerja.
Hingga akhirnya, di usia 47 tahun Achmadi memutuskan berhenti bekerja dan memilih membuka usaha logistik yang diberi nama PT Anugerah Agung Abadi Logistik (A3L).
"Saya bekerja sudah nyaman, sudah punya jabatan fasilitas. Saya bekerja perusahaan lama itu tahun 93 dari posisi kurir sampai 16 tahun," ucap Achmadi.
Saat ini, PT A3L sudah memiliki setidaknya 200 klien yang kebanyakan merupakan perusahaan asal Jepang. Dan memiliki kantor cabang yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia khususnya di kawasan industri.
PT Pos Finansial Indonesia (POSFIN) dan PT Pos Logistik Indonesia (POSLOG) bersinergi.
Baca SelengkapnyaYT penyuplai bahan makanan dan penadah untuk KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaSelain bisnis ekspor ikan, ia juga punya beberapa cabang bisnis lain yang keuntungannya menjanjikan.
Baca SelengkapnyaBULOG tetap berkomitmen untuk mewujudkan pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah terutama dalam menyikapi risiko dampak El Nino.
Baca SelengkapnyaMembangun bisnis tentunya tidak semulus yang dibayangkan.
Baca SelengkapnyaMembangun bisnis untuk sukses tidak bisa instan. Harus melewati tantangan dan waktu panjang.
Baca SelengkapnyaPemerintah melarang penjualan barang impor di bawah Rp1,5 juta.
Baca SelengkapnyaDitjen Bea Cukai akan mulai memantau pergerakkan bisnis jastip.
Baca SelengkapnyaTak kunjung lolos setiap kali seleksi CPNS, Ermawanto akhirnya memilih bekerja sebagai pegawai swasta dan kemudian membuka usaha.
Baca Selengkapnya