Nilai Tukar Rupiah Stagnan di Level Rp14.000-an per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat masih bergerak stabil di level Rp14.000-an per USD. Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp14.084 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.085 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak stabil dan tak mampu meninggalkan level Rp14.000-an per USD. Hingga Penutupan perdagangan, Rupiah masih bertengger di level Rp14.088 per USD.
Akhir pekan lalu, Rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup stagnan usai bank sentral menahan suku bunga acuan pada Kamis (21/11) lalu.
Rupiah ditutup stagnan di level Rp14.092 per USD seperti posisi hari sebelumnya.
Analis Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, ditahannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia memengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
"Mungkin ada juga efek dari bank sentral menahan suku bunga acuannya. Tapi kami menilai keputusan BI sudah tepat," ujar Rully.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 November 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5 persen.
Bank Sentral Turunkan GWM Perbankan
Bank sentral juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk bank umum konvensional dan bank umum syariah/unit usaha syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5 persen dan 4 persen, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3 persen, dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020.
BI menyebut kebijakan tersebut ditempuh guna menambah ketersediaan likuiditas perbankan dalam meningkatkan pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pasar tampaknya masih khawatir atas status negosiasi perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
"Selain suku bunga acuan BI, sentimen bagi rupiah hari ini masih terkait "trade war"," kata Rully.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya