Mengenal Istilah Petconomy, Tren Masyarakat Habiskan Uang Setara UMR Jakarta untuk Hewan Peliharaan
Jumlah uang yang dikeluarkan biasanya sebagai jasa profesional untuk merawat hewan peliharaan mereka tiga kali seminggu.
Tidak ada orang tua yang ragu untuk mengeluarkan uang berapa pun demi anak-anak mereka. Cinta tanpa syarat ini sering kali mengorbankan kesejahteraan finansial mereka sendiri. Saat ini, pemilik hewan peliharaan juga sama setianya.
Tidak sedikit orang tua hewan peliharaan menghabiskan biaya cukup besar untuk membeli perlengkapan kebutuhan kualitas premium, baik dari sisi makanan, vitamin, aksesoris, hingga pakaian hewan peliharaan.
-
Mengapa pajak hewan peliharaan diberlakukan? Ada banyak catatan mengenai penyebab diterapkannya pajak untuk anjing.Namun yang paling santer terdengar adalah sebagai upaya dari pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit anjing gila atau rabies.
-
Kucing jenis apa yang harganya mencapai miliaran? Kucing Ashera adalah kombinasi gen dari kucing rumah, kucing ras Afrika, dan kucing macan tutul Asia. Kucing ini sangat langka. Harga terendah mencapai Rp251,6 juta. Sementara yang mirip macan tutul salju, harganya mencapai Rp1,43 miliar.
-
Bagaimana kucing menjadi hewan peliharaan? Kucing domestik yang pertama kali muncul kemungkinan merupakan hewan yang suka mengambil keuntungan, dengan mendekat pada manusia karena dapat dengan mudah mendapat makanan.
-
Apa saja manfaat kucing sebagai peliharaan? Memiliki hewan peliharaan merupakan cara yang baik untuk menemani keseharian kita. Baik kucing, anjing, atau hewan lainnya, hewan peliharaan memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang kerap tidak disadari pada tubuh kita.
-
Apa arti kata kucing? Kucing adalah ungkapan rasa cinta
-
Kapan aturan pajak anjing di Indonesia mulai diterapkan? Aturan tentang pajak anjing tertuang dalam staatsblad (lembaran negara) 1906 nomor 283.
Tren ini kemudian menimbulkan pertanyaan apakah tindakan inni berlebihan, mengingat mereka bukan manusia?
Dilansir dari The Korea Times, menurut banyak pemilik hewan peliharaan, yang percaya bahwa kesetiaan dan cinta yang ditawarkan hewan seringkali tak tertandingi dalam hubungan manusia.
“Saya menghabiskan setidaknya 500.000 won (Rp5,8 juta) untuk anjing saya setiap bulan, tetapi saya tidak pernah menganggapnya sebagai pemborosan,” kata seorang pemilik anjing berusia 30-an yang bermarga Kim. “Itu telah dan akan terus menjadi kesenangan saya selama saya diberkati untuk menghabiskan waktu bersamanya.”
Merujuk pernyataan Kim, pengeluaran Kim tersebut setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta tahun 2024 yaitu Rp5.067.381 per bulan.
Kim mengatakan dia hanya mengambil liburan jika dia dapat menemukan hotel ramah hewan peliharaan dengan fasilitas untuk anjing.
“Mungkin ini terlihat mahal di mata orang yang tidak punya hewan peliharaan. Namun, saya tidak peduli dengan harganya, jika apa yang saya bayarkan dapat memberikan perawatan terbaik bagi teman hidup saya yang kebahagiaan dan kesejahteraannya merupakan sumber utama kegembiraan dalam hidup saya.”
Kebangkitan Petconomy
Dia adalah salah satu dari banyak pemilik hewan peliharaan yang mendorong kebangkitan "petconomy," gabungan dari "pet" dan "economy."
Menurut Institut Ekonomi Pedesaan Korea (KREI), badan penelitian yang berafiliasi dengan kementerian pertanian, ukuran pasar hewan peliharaan negara itu diperkirakan akan tumbuh menjadi 6 triliun won pada tahun 2027, naik dari 4,6 triliun won tahun lalu.
Sekitar 15 juta orang memiliki hewan peliharaan, yang berarti sekitar satu dari tiga penduduk Korea memiliki hewan peliharaan.
Jumlah anjing yang terdaftar pada perantara yang ditunjuk pemerintah melonjak 47 persen dari tahun 2019 hingga 2022.
Orang tua yang memiliki anak semakin tergusur oleh tren hewan peliharaan, terbukti dengan penjualan kereta dorong hewan peliharaan dan makanan hewan peliharaan yang kini lebih laku daripada makanan bayi.
Menurut Gmarket, 57 persen kereta dorong yang terjual adalah untuk hewan peliharaan, sementara hanya 43 persen untuk anak-anak.
Demikian pula, penjualan makanan anjing secara konsisten melampaui penjualan makanan bayi sejak tahun 2021.
Data terpisah dari Gmarket menunjukkan bahwa penjualan makanan anjing mencapai 48 persen dari total penjualan dibandingkan dengan makanan bayi pada tahun 2020. Pangsa ini naik menjadi 61 persen pada tahun 2021 dan mencapai 69 persen pada bulan Mei.
Beberapa pusat kebugaran hewan peliharaan dilaporkan menawarkan pelatihan dan terapi pribadi untuk anjing dalam paket lengkap satu lawan satu yang biayanya mencapai 1 juta won.
Jumlah uang yang sama biasanya dibutuhkan untuk menyewa jasa profesional untuk merawat hewan peliharaan mereka tiga kali seminggu.
Pasar hewan peliharaan diperkirakan akan terus berkembang, didukung oleh inisiatif pemerintah yang bertujuan memposisikan industri sebagai pendorong pertumbuhan utama.
Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan, Kementerian Ekonomi dan Keuangan, dan Komisi Jasa Keuangan mengumumkan langkah-langkah pada bulan September untuk mendukung industri hewan peliharaan.
Di antara rencana tersebut adalah pembentukan sistem pelabelan dan standar makanan yang selaras dengan pasar hewan peliharaan maju seperti di AS dan Uni Eropa.