Mendag Enggar terus lobi AS agar tak hapus bea masuk produk Indonesia
Merdeka.com - Mendag Enggar terus lobi AS agar tak hapus bea masuk produk Indonesia
Pemerintah Indonesia berjanji akan terus berupaya meyakinkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk tidak menghapuskan bea masuk bagi produk-produk Indonesia. Hal ini menyusul evaluasi AS terhadap fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) bagi Indonesia.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, pada dasarnya Pemerintah Indonesia tidak akan mengemis kepada AS agar tetap memberikan fasilitas GSP. Namun demikian, Indonesia akan menunjukkan niat baik agar perdagangan kedua negara bisa terus ditingkatkan.
"Jadi kita sekali lagi kita enggak mau meminta, tetapi kita tunjukkan pada mereka. Karena mereka juga concern dengan trade defisit. Defisit mereka lebih dari USD 700 miliar. Kita tunjukkan bahwa saya datang ke sini bukan hanya untuk itu," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (5/8).
Menurut Enggar, Indonesia tidak hanya ingin menjadikan AS sebagai pasar, melainkan bagaimana tercipta kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan kedua negara. Oleh sebab itu, Indonesia akan terus meyakinkan AS akan pentingnya peningkatan kerja sama perdagangan ini.
"Saya tidak mau menekan mereka. Ini yang sudah jadi, GSP ini begini, yang menguntungkan kedua belah pihak. Private sector juga kita dorong untuk membantu memproses itu. Saya bilang it's up to you. Kalau kita sepakat mau naik (nilai perdagangan), GSP itu akan sangat membantu," jelas dia.
Sebelumnya, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap berharap agar Negeri Paman Sam tersebut tetap memberikan fasilitas GSP kepada Indonesia. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan delegasi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo di Istana Merdeka, pagi ini.
"Presiden menyampaikan, harapan Indonesia tentunya fasilitas GSP tetap akan diberikan ke Indonesia. Kalau kita lihat dari barang yang ada di GSP, 53 persen adalah terkait dengan produk yang diekspor AS, terkait proses produksi yang diperlukan," tandas Retno.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaMenko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi panggilan sebagai saksi oleh MK dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnya