Sewaktu Kecil Terlahir Normal, setelah Dewasa Ilmuwan Kontroversi ini Berubah Fisiknya, Dokter Bilang Hidupnya Tak Lama Lagi
Tidak pernah ada yang menyangka bila Stephen Hawking yang dulunya gagah berubah fisiknya pasca terkena penyakit amyotrophic lateral sclerosis.

Stephen Hawking, seorang fisikawan teoretis dan kosmolog terkenal, adalah contoh luar biasa dari semangat dan kecerdasan yang mengatasi keterbatasan fisik. Namun, banyak yang mungkin bertanya-tanya, apakah ia sudah mengalami kecacatan sejak kecil?
Jawabannya adalah tidak. Berikut adalah perjalanan hidup Hawking yang luar biasa dari masa kecil hingga menjadi ikon ilmiah dunia dikutip dari beragam sumber, Kamis (23/1).
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana Stephen Hawking mengatasi keterbatasannya? Didiagnosis dengan penyakit motor neuron pada usia 21, Hawking mengubah tantangan itu menjadi kekuatan, menciptakan teori yang mengubah ilmu kosmologi.
-
Mengapa Stephen Hawking menjadi ateis? 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana Stephen Hawking melihat Tuhan? Pada 2014 Hawking pernah mengatakan kepada media bahwa ia adalah seorang ateis dan tidak mempercayai akan kehadiran Tuhan. Hawking mempercayai bahwa tidak akan ada surga ataupun kehidupan setelah kematian.
-
Bagaimana Stephen Hawking memandang Tuhan? 'Yang saya maksud dengan ‘kita akan mengetahui pikiran Tuhan’ adalah bahwa kita akan mengetahui semua yang akan diketahui Tuhan, jika memang ada Tuhan, padahal tidak ada. Saya adalah seorang ateis,' jelas Hawking.
-
Bagaimana Stephen Hawking pandang bahaya AI? Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris, dalam keluarga yang sangat intelektual. Masa kecilnya cukup normal, tanpa tanda-tanda kecacatan fisik.
Ia dikenal sebagai anak yang santai, meskipun sudah menunjukkan bakat besar dalam matematika dan sains. Di sekolah, Hawking dianggap siswa yang cerdas tetapi tidak terlalu serius dalam belajar, sering disebut "Einstein" oleh teman-temannya.
Awal Mula Penyakit ALS

Kehidupan Hawking berubah drastis saat ia berusia sekitar 21 tahun. Ketika itu, ia sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Cambridge. Gejala awal yang ia alami termasuk kesulitan bergerak dan berbicara.
Pada tahun 1963, Hawking didiagnosis dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS), atau penyakit motor neuron. Penyakit ini menyerang sel-sel saraf yang mengontrol otot, menyebabkan kelemahan progresif dan akhirnya kelumpuhan.
Saat itu, dokter memberikan prognosis yang suram, memperkirakan bahwa ia hanya memiliki sisa hidup beberapa tahun.
Namun, Hawking menentang semua prediksi dan hidup dengan penyakit tersebut selama lebih dari 50 tahun. Perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
Prestasi Luar Biasa di Tengah Keterbatasan
Meskipun fisiknya semakin melemah, otak Hawking tetap tajam. Ia terus bekerja dalam bidang fisika teoretis dan kosmologi, menghasilkan karya-karya monumental.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah buku A Brief History of Time (1988), yang menjelaskan konsep-konsep kompleks tentang alam semesta kepada pembaca umum. Buku ini menjadi bestseller internasional dan membuatnya dikenal luas di luar komunitas ilmiah.
Hawking juga terkenal karena teorinya tentang radiasi Hawking, yang menunjukkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya gelap tetapi memancarkan radiasi. Teori ini mengubah cara ilmuwan memahami lubang hitam dan hukum termodinamika.
Stephen Hawking bukan hanya seorang ilmuwan jenius, tetapi juga simbol keberanian dan ketekunan. Ia mengubah cara kita memahami alam semesta sambil mengatasi tantangan fisik yang luar biasa. Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi siapa saja yang menghadapi kesulitan, menunjukkan bahwa batasan hanya ada jika kita membiarkannya.