Ilmuwan Baru Tahu Besarnya Alam Semesta 100 Tahun Lalu dan Yakini Kelak akan Berakhir
Merdeka.com - Pada awal 1900-an, alam semesta tampaknya menjadi tempat yang jauh lebih kecil. Saat itu, para astronom percaya hanya galaksi Bima Sakti yang ada. Mereka tidak tahu ada miliaran galaksi lain atau bahasa sederhananya ilmuwan belum mengetahui betapa kecilnya kita sebenarnya.
Mengapa? Karena mereka benar-benar tidak mengetahui bagaimana mengukur jarak ke bintang yang sangat jauh. Dilansir dari laman Vox, Rabu (29/3), ada masalah yang cukup sederhana dalam astronomi. Masalah itu yakni bintang yang jauh dan terang terlihat hampir sama dengan bintang redup yang terlihat dekat.
Mereka memberikan analogi dua mercusuar yang menyala di pantai pada malam hari. Dari kejauhan, satu dari mercusuar itu terlihat lebih terang. Padahal secara teknis, lampu yang digunakan sama. Namun hasilnya dilihat dari kejauhan berbeda. Inilah bagi para ilmuwan kala itu begitu membingungkan.
Maka itu, para ilmuwan membutuhkan cara untuk mengetahui kecerahan intrinsik bintang - untuk mengetahui kecerahan mereka. Saat itulah Henrietta Leavitt, seorang ahli komputer kelahiran Massachusetts yang bekerja di Harvard College Observatory hadir.
Pada 1908 atau 110 tahun yang lalu, dia menerbitkan penemuan yang mungkin terdengar kecil tetapi merupakan salah satu yang paling penting dalam sejarah astronomi yang membuka tabir alam semesta.
Sebelum Henrietta Leavitt hadir, banyak astronom melihat bintang-bintang di tempat yang sekarang dikenal sebagai galaksi Andromeda berjarak sekitar 2,5 juta tahun dari cahaya. Dan secara keliru mereka mengira adalah bagian dari galaksi Bima Sakti yang hanya berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya.
Padahal, bintang-bintang Andromeda itu jlebih jauh. Namun para ilmuwan tidak mengetahuinya. Pada saat itu, para astronom memiliki beberapa metode untuk mengetahui jarak ke bintang, tetapi mereka hanya bekerja untuk bintang yang relatif dekat dengan Bumi.
Penemuan Leavitt begitu sangat berarti. Istilahnya, penemuannya menghubungkan denyut nadi satu jenis bintang dengan kecerahannya yang sebenarnya. Cara ini adalah kunci untuk mengukur objek yang semakin jauh ke luar angkasa.
Jika para astronom ingin mengukur benda-benda yang jauh, penemuan Leavitt menunjukkan, mereka hanya perlu mencari cepheid. Rumusnya membuat para astronom memetakan jarak relatif ke bintang: Mereka dapat menggunakannya untuk membandingkan dua bintang dan mencari tahu mana yang lebih dekat.
Butuh lebih banyak pekerjaan oleh ilmuwan lain untuk mengkalibrasi tolok ukur ini, untuk memberikan angka konkret di atasnya. Tapi begitu mereka melakukannya, dan mulai mengukurnya, kosmos tumbuh dan berkembang.
Singkatnya, para ilmuwan terus membangun ‘garis ukur’ yang sudah ditetapkan Leavitt untuk mengukur alam semesta. Dan saat ilmuwan menggunakan alat pengukur ini, pemahaman mereka tentang alam semesta semakin berkembang.
Ilmuwan pun takjub dan menyadari bahwa alam semesta jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Ada miliaran galaksi di luar angkasa dan itu kemungkinan akan terus berkembang.
Para astronom menyadari bahwa alam semesta memiliki permulaan. Jika galaksi bergerak menjauh satu sama lain sekarang, itu berarti mereka lebih dekat satu sama lain di masa lalu — yang mengarahkan para ilmuwan pada gagasan Big Bang. Itu juga membuat mereka menyadari bahwa alam semesta mungkin, pada akhirnya akan berakhir.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedang Mengamati Luar Angkasa, NASA Tak Sengaja Temukan Sinyal Misterius dari Luar Galaksi
Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini.
Baca SelengkapnyaBintang Tertua di Alam Semesta Ditemukan, Berada di Dekat Galaksi Bima Sakti
Penemuan ini memberikan perspektif unik tentang proses pembentukan elemen-elemen awal di galaksi selain Bima Sakti
Baca SelengkapnyaDaftar Peristiwa Astronomi Terbesar yang Bakal Terjadi sepanjang 2024, Catat Tanggalnya!
Berikut rentetan peristiwa astronomi yang akan terjadi pada 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet
Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Sedotan Tertua di Dunia Berusia 5.500 Tahun, Panjangnya Hampir 1 Meter
Studi terbaru menemukan, tabung ramping yang terbuat dari emas dan perak yang diciptakan pada Zaman Perunggu menjadi sedotan minuman tertua di dunia.
Baca SelengkapnyaKalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak
Kalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.
Baca SelengkapnyaKepala Manusia akan Bengkak jika Terlalu Lama Tinggal di Luar Angkasa, Ini Penyebab dan Solusinya
Salah satu yang akan terjadi pada tubuh astronot adalah Sindrom Neuro-Okular atau kepala jadi bengkak.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Temukan Sarang Tertua di Dunia Berusia 29 Juta Tahun, Masih Lengkap dengan 50 Telur Serangga
Ini merupakan temuan langka dan kemungkinan satu-satunya fosil sarang dengan telur yang masih lengkap yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaDarimana Asal Usul Nama Bumi untuk Planet Ini? Ini Penjelasannya
Nama Bumi ada asal-usulnya. Berikut adalah sejarah dari penamaan nama Bumi.
Baca Selengkapnya