Merdeka.com - PT Fujifim Indonesia kian fokus di bisnis medical IT di Tanah Air. Hal ini ditandai dengan keseriusan perusahaan yang identik dengan produk kamera dan lensa ini memamerkan produk kesehatan berbasis teknologi informasi tersebut, yakni Synapse Picture Archiving and Communication System (Pacs) dan FRD-D-Evo II, di pameran kesehatan terbesar di Indonesia, Hospital Expo 2017, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, hingga 21 Oktober mendatang.

Jatmiko Dwiwantoro, National Sales Manager divisi Medical Fujifilm Indonesia, menjelaskan dengan digitalisasi, Fujifilm ingin fokus ke medical IT, karena ke depan tantangannya adalah semua produk terkoneksi dengan IT. Lewat produk-produknya, Fuji film menawarkan solusi kesehatan yang memberikan kesempatan bagi tempat pelayanan kesehatan di daerah terpencil untuk mendapatkan akses kesehatan yang sama dengan kota-kota besar. Sekaligus memberikan dukungan terhadap program pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.

Synapse Pacs merupakan sistem pengarsipan gambar dan komunikasi untuk memudahkan prasarana kesehatan yang menghubungkan satu divisi dengan divisi lain. Sistem ini membuat petugas medis saling terhubung melalui cloud, sehingga dapat mengakses informasi sama dalam waktu bersamaan dari tempat berbeda, baik lewat perangkat smartphone maupun tablet.

Sementara FDR E-Evo II adalah mesin radiografi digital portable yang ringkas dan tahan banting. Perangkat ini mampu menyimpan hasil foto ronsen hingga 100 foto. Hasil foto ini juga dapat dibagi melalui bluetooth dan dikirimkan ke petugas medis terkait sehingga analisis dan tindakan medis dapat dilakukan lebih cepat.

"Dengan teknologi baru dari Synapse Pacs, ada banyak benefit yang ditawarkan, seperti diagnosa oleh dokter menjadi lebih cepat, informasi dan tindakan medis ke pasien juga lebih cepat, sekaligus meminimalkan risiko medis kepada pasien. Platofm Synapse Pacs juga memungkinkan bagian radiologi berkoneksi langsung dengan dokter spesialis," ujar Jatmiko saat ditemui di booth Fujifilm Hospital Expo 2017, Jakarta, kemarin (19/10).

M Ridha Syamsu Djalali, Sales and Marketing for Modality Medical Division Fujifilm Indonesia, menambahkan secara umum teknologi baru ini membuat sistem kerja rumah sakit lebih ringkas. Kemudian untuk penyakit tertentu seperi stroke, penanganannya bisa lebih cepat. Seperti diketahui standar penanganan penyakit stroke adalah dalam tempo 30 menit, sedangkan di Indonesia masih butuh waktu 2 jam.

Kemudian Contoh kasus kerja sama Fujifilm dengan satu rumah sakit di Jepang, kinerja dokter menjadi lebih maksimal termasuk untuk tindakan operasi.

Kata Jatmiko, Fujifilm selau mengembangkan produk supaya sesuai dengan kebutuhan konsumen atau customer oriented. Karena maraknya tren disrupsi yang mana teknologi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik lagi. Disrupsi teknologi ini menjalar ke bidang non-konsumsi harian yang bersifat peningatan mutu kehidupan msayarakat seperti produk kesehatan.

Fujifilm Indonesia merupakan anak usaha langsung Fujifilm Holdings Corporation, yang didirikan pada September 2011. Sangat dikenal sebagai produsen kamera dan lensa, Fujifilm kini merambah ke bisnis baru, seperti medical IT, produk industri, dan perawatan kulit. Saat ini perusahaan juga memiliki kantor cabang di Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar, serta kantor representasi di Medan dan Palembang.