Merdeka.com - Di Indonesia, nama besar Android penguasa pasar seperti Samsung, Asus, Oppo, dan Vivo, ternyata punya satu hal yang sering mengganggu: laman antarmuka bawaan.

Laman antarmuka di berbagai smartphone Android yang kebanyakan kita pakai seringkali menawarkan pengalaman menarik berupa tampilan atau berbagai aplikasi bawaan yang jauh lebih baik dari versi murni Android. Masalahnya, berbagai boatware ini akan mengurangi kemulusan performa, dan kadang bagi sebagian pengguna, ini tak terlalu dipakai.

Berikut beberapa smartphone Android yang membawa Android murni, ataupun menggunakan bloatware sesedikit mungkin.

Essential Phone

Essential Phone adalah smartphone terbaru besutan Andy Rubin, sang kreator Android. Tentu dengan titel ini, jelas kita akan melihat Android murni di Essential Phone.

Benar, keunikan yang dibawa oleh Essential Phone adalah tak ada bloatware dalam softwarenya. Selain itu, Essential Phone juga tak memiliki logo. Hal ini membuat Essential Phone terlihat lebih 'rendah hati' jika dibandingkan dengan saingan flagship yang lain.

Essential Phone sendiri memiliki 3 prinsip, seperti yang disebut oleh Andy Rubin, yakni:

1. Perangkat adalah properti personal, kami tak akan memaksa untuk memiliki apapun yang tak ingin Anda miliki.

2. Kami akan selalu bermain baik dengan pihak lain. Ekosistem yang tertutup merupakan hal yang memecah belah dan kuno.

3. Sebuah perangkat seharusnya tidak ketinggalan zaman di tiap tahunnya. Perangkat tersebut harusnya berkembang bersama Anda.

Motorola rilisan Indo: Moto Z2 Play dan Moto G5S Plus

Smartphone rilisan Motorola ternyata punya kelebihan lain di samping konsep modular, performa, atau kameranya: bebas bloatware. Hal ini juga dibawa oleh dua rilisan Motorola di Indonesia, Z2 Play dan G5S Plus.

Moto Z2 Play dan Moto G5S Plus di Indonenya, menggunakan Android 7.1.1 Nougat, tanpa sentuhan antarmuka Motorola. Hal ini dilakukan karena ketimbang memberatkan, Motorola lebih fokus di kinerja dan performa kamera. Terlebih lagi, performa baterai juga jadi salah satu yang unggul bagi Motorola, dan produsen smartphone yang diakuisisi Lenovo tersebut tak ingin mengorbankannya.

Smartphone Nokia keluaran HMD Global

Di Indonesia, Nokia akan segera merilis berbagai model. Mulai dari Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6. Keunggulan paling utama dari ponsel Nokia rilisan HMD Global? Digunakannya Android murni.

Nokia memang terkenal dengan desainnya: sederhana, ergonomis, dan build quality yang baik. Hal ini tetap diusung Nokia di era smartphone yang pasarnya dikuasai iPhone dan Samsung. Namun selain kualitas, senjata utama Nokia ternyata di soal software, yakni diusungnya Android Nougat secara murni.

Hal ini bahkan diungkapkan oleh wakil presiden HMD Global wilayah Timur Tengah, Per Ekman.

"Banyak smartphone di pasaran yang tidak mengusung Android OS sebagaimana harusnya. Produsen smartphone menambahkan 'kulit' di luar oS aslinya. Konsumen berhak untuk memiliki versi terbaru dari OS dan kami akan memberikan versi terbaru sesegera mungkin ketika tersedia dari Google," ungkap Per Ekman. "Kami dan Google akan bersama meningkatkan kualitas merek Nokia dengan menambahkan berbagai input di smartphone kami, termasuk Google Assistant," pungkasnya.

Benar, HMD sangat ingin menonjolkan bahwa smartphone Nokia baru adalah smartphone yang mengusung Android paling bersih dan murni. Hal ini tercermin dari tiga buah perangkat yang telah rilis, yakni Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6. Di gelaran MWC 2017 lalu pun Nokia mengejutkan banyak pihak karena semua perangkatnya sudah mengusung Android Nougat 7.1.1 langsung dari kotak, serta pembaruan keamanan tiap bulannya.

Bahkan, Chief Product Officer dari HMD Global, Juho Sarvikas, menyebut bahwa semua perangkat Android Nokia akan segera mendapat update dan akan mengusung Android 8.0 Oreo terbaru. Bahkan, Nokia 3 yang merupakan smartphone paling 'murah' Nokia, juga akan dapat.

OnePlus 5

OnePlus 5 adalah smartphone flagship yang jadi salah satu yang paling murah yang ada di pasaran. Meski tak semurah di era OnePlus 3 dan 3T dulu, OnePlus 5 ini tetap jadi salah satu pilihan terbaik untuk membawa pulang smartphone dengan performa buas namun ramah kantong.

Salah satu keunggulan OnePlus, berbeda dengan Oppo dan Vivo yang juga merupakan pabrikan China, yakni software Android murni yang diusung.

Xiaomi Mi A1

Xiaomi Mi A1 adalah smartphone mid-range yang berkolaborasi dengan Google untuk memperkenalkan kembali Android One.

Android One adalah rangkaian smartphone dengan harga hemat, yang ditujukan untuk pasar negara berkembang. Smartphone ini menjalankan Android murni yang didesain, dipasarkan serta didukung Google. Sedangkan hardwarenya ditangani oleh produsen hardware asli atau OEM.

Dalam hal ini, Xiaomi memproduksi sekedar hardwarenya saja. Ini adalah kali pertama Google bekerja sama dengan nama besar, karena sebelumnya Android One bekerja sama dengan nama-nama kurang terkenal seperti Micromax, Spice, serta Nexian.

Xiaomi pun untuk Mi A1 mengusung tagling berupa "Created by Xiaomi, Powered by Google."

Jadi sudah bisa dipastikan bahwa Mi A1 akan mengusung versi bersih dari Android, tak seperti Android lainnya yang mengusung MIUI yang membuat pengguna cukup banyak menemui bloat.

Smartphone ini pun juga mengusung Android Nougat sejak keluar dari kotak dan akan segera mendapat update Oreo di akhir tahun nanti. Bahkan, menurut Xiaomi, perangkat ini akan jadi yang pertama mendapat update Android P di tahun depan karena berpartner dengan Google.

Ada beberapa fitur MIUI yang tetap dipasang di Mi A1, seperti aplikasi kamera khas Xiaomi. Meski demikian, aplikasi kamera tersebut tetap terhubungan dengan Google Photos. Namun selebihnya, Mi A1 sangat bersih.

Pixel 2 dan Pixel 2 XL

Tak perlu ditanyakan lagi, sebagai produk Google, Pixel 2 punya tugas untuk memamerkan Android terbaru secara alami, tanpa sentuhan UI seperti di produk smartphone lain. Pixel 2 sendiri mengusung beberapa fitur Oreo murni seperti titik notifikasi serta picture-in-picture, tak lupa juga Pixel Launcher.

Hal ini juga dilakukan Google di masa lalu, di saat masih mengusung lini smartphone Nexus.

Di generasi kedua Pixel ini, bar Google Search ada di bagian bawah, tepat di atas tombol navigasi. Hal ini dilakukan untuk kemudahan jari kita untuk mengakses tombol pencarian. Hal ini mungkin dipertimbangkan karena peletakan di bagian atas tak ramah untuk mengguna smartphone besar seperti Pixel XL.