Dikasih Kardus dari Warga, Pemulung Temukan Granat Aktif dan 53 Butir Peluru
Menurutnya, masyarakat di sekitar wilayah Maulafa sudah mulai sadar tentang bahaya memiliki, atau menyimpan senjata api dan bahan peledak.
Menurutnya, masyarakat di sekitar wilayah Maulafa sudah mulai sadar tentang bahaya memiliki, atau menyimpan senjata api dan bahan peledak.
Seorang petani di Kabupaten Pidie, DG (38) menyerahkan dua granat kepada polisi. Granat aktif ini diduga peninggalan masa konflik Aceh.
Penemuan satu granat dan ratusan butir peluru di rumah kontrakan di Jalan Kemang Sari II, RT02 RW11, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Mereka pun berkoordinasi dengan TNI Angkatan Udara setelah mendapat infomasi mengenai penghuni terakhir rumah itu.
Kontrakan tempat penemuan granat dan ratusan butir peluru itu sudah sejak lama kosong.
Pemancing tersebut curiga dengan besi lonjong dengan pengaitnya, sebelum kemudian melaporkan penemuan tersebut.
Penemuan granat itu merupakan yang pertama kalinya sehingga hal tersebut sempat membuat warga sekitar terkejut. Tim Gegana Polda Metro Jaya tiba di lokasi dan langsung mengamankan granat tersebut.
Benda mirip granat ini pertama kali ditemukan warga di Kali Jute, sekira pukul 17.30 WIB. Seketika temuan ini pun membuat heboh warga setempat karena ingin melihat langsung benda tersebut.
Granat itu sendiri ditemukan oleh warga pada Minggu (10/10), sekira pukul 10.00 Wib di belakang Stadion Kelurahan Air Bang.
Ibu lurah kemudian menghubungi Babinsa Solok Sipin Sertu Agus Sukmajaya dan dari hasil observasi, granat jenis nanas itu masih dalam keadaan aktif dan berpotensi meledak.
Bahan peledak jenis granat fragmentasi MK yang masih aktif ditemukan warga dalam plafon rumah di pasar Oeba, Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.
Warga Solo digegerkan dengan penemuan 24 granat nanas di lokasi proyek bangunan Jalan Juanda, Purwodiningratan, Jebres, Sbatu (24/4) lalu. Granat ditemukan saat pekerja hendak menggali tanah dengan cangkul.
Fobia (39), warga Desa Saenan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan granat aktif selama bertahun-tahun. Dia kemudian menyerahkan granat berjenis manggis itu untuk diamankan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste.
Dua warga Kampung Siluman, Kelurahan Setiawangi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya menemukan dua granat, Rabu (10/3). Kedua benda membahayakan itu ditemukan saat keduanya tengah membersihkan rumput di belakang rumah warga.
Karena merasa takut benda mirip granat jenis nanas tersebut, Kalapas Narkotika Kelas IIB Langsa Herman Anwar langsung melaporkan penemuan tersebut ke Polres Langsa.
Rensa mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Koramil dan tim Gegana untuk penanganan lebih lanjut.
Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Sawangin Manurung, memaparkan, granat dan amunisi itu ditemukan anak-anak itu pada Minggu (8/11). Bocah-bocah itu kemudian melaporkannya ke Babinsa (Bintara Pembina Desa) serta Bhabinkamtibmas (Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat).
Benda diduga granat itu pertama kali ditemukan petugas kebersihan, Sugiarto, di Perumahan tersebut pada Selasa (15/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, dia hendak mengumpulkan sampah di setiap rumah.
Semula, Mahfuri mengira, granat tersebut adalah kelapa kering.