Kisah Pasukan Marsose, Satuan Tentara Bayaran Belanda untuk Lawan Perjuangan Masyarakat Aceh
Setiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang
kolonial belanda![Kisah Pasukan Marsose, Satuan Tentara Bayaran Belanda untuk Lawan Perjuangan Masyarakat Aceh](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/11/27/1701067749518-yrrgmk.jpeg)
Setiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang bulu.
![Kisah Pasukan Marsose, Satuan Tentara Bayaran Belanda untuk Lawan Perjuangan Masyarakat Aceh<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/11/27/1701067542779-99cbk.jpeg)
Kisah Pasukan Marsose, Satuan Tentara Bayaran Belanda untuk Lawan Perjuangan Masyarakat Aceh
Tentara Kolonial Belanda menemui berbagai kesulitan dan kendala dalam menguasai setiap wilayah di Nusantara. Hal ini lantaran masyarakat pribumi memberikan perlawanan sengit demi mempertahankan tanah mereka.
Untuk memenangi perlawanan terhadap rakyat pribumi di Aceh, pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah pasukan bernama Korps Marechausee te Voet di Aceh atau yang dikenal dengan Marsose.
-
Siapa yang memimpin pasukan Aceh bersama Teuku Umar melawan Belanda? Panglima Polem bersama dengan 400 pasukannya memutuskan untuk bergabung dengan Teuku Umar untuk melawan tentara Belanda.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
-
Dimana pasukan Belanda mendarat di Jawa Timur? Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
-
Kapan pasukan Askar Perang Sabil (APS) dikirim ke daerah Semarang untuk melawan Belanda? Pengiriman pertama dilakukan ke daerah Semarang yaitu Mranggen dan Srondol.
Pasukan ini dibentuk sebagai bentuk perlawanan taktis terhadap perlawanan gerilya di tanah Aceh. Setiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang bulu.
Lantas bagaimana kisah dan sejarah pasukan Marsose ini? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Asal Usul Marsose
Pasukan bayaran Belanda ini dibentuk pada 26 Oktober 1814 oleh Pemerintah Belanda yang bertujuan sebagai bentuk perlawanan balik terhadap pasukan gerilya di Tanah Aceh.
Pasukan Korps Marechausee te Voet ini biasa disebut dengan istilah tentara "Marsose" yang dicetuskan oleh Mohammad Syarif. Marsose juga disebut dengan istilah Mercanaries dalam bahasa Inggris.
Keberadaan pasukan ini sangatlah membantu Pemerintah Hindia Belanda dalam menumpas perlawanan orang-orang Aceh pada saat itu.
Marsose mirip dengan pasukan Infanteri atau pasukan jalan kaki yang cocok untuk melawan pasukan gerilya.
- Mengenal Panglima Laot, Warisan Budaya Tak Benda yang Jaga Pesisir Aceh
- Kisah Pembunuhan Keluarga Pribumi di Negeri Belanda, Pelaku Pembantunya Sendiri
- Atasi Rawan Pangan di Daerah Bencana, NFA Sebar Sembako di Sitaro, Luwu hingga Agam
- Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera
- Bicara di KTT untuk Gaza, Prabowo Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
- Handphone Disita Penyidik KPK AKBP Rossa, Staf Hasto Lapor ke Propam Polri
Dalam perang Aceh, pasukan Marsose berhasil menguasai perbukitan hutan untuk mencari dan memburu para pejuang gerilyawan Aceh.
Prajurit Mandiri
Ciri khas Marsose ini adalah dalam setiap tugasnya hanya beranggotakan 18 orang di setiap unitnya. Mereka memiliki teknik bertahan yang tidak dimiliki oleh prajurit manapun yaitu tidak bergantung dengan suplai logistik dan juga senjata berat.
Pasukan ini hanya menggunakan senjata tajam jenis klewang untuk menumpas lawan-lawannya dan selalu bertempur dalam jarak yang dekat. Mereka juga dilatih untuk memiliki daya tahan yang kuat, keahlian bertahan hidup di medan perang yang tinggi serta mobilitas tinggi.Marsose juga dikenal oleh orang pribumi sebagai salah satu pasukan yang cukup kuat, bengis, dan kejam dalam membantai lawannya. Bahkan, mereka berhasil membantai ribuan orang dalam penugasannya.
Tokoh Marsose
Salah satu dalang Marsose adalah Hans Christoffel asal Swiss yang terkenal bengis dan kejam. Melansir dari beberapa sumber, Hans merupakan sosok yang ditugaskan untuk memburu Sisingamangaraja XII di Sumatra Utara.
Selain itu, Marsose juga disetujui oleh Mohammad Syarif atau Arif Putera Minangkabau yang menjadi Jaksa di Kutaraja, Aceh. Ia mendukung pengadaan pasukan tersebut untuk membantai para pasukan Gerilya di Aceh. Ia juga dikenal cukup pro dengan pihak Pemerintah Hindia Belanda.Konon pasukan Marsose mencapai ribuan orang yang terdiri dari orang Belanda, Perancis, Swiss, Afrika, Ambon, Manado, Jawa, Madura, Sunda, Bali, Bugis dan lain sebagainya.