Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok Sultan Alam Bagagar Syah, Siasat Kepala Dingin Melawan Penjajah Belanda di Minangkabau

<b>Sosok Sultan Alam Bagagar Syah, Siasat Kepala Dingin Melawan Penjajah Belanda di Minangkabau</b>

Sosok Sultan Alam Bagagar Syah, Siasat Kepala Dingin Melawan Penjajah Belanda di Minangkabau

Sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda di tanah Minangkabau tak surut dari peran Sultan Alam Bagagar Syah.

Namanya belum banyak dikenal namun jasanya bagi tanah kelahirannya sungguhlah besar, itulah penggambaran sosok Sultan Alam Bagagar Syah salah satu pahlawan dari Minangkabau.

Selama masa hidupnya, Sultan Alam Bagagar Syah banyak terlibat dalam pemerintahan, menciptakan kestabilan politik, dan pastinya melawan sekaligus menentang segala macam praktek penjajahan di Tanah Minang dengan kepala dingin.

Profil Singkat

Sultan Tangkal Alam Bagagar atau disebut dengan Sultan Alam Bagagar Syah lahir di Pagaruyung, Tanah Datar pada tahun 1789. Ia lahir dari lingkungan keluarga kerajaan Pagaruyung.

Ayahnya bernama Yamtuan Sultan Abdul Fatah yang merupakan Raja Alam Pagaruyung bergelar Dulat Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah II sekaligus menjadi raja Adat Pagaruyung. Sementara sang ibunda bergelar Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Janji adalah Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung XI.

Terjun di Pemerintahan

Di usianya yang masih muda, Sultan Alam sudah terlibat langsung dalam pemerintahan dalam memperjuangkan tanah Minangkabau dari tangan kolonialisme Belanda.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada awal abad 19, banyak kelompok agama dan juga adat yang ingin memajukan Minangkabau. Secara damai, ia berhasil merangkul dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat Minangkabau.

Tak hanya itu, ia juga ikut dan menyikapi praktik politik Belanda di Minangkabau dengan sebuah strategi yang seakan-akan dirinya sangat pro dengan Belanda.

Dari situlah, ia menggoreskan perjuangan melawan kolonialisme.

Sikap Dewasa

Selama terlibat dengan praktik politik Belanda, siasat Sultan Alam pun berjalan dengan lancar. Dengan sikap dewasa, ia mengikuti alur politik Belanda salah satunya menandatangani surat penyerahan beberapa daerah di Minangkabau.

Tujuan utamanya cukup cerdas, hal tersebut diambil karena untuk memulihkan situasi masyarakat agar tidak keruh dan semakin panas. Selain itu, perbedaan faham antar kaum adat dan kaum agama juga menjadi faktor peluang terjadinya perpecahan.

Siasat dan strategi Sultan alam berhasil. Ia mampu menyadarkan kedua kaum golongan bahwa musuh yang harus dihadapi bukanlah warga sendiri, melainkan penjajah Belanda.

Akhirnya mereka bersatu padu berjuang mengusir Belanda dari Minangkabau.

Perang Dengan Bersih

Saat Sultan Alam terlibat dalam politik Belanda, dirinya mampu menciptakan kestabilan di antara masyarakat. Bahkan, Sultan Alam Bagagar Syah berhasil melawan Belanda tanpa merusak tradisi adat dan agama.

Kuncinya ada pada membina hubungan baik antara seluruh lapisan masyarkat di Alam Minangkabau. Siasat itu ia gunakan untuk merebut kekuasaan, mempertahankan, dan mengusir penjajah.

Gokil Kalau Sultan Kampung Menikah, Perabotan Rumah Tangga Lengkap Dibawa dan Mahar 50 Gram Emas
Gokil Kalau Sultan Kampung Menikah, Perabotan Rumah Tangga Lengkap Dibawa dan Mahar 50 Gram Emas

Seorang 'sultan' asal Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut, Jawa Barat menjadi sorotan. Ia menikah dengan membawa ragam mahar, salah satunya emas puluhan gram.

Baca Selengkapnya
Mengenang Perang Batak, Perjuangan Mempertahankan Wilayah Leluhur dari Gempuran Kolonial Belanda
Mengenang Perang Batak, Perjuangan Mempertahankan Wilayah Leluhur dari Gempuran Kolonial Belanda

Perang Batak, perjuangan mempertahankan tanah leluhur dari pasukan Belanda.

Baca Selengkapnya
Jejak Militer Belanda di Negeri Sultan Siak
Jejak Militer Belanda di Negeri Sultan Siak

Peninggalan Belanda itu berupa bangunan militer yang berdiri sejak abad ke 18.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Momen Pengajian 'Sultan' di Bojonegoro, Jemaah Pulang Bawa Kipas Angin Baru
Begini Momen Pengajian 'Sultan' di Bojonegoro, Jemaah Pulang Bawa Kipas Angin Baru

Bukan main, buah tangan yang dibawa para jemaah diketahui yakni berupa satu buah kipas angin baru.

Baca Selengkapnya
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda

Pemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Pesan Gus Baha hingga Gus Mus Buat Ganjar dari Rembang
Pesan Gus Baha hingga Gus Mus Buat Ganjar dari Rembang

Dalam pertemuan itu, Ganjar dan ulama se-Indonesia menyepakati dan memutuskan 8 poin.

Baca Selengkapnya
Kisah Benteng Van Der Capellen, Dibangun saat Pecahnya Perang Rakyat di Sumatra Barat
Kisah Benteng Van Der Capellen, Dibangun saat Pecahnya Perang Rakyat di Sumatra Barat

Provinsi Sumatra Barat dulunya salah satu wilayah yang menjadi incaran Kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Gua Selomangleng Tulungagung, Peninggalan Era Majapahit di Tengah Hutan Belantara yang Eksotis
Gua Selomangleng Tulungagung, Peninggalan Era Majapahit di Tengah Hutan Belantara yang Eksotis

Gua peninggalan era Majapahit ini jadi tempat favorit para resi (orang suci) untuk bertapa.

Baca Selengkapnya
Ganjar akan Makin Gencar Sowan ke Ulama se-Pulau Jawa
Ganjar akan Makin Gencar Sowan ke Ulama se-Pulau Jawa

Bacapres Ganjar Pranowo mendapat dukungan dari para ulama di berbagai daerah. Hal itu tampak saat Ganjar sowan ke pondok pesantren di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya