Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta

Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta

Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta

Para anggotanya hingga kini diakui sebagai veteran oleh Pemerintah Indonesia

Pada saat pecah Revolusi Nasional Indonesia, berbagai elemen masyarakat ikut bertempur demi mengadang kembalinya penjajah ke bumi pertiwi. Salah satu yang ikut berjuang adalah para ulama.

Di Yogyakarta, para ulama yang sebagian besar berasal dari kalangan Muhammadiyah membentuk sebuah organisasi kelaskaran bernama Askar Perang Sabil (APS). 

Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta

APS dibentuk pada 23 Juli 1947 di Masjid Taqwa, Kampung Suronatan, Kota Yogyakarta. Tujuan dibentuknya pasukan ini adalah membantu TNI dalam melawan musuh serta melandaskan perjuangan sesuai dengan ajaran Islam yang menyeru untuk berjuang di jalan Allah SWT.

Pasukan ini terdiri atas kelompok bekas Hizbullah dan Sabilillah, serta kelompok pemuda kampung muslim yang menjadikan peranannya sebagai badan perjuangan yang menitikberatkan perjuangan di bidang militer dan bernafaskan Islam.

Lantas seperti apa sepak terjang Askar Perang Sabil dalam perang revolusi? Berikut selengkapnya dikutip dari berbagai sumber.

Pada 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer ke Indonesia. Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan saat itu juga tak luput dari sasaran Belanda. Melihat situasi ini, pasukan bersenjata APS terjun ke medan pertempuran. 

Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta

Pengiriman pertama dilakukan ke daerah Semarang yaitu Mranggen dan Srondol. Markas APS yang waktu itu berada di daerah Tegalayang Pandak juga mengirimkan satu pasukan yang dipimpin oleh K.H Juraimi dengan didampingi K.H Hadjid sebagai imam.

Sementara itu APS cabang Sleman juga mengirimkan bantuan satu kompi yang dipimpin oleh Badri dan didampingi K.H Abdurrahman sebagai imam. Keduanya berhasil bergabung untuk melawan Belanda di daerah Mranggen Utara dan Mranggen Selatan.

Pada 31 Juli 1947, diputuskan bahwa anggota APS bersenjata ditempatkan di perbatasan Kebumen.

Penempatan ini merupakan perintah langsung dari Jenderal Soedirman yang ditindaklanjuti oleh APS dengan mengirimkan satu batalyon yang dilengkapi 120 pucuk senjata yang dipimpin oleh Sarbini dan K.H Djuraimi sebagai wakil komandan dan diikuti oleh K.H Mahfuz Siradj dan K.H.R Hadjid sebagai imam. 

Namun pada 1 Agustus 1947 tugas APS di Kebumen berakhir. Namun pasukannya tetap bertahan di daerah tersebut hingga awal tahun 1948.

Pada 19 Desember 1948, pasukan TNI bersama APS bekerja sama dalam mengadang masuknya tentara Belanda ke ibukota Yogyakarta hingga batas daerah Kabupaten Bantul.

Kontak fisik antara pasukan APS dengan tentara Belanda tidak dapat dihindarkan. Akibatnya lima pasukan APS gugur dalam pertempuran tersebut. 

Pasukan APS selanjutnya bertahan di Karangkajen. Dari sana mereka terus melakukan gerilya selama seminggu untuk menyerang pasukan Belanda di dalam kota. Belanda mengetahui lokasi keberadaan markas APS di Karangkajen. Akibatnya empat pasukan APS gugur di medan pertempuran.

Di Kabupaten Bantul, Belanda melancarkan aksinya dengan menyerang Pabrik Gula Padokan. Serangan ini menyebabkan lima anggota APS gugur.

Perlawanan APS di Sleman dilakukan dengan penyerangan pos Belanda di Jembatan Bantar dari tiga arah, yaitu barat, timur, dan selatan. Pertempuran di Jembatan Bantar ini menyebabkan 11 anggota APS gugur.

Di luar itu, masih banyak cerita-cerita perjuangan yang dilakukan pasukan APS dalam menghadang pasukan Belanda.

Setelah pasukan Belanda meninggalkan Indonesia, tak sedikit pasukan APS yang melanjutkan kariernya ke dalam anggota TNI.

Seiring waktu, APS bubar dengan sendirinya tanpa adanya upacara resmi. Sekarang mereka diakui sebagai veteran oleh pemerintah.

Beranggotakan Maling dan Pelacur, Ini Kisah Pasukan Rahasia dari Yogyakarta di Era Kemerdekaan
Beranggotakan Maling dan Pelacur, Ini Kisah Pasukan Rahasia dari Yogyakarta di Era Kemerdekaan

Strategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi

Baca Selengkapnya
Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan RI Pertama yang Menjabat Hanya 2 Pekan
Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan RI Pertama yang Menjabat Hanya 2 Pekan

Samsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Puji Setinggi Langit Pihak Anies kepada AHY Usai Isu Pengkhianatan: Pemimpin Indonesia yang Cerdas
Puji Setinggi Langit Pihak Anies kepada AHY Usai Isu Pengkhianatan: Pemimpin Indonesia yang Cerdas

Menurut, Sudirman apa yang terjadi saat ini bukan pengkhianatan. Tetapi, komitmen bekerjasama yang belum bertemu momentumnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Merdeka.com Gelar Acara Jelajah Histori: Tujuh Pahlawan Revolusi
Merdeka.com Gelar Acara Jelajah Histori: Tujuh Pahlawan Revolusi

Acara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.

Baca Selengkapnya
Dihadiri KH Said Aqil Siroj, Nahdlatul Aulia Gelar Doa untuk Indonesia Jelang Pilpres 2024
Dihadiri KH Said Aqil Siroj, Nahdlatul Aulia Gelar Doa untuk Indonesia Jelang Pilpres 2024

KH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa gerakan thoriqoh merupakan revolusi spiritual, lebih dari revolusi mental.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Suksesi Panglima TNI, dari Jenderal Sudirman Hingga Agus Subiyanto
Menilik Sejarah Suksesi Panglima TNI, dari Jenderal Sudirman Hingga Agus Subiyanto

Sejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Sertijab Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Serahkan Tongkat Komando Kepada Jenderal Agus Subiyanto
Sertijab Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Serahkan Tongkat Komando Kepada Jenderal Agus Subiyanto

Serah terima jabatan ini dilaksanakan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (22/11).

Baca Selengkapnya
Ganjar Janji Libatkan Ulama saat Membangun Indonesia: Keteduhan Muncul, Masyarakat Tenang
Ganjar Janji Libatkan Ulama saat Membangun Indonesia: Keteduhan Muncul, Masyarakat Tenang

Ganjar Pranowo berjanji bakal menggandeng ulama dan tokoh agama dalam pembangunan Indonesia.

Baca Selengkapnya