Stok Obat ARV untuk ODHA Dijamin Aman Hingga Akhir 2019
Merdeka.com - Adanya isu mengenai kelangkaan obat untuk orang dengan HIV-AIDS langsung ditanggapi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa persediaan obat tersebut masih cukup. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Wiendra Waworuntu, menyatakan bahwa saat ini persediaan obat ARV FDC jenis TLE masih cukup.
"Dengan prediksi pertumbuhan pasien on treatment setiap bulan satu sampai tiga persen, maka kecukupan stok TLE saat ini sekitar empat sampai lima bulan, cukup meng-cover kebutuhan pasien sampai dengan bulan Mei 2019," kata Wiendra.
"Diharapkan proses pengadaan APBN 2019 dapat terealisasi sebelum bulan April 2019," kata dia melanjutkan.
Wiendra, menambahkan, apabila TLE belum siap sampai Mei 2019, kebutuhan bisa diganti dengan obat satuan atau pecahan. Namun, ada kemungkinan risiko menurunkan kepatuhan pasien dan peningkatan biaya yang lebih mahal. Namun, Wiendra menegaskan bahwa tidak ada efek samping kesehatan bagi mereka yang mengonsumsinya selama patuh dalam mengonsumsinya.
"(Tidak ada efek), sama mau FDC atau lepasan yang penting kepatuhan minum obat," kata Wiendra.
Kemenkes sendiri telah mengantisipasi skenario terburuk. Apabila hingga pengadaan APBN belum terlaksana sampai batas waktu yang ditentukan, Wiendra mengatakan saat ini telah dilakukan permintaan pengiriman TLE sebanyak 564 ribu botol dan cukup sampai akhir 2019.
Wiendra mengungkapkan, hingga akhir Agustus 2018 sendiri, ada sejumlah 103.331 pasien yang sedang melakukan perawatan dengan pengguna triple FDC dewasa sebesar 42,18 persen atau 43.615 orang.
Sejalan dengan Wiendra, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dra Engko Sosialine Magdalene Apt M.Biomed mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah melakukan tindakan antisipatif terkait ketersediaan ARV bagi ODHA.
"Kami juga melakukan impor untuk FDC. Setelah kami hitung, ketersediaan ini bisa sampai sepuluh bulan ke depan. Tidak masalah," kata Engko.
Engko, meyakinkan, Kemenkes akan terus menjaga ketersediaan obat ARV, mengingat adanya penambahan pasien baru. Jumlah pasien baru ini sebanyak 314.413 orang dari 2.135.365 orang yang melakukan tes HIV di sepanjang 2018. Karena itu Kemenkes tidak akan lepas tangan untuk menyediakan obat ARV dalam jumlah banyak.
Menurut Engko, obat ARV kombinasi jenis tenofovir, lamivudine, dan evafirenz masih bisa digunakan sampai empat bulan ke depan, sementara ARV lepasan stoknya masih tersedia sampai Juni 2019.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Densus 88 Tangkap 142 Teroris dan 2 Ditembak Mati
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaApa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnya