Pendonor Plasma Konvalesen Harus Sehat Jika Ingin Donor
Merdeka.com - Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi covid-19 adalah dengan menggunakan donor plasma konvalesen. Syarat utama jika seseorang ingin menjadi pendonor plasma konvalesen harus dalam kondisi tubuh yang sehat. Hal tersebut seperti yang dijelaskan dr. Linda Lukitari Waseso, Ketua Bidang Unit Donor Darah (UUD) Palang Merah Indonesia Pusat (PMI Pusat) seperti dikutip dari Antaranews.
"Sebagai pendonor plasma dia harus sehat, walaupun dia baru sembuh dari covid-19," jelasnya.
Selain sehat, calon pendonor juga harus dinyatakan sembuh dengan menyertakan surat keterangan sembuh dari puskesmas atau dokter yang merawat. Selain itu juga tidak pernah menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir dan tidak memiliki penyakit penyerta.
Syarat lain yang harus dipenuhi jika ingin menjadi pendonor plasma konvalesen adalah rentang usia antara 18 hingga 65 tahun, berat badan kurang lebih dari 55 kg, pernah terkonfirmasi positif yang ditandai dengan hasil tes PCR positif atau rapid antigen positif.
Terapi plasma konvalesen adalah tambahan terapi bagi pasien yang terinfeksi virus covid-19 dengan memberikan plasma yang mengandung antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 dari penyintas covid-19 kepada pasien covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut atau masih dirawat. Terapi plasma konvalesen dianggap efektif digunakan dalam mengobati SARS, MERS dan pandemi H1N1.
Penelitian tentang efektivitas terapi plasma konvalesen, secara umum relatif sedikit tetapi menunjukkan hasil yang menjanjikan. Tinjauan sistematis penggunaan plasma konvalesen untuk pengobatan virus infeksi saluran pernafasan akut berat menunjukkan penurunan 75 persen risiko kematian pasien.
Secara teoritis, terapi ini mampu mencegah perkembangan infeksi yang lebih parah pada pasien covid-19 bergejala sedang. Tetapi ada juga penelitian yang menunjukkan terapi ini tidak memiliki efek menguntungkan secara signifikan pada pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Jika ingin mendonorkan plasma konvalesen di UDD, ada tiga tahapan yang harus dilewati. Yang pertama persiapan donor yang meliputi pengisian formulir donor darah dan informed consent atau persetujuan tindakan medis, seleksi donor melalui anamesis dan pemeriksaan fisik.
Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan lab donor termasuk konfimasi golongan darah, skrining antibodi, infeksi menular lewat transfusi darah (HIV, hepatitis B, hepatitis C dan sifilis). Proses yang terakhir, pengambilan darah donor menggunakan mesin apheresis. Umumnya lama waktu pengambilan darah ini sekitar 45 menit.
Meski saat ini kasus covid-19 menurun, namun Linda mencatat, permintaan donor plasma konvalesen tetap ada dan stok plasma di PMI Pusat berada dalam jumlah yang cukup.
(mdk/ttm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaBagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaSering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!
Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaBerniat Operasi Empedu, Pria Ini Malah Tak Sengaja Jalani Prosedur Vasektomi
Seorang pria tak sengaja menjalani prosedut vasektomi karena kelalaian petugas medis. Begini ceritanya!
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Usus Buntu pada Anak, Jaga Asupannya tetap Sehat
Usus buntu pada anak adalah kondisi medis di mana apendiks, organ kecil yang menempel pada usus besar mengalami infeksi dan peradangan.
Baca Selengkapnya7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula
Keringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca Selengkapnya