

Data menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
Salah satu masalah utama yang dihadapi Gen Z adalah kecemasan yang intens. Mereka tumbuh di dunia yang terhubung secara digital, yang meskipun membawa manfaat, juga membawa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka merasa terisolasi dan kesepian, terutama karena tekanan media sosial dan perasaan takut ketinggalan.
Menurut Dr. Jennifer King, seorang profesor di Center on Trauma and Adversity, stres yang wajar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan individu. Namun, tekanan yang berlebihan dan tak terduga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan.
Gen Z menghadapi berbagai tekanan yang kompleks dalam hidup mereka. Pandemi COVID-19, ketidakpastian dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya merupakan faktor yang menyebabkan stres. Mereka merasa khawatir akan virus, pekerjaan, dan kehidupan sosial mereka, yang semuanya merupakan beban yang besar.
Tingkat keinginan bunuh diri pada Gen Z meningkat signifikan, dan ini merupakan masalah yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berperan dalam meningkatnya tingkat depresi dan percobaan bunuh diri di kalangan remaja. Ini menunjukkan bahwa dampak sosial media dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Faktor-faktor seperti ketidakpastian, isolasi sosial, dan tekanan eksternal semuanya berperan dalam peningkatan ini. Gen Z menghadapi lebih banyak tekanan daripada generasi sebelumnya, yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dihadapi Gen Z, langkah-langkah berikut perlu diterapkan:
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental di kalangan Gen Z dan menghapus stigma yang terkait dengan pencarian bantuan.
Diperlukan akses yang mudah ke layanan kesehatan mental, termasuk bantuan psikologis, terutama di luar Pulau Jawa.
Sekolah dan keluarga perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan mental kepada Gen Z, sehingga mereka dapat mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.
Teman, keluarga, dan masyarakat harus memberikan dukungan sosial kepada Gen Z untuk membantu mereka mengatasi stres dan tekanan dalam hidup mereka.
Gen Z perlu diajarkan tentang penggunaan media sosial yang sehat, seperti mengelola waktu layar dan menghindari perbandingan yang merugikan dengan orang lain di platform tersebut.
Perlu pendekatan dari orang terdekat untuk merangkul dan membantu mengurai stres dan kecemasan gen Z.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca SelengkapnyaDulu, penumpang bahkan memenuhi atap kereta hingga membuat kondisi tak nyaman.
Baca SelengkapnyaSejumlah istilah kesehatan mental banyak digunakan saat ini sehingga kita perlu memahami artinya.
Baca SelengkapnyaTes mental anak adalah cara untuk mengukur perilaku dan karakteristik anak, guna mendapatkan informasi tentang perkembangan pola pikir dan kecerdasannya.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca Selengkapnya