Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sandiaga Disamakan dengan Ahok, Berpaling dari Prabowo Setelah Karier Politik Moncer

Sandiaga Disamakan dengan Ahok, Berpaling dari Prabowo Setelah Karier Politik Moncer Sandiaga Uno dan Prabowo. ©Instagram/sandiuno

Merdeka.com - Partai Gerindra akhirnya mengumumkan bahwa Sandiaga Uno mengundurkan diri sebagai kader. Surat pengunduran itu dititipkan Sandi kepada Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan ditujukan langsung untuk Ketua Umum Prabowo Subianto.

Sebetulnya, hubungan Prabowo dan Sandi pernah sangat akrab. Di tahun 2015, Sandi rela banting setir dengan melepaskan belasan jabatannya sebagai pengusaha untuk masuk ke dunia politik.

Sandi mengaku Prabowo mengajaknya secara pribadi untuk bergabung dengan Gerindra sebagai juru bicara. Akhirnya, ia diberi jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.

Selanjutnya, Sandiaga didukung Prabowo untuk maju ke Pilkada 2017 sebagai calon wakil gubernur. Dalam masa kampanye, Prabowo menjadi salah satu yang berusaha meyakinkan warga Jakarta bahwa Sandi adalah pemimpin yang layak.

Bahkan, Prabowo kerap memberikan serangan politik kepada lawan Sandi, yaitu Basuki Thahaja Purnama (Ahok). Selain untuk mendukung Sandi, serangan politik itu juga dikaitkan dengan masalah Pilgub 2012.

Kala itu, Prabowo mendukung pencalonan Ahok sebagai calon wakil gubernur untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Namun, hubungan mereka retak karena pembahasan UU Pilkada.

Dalam pembahasan UU Pilkada, Gerindra ingin kepala daerah dipilih DPRD. Sementara Ahok menolak usulan partainya. Akhirnya Ahok memutuskan keluar dari Gerindra pada 2014.

Setelah Jokowi memenangkan Pilpres 2014, Ahok otomatis menjadi gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun tanpa embel-embel partai politik.

"Kita sudah cari yang paling terbaik, kali ini bener deh. Gue minta maaf deh pernah ngakuin yang dulu itu. Maafin deh yah, jangan liat ke belakang," sesal Prabowo saat kampanye memenangkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Jalan Jembatan Bandung, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Selasa, 31 Januari 2017.

Dalam proses Pilgub 2017, Sandiaga akhirnya berhasil menang. Selama 10 bulan menjabat, Sandi memutuskan untuk mundur sebagai wakil gubernur. Ia mengatakan, ia akan maju mendampingi Prabowo di Pilpres 2019.

Karena sama-sama dari Gerindra, Sandi akhirnya bersedia mundur sebagai kader. Oleh karena itu, ia maju sebagai calon independen.

Namun, mereka gagal bertarung dalam kontestasi pemilu tersebut. Karier politik Sandi selanjutnya pun sempat menjadi perbincangan hangat. Sebab, ia sempat memberikan kode untuk bergabung ke partai politik lain.

Ternyata, Sandi rujuk dengan Prabowo. Ia kembali bergabung dengan Gerindra karena alasan kesamaan pandangan politik.

Waktu berlalu, pemilu akan kembali digelar di Tanah Air. Nama Sandiaga Uno mencuat sebagai sosok yang berpotensi sebagai calon presiden. Bahkan, PPP telah mengusungnya sebagai capres.

Kabar hengkangnya Sandi dari Gerindra kembali muncul. Beberapa kali Sandi dikabarkan bertemu empat mata dengan Prabowo untuk membahas hal itu. Sebab, Gerindra secara resmi telah mengusung Prabowo sebagai calon presiden.

Hingga akhirnya, kabar tersebut terbukti benar. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa Sandi menitipkan surat ke Prabowo yang berisikan pernyataan ia akan pindah ke partai lain.

Muzani mengaku sempat bertemu dengan Sandi saat berkunjung ke rumah dinas Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pada Minggu (23/4) kemarin. Saat itu, Muzani bilang kepada Sandi bahwa Prabowo memberi pesan khusus kepadanya.

Namun, penyampaian pesan yang direncanakan hari ini harus batal karena Sandi sudah berkeinginan hengkang dari Gerindra. Adapun secara garis besar pesan yang ingin disampaikan Prabowo adalah perjuangan membutuhkan kesabaran.

"Ya perjuangan perlu kesabaran, perjuangan perlu konsistensi, perjuangan perlu kebersamaan. intinya itu," kata Muzani menirukan pesan Prabowo, saat ditemui di Tangerang, Banten, Senin (24/4).

Lebih lanjut, Muzani mengatakan bahwa Sandi tergoda oleh hasil-hasil survei yang menunjukkan ia memiliki elektabilitas tinggi.

"Ketika posisinya sekarang ini cukup bagus dengan reputasi dan keterkenalan yang sudah luas dikenal masyarakat, sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh konten, hasrat dan keinginan politiknya, saya tidak tahu apa yang menjadi harapan dan agendanya," ujar Muzani.

"Kemudian dia berpamitan meninggalkan kita untuk meloncat ke partai yang lain. Mungkin itu cara dia untuk mendapatkan posisi-posisi politik, loncat dari satu partai ke partai yang lain, nanti pindah, loncat lagi ke partai yang lain saya tidak tahu," sambungnya.

Sama seperti kasus Ahok, Muzani menilai bahwa Sandi bukan siapa-siapa tanpa dukungan Prabowo. Sikapnya yang memutuskan untuk hengkang dari partai diharapkan tak dicontoh kader Gerindra yang lain.

"Pak Prabowo lah yang kemudian menggadang-gadang dia untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta untuk bertanding bersama Ahok pada 2017, kemudian terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Anies Baswedan atas perjuangan semua kader Gerindra, rakyat Jakarta, dan tentu saja rekomendasi Pak Prabowo," ucap Muzani.

Bahkan, sampai Sandi menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prabowo tetap mendukungnya. Namun, Sandi sekarang memilih keluar partai.

"Jadi Wakil Gubernur belum lama, kemudian oleh Pak Prabowo dia menjadi calon wakil presiden mendampingi Pak Prabowo. Dari sisi ini sebenarnya ini posisi politik yang diraih olehnya di Gerindra sangat cepat, dibanding dengan banyak kader partai Gerindra lainnya," ucapnya.

"Setelah itu 2019 mendampingi Pak Prabowo tidak sampai terpilih dan setahun setengah kemudian dia jadi Menteri Pariwisata sampai sekarang," tandas Muzani.

Ahok

Peristiwa Ahok kembali terjadi pada Sandiaga. Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik membuka pintu keluar selebar-lebarnya buat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyusul sikap wakil gubernur DKI Jakarta tersebut yang berseberangan dengan partai soal RUU Pilkada.

Menurut Taufik, Ahok bukanlah kader terbaik Gerindra. Sosok yang paling berjasa buat partai adalah Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Ketua Dewan Pembina Gerindra.

"(Ahok) Enggak (hebat). Hebatnya apa? Gerindra gak ada Ahok juga jalan, waktu ada Ahok jalan, enggak ada Ahok juga bakal tetap jalan. Mana ada hebatnya buat partai. Gerindra hebat karena Prabowo, bukan karena Ahok," kata Taufik kepada wartawan, Jakarta, Rabu (10/9).

Taufik kemudian mengungkit kisah Ahok waktu pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012 silam. Saat itu, cerita Taufik, Ahok berniat maju lewat jalur independen.

"Cuma perlu Ahok tahu dan harus disadari sama Ahok, waktu dia pertama kali mau jadi cawagub itu, enggak ada orang yang kenal Ahok, enggak ada yang tahu. keluarganya doang yang tahu paling," lanjutnya.

Hingga akhirnya Gerindra berniat untuk membukakan jalan bagi Ahok dengan menjadi cawagub. Namun Taufik enggak menjelaskan pertimbangan Gerindra waktu itu mau mengusung Ahok.

"Itu sudah lewatlah. Itu sekarang kemudian rakyat tahu bahwa Ahok orang yang gak pernah konsisten pada aturan," tegas Taufik.

Ahok Tak Tahu Diri

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, panas mendengar ucapan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa PDIP-lah yang berperan penting dalam pencalonannya di Pilkada DKI 2012 lalu bersama Joko Widodo (Jokowi). Taufik menyebut Ahok tak tahu diri.

"Ahok harus tahu diri dan sadarlah. Dia jadi wakil gubernur dari Gerindra," cibir Taufik saat ditemui merdeka.com, di ruang kerjanya, Kamis (11/9).

Taufik yakin, andai saat itu Ahok tak diusung Gerindra, pastilah publik di Indonesia tak mengenal sosok pria asal Belitung Timur itu. Dia menjelaskan, ketika Pilkada DKI 2012 lalu, PDIP dan Gerindra sama-sama tak punya suara yang cukup untuk mengajukan satu calon sehingga sepakat berkoalisi dan memutuskan mendukung Jokowi-Ahok.

"Ahok enggak tahu diri, masa enggak ngerti, Ahok itu kan diusung dari Partai Gerindra. Kalau enggak diusung, masyarakat enggak kenal Ahok. Darimana rumusnya Ahok. Ahok tuh lagi enggak sadar. Karena kan enggak boleh (calonkan), PDIP enggak cukup, Gerindra enggak cukup. Jadi bergabung untuk usung Jokowi-Ahok. Rakyat itu enggak tahu Ahok," bebernya.

Dikatakan mantan ketua KPU DKI Jakarta ini, memang saat nama Ahok muncul kala itu sempat terjadi perdebatan di internal Partai Gerindra. Tapi pada akhirnya, Gerindra sepakat mengusung mantan kader Partai Golkar itu.

"Ahok harus tahu diri dan sadarlah. Dia jadi wagub dari Gerindra. Memang dalam keputusan kan pasti perdebatan. Dan kita putusin, Ahok yang kita usung. Jadi memang calonnya banyak waktu itu," tambah pria berkacamata ini.

Menurut Taufik, karena kesempatan emas yang diberikan Gerindra itulah Ahok bisa menjadi seperti sekarang dan dikenal rakyat luas.

"Jadi dia harus sadarlah. Dia kan dulu mau jadi calon independen tetapi masyarakat belum tahu. Tetapi itu haknya dia lah," ujarnya.

Taufik memastikan, Gerindra tak menyesal melepas Ahok. Baik di tingkat DPD apalagi DPP semua mempersilakan Ahok yang memilih mundur.

"Kita sih enggak masalah. DPP juga udah siapin surat. Kalau mau mundur ya udah mundur aja," pungkasnya.

Sebelumnya, Ahok mengaku Partai Gerindra tidak mengusulkan namanya menjadi calon wakil gubernur DKI pada Pilgub DKI 2012 lalu. Dikatakannya, Partai Gerindra lebih mengusulkan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar untuk menjadi pendamping Jokowi.

"Yang milih saya bukan Anda, dan Gerindra juga waktu itu enggak semua usul nama saya. Jokowi-Deddy Mizwar. Lalu PDIP putuskan Jokowi-Basuki," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (11/9).

Ahok menegaskan Partai Gerindra menyebut dirinya menjadi wakil gubernur DKI karena kecelakaan politik.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sandiaga Uno Bertemu Prabowo, Gerindra Sebut Sinyal Rekonsiliasi
Sandiaga Uno Bertemu Prabowo, Gerindra Sebut Sinyal Rekonsiliasi

Pertemuan Sandiaga Uno dengan Prabowo tak bisa dilepas dari gestur politik.

Baca Selengkapnya
Begini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Begini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta

Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah
Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah

Partai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini

Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.

Baca Selengkapnya
Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Akankah Prabowo Hadir Langsung ke MK?
Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Akankah Prabowo Hadir Langsung ke MK?

Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Mungkinkah Prabowo Hadir Langsung ke MK?

Baca Selengkapnya
AHY Dukung Prabowo Rangkul Partai di Luar Koalisi: Kembalikan ke Pemimpin Kita
AHY Dukung Prabowo Rangkul Partai di Luar Koalisi: Kembalikan ke Pemimpin Kita

AHY mendukung Prabowo Subianto menarik sejumlah partai politik di luar koalisi masuk ke dalam kabinetnya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ingin Temui PPP, Ini Kata Hasto PDIP
Prabowo Ingin Temui PPP, Ini Kata Hasto PDIP

Gerindra menyebut, Prabowo akan menemui PPP usai bertemu Ketum NasDem Surya Paloh.

Baca Selengkapnya
PPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?
PPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?

PPP merasa terhormat bila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke partainya.

Baca Selengkapnya
Didukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen
Didukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen

Bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.

Baca Selengkapnya