Prabowo-Sandiaga manfaatkan isu ekonomi yang jadi titik lemah Jokowi-Ma'ruf Amin
Merdeka.com - CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menganalisa, alasan calon presiden Joko Widodo menarik KH Ma'ruf Amin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk meredakan isu politik identitas. Namun pasangan Jokowi - Ma'ruf dinilai masih belum kuat menggaet pemilih milenial dan pemilih yang fokus pada masalah ekonomi.
"Jokowi menarik Kiai Ma'ruf untuk jadi cawapres itu adalah untuk menyelesaikan isu pertama yaitu populisme berbasis agama. Kalau kita lihat, begitu Ma'ruf terpilih jadi cawapres itu itu tiba-tiba mereda. Tapi problemnya adalah isu yang kedua dan ketiga soal pemilih muda dan ekonomi itu tidak tercermin dalam pasangan Jokowi dan Kiai Ma'ruf," katanya di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Minggu (26/8).
Celah pemilih muda dan isu ekonomi ini dimanfaatkan pasangan Prabowo - Sandiaga. Sehingga yang di bangun Prabowo - Sandiaga pasca pengumuman pasangan capres dan cawapres, selalu mendorong soal pemilih muda milenial dan soal isu ekonomi.
"Jadi Ma'ruf dari pasangan Jokowi ini tidak untuk menambah suara, hanya untuk menahan sehingga tidak terjadi penurunan suara di pemilih Pak Jokowi, akan tetapi posisi Sandi di pasangan Prabowo untuk menarik pemilih baru, di kalangan pemilih muda. Makanya kita bisa lihat Sandi seringkali dalam beberapa waktu terakhir itu selalu menonjolkan simbol-simbol milenial," tuturnya.
Isu ekonomi terus didorong kubu penantang capres petahana. Sebab, jika melihat survei Alvara sebelumnya, ekonomi merupakan salah satu isu titik lemah jokowi. Semisal soal tenaga kerja, stabilitas harga.
"Soal ekonomi itu menjadi PR kinerja Jokowi," ucap Hasanuddin.
Hasanuddin menganalisa, Prabowo tengah mendorong posisi Sandiaga sebagai penarik perhatian dan pendulang suara.
"Makanya kalau kita lihat dalam beberapa hari terakhir kalau temen-temen amati yang paling sering tampil di publik adalah cenderung Sandi dibanding Prabowo. Beda halnya dengan pasangan Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini karena Ma'ruf lebih untuk menahan serangan maka tentu yang di garis depannya adalah tetap Jokowi dibanding Kiai Ma'ruf," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen, Begini Strateginya
Proyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno Bertemu Prabowo, Gerindra Sebut Sinyal Rekonsiliasi
Pertemuan Sandiaga Uno dengan Prabowo tak bisa dilepas dari gestur politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Suasana Kabinet Jokowi Usai Pilpres 2024, Prabowo Disalami Sri Mulyani & Ngobrol Bareng Sandiaga
Ini kali pertama Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna usai pemungutan suara Pilpres 2024 pada 14 Februari lalu
Baca SelengkapnyaSandiaga Soal Peluang Merapat ke Prabowo: Sebagai yang Kalah Kita Jangan Berandai-andai
Sandiaga menerangkan PPP tahu diri, melihat perolehan suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya