Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga di Tabang Kukar Berburu Emas Demi Menambah Penghasilan saat Pandemi

Warga di Tabang Kukar Berburu Emas Demi Menambah Penghasilan saat Pandemi Ilustrasi Emas. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Beragam cara dilakukan masyarakat untuk menambah penghasilan di masa pandemi Covid-19 ini. Di kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur misalnya. Selain bertani, sebagian masyarakat kini juga menjadi penambang bijih emas.

Kecamatan Tabang berpenduduk sekitar 1.715 jiwa dari 503 kepala keluarga. Menuju ke Tabang sebagai salah satu daerah terjauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara di Tenggarong, diperlukan 6 jam perjalanan darat.

"Dulu sebelum ada akses jalan darat, dari Tenggarong ke Tabang 3 hari 2 malam naik kapal lewat sungai. Sekarang, 6 jam dari Tenggarong tembus lewat darat," kata Kepala Desa Sidomulyo di Tabang, Saidina Aswat kepada merdeka.com, Kamis (5/11).

Aswat menerangkan, sebagian besar masyarakat di Tabang, tidak terkecuali di Sidomulyo, memang adalah petani. Apalagi dari 19 desa di Tabang, Desa Sidomulyo satu-satunya yang memiliki areal sawah.

Meski berada di daerah jauh di Kalimantan Timur, masyarakat secara umum juga sangat terdampak pandemi Covid-19.

"Sangat berdampak. Bagi masyarakat, adanya protokol kesehatan misal larangan berkumpul, jadi membingungkan," ujar Aswat.

Dari mata pencaharian juga misalnya, masyarakat sekarang pun mulai beralih ke hutan untuk mendulang bijih emas secara manual.

"Alhamdulillah, ada saja rezekinya masyarakat, satu hari bisa dapat 1 gram emas mentah, itu dijual dan dihargai Rp500 ribu tengkulak," tambah Aswat.

"Ya mulai beralih jadi pencari emas sejak Covid diumumkan pemerintah. Sejak Maret 2020 lalu kalau tidak salah. Buat tambahan penghasilan. Tapi pertanian tetap jalan," terang Aswat.

"Ke lokasi pencarian emas, 2 jam dari pusat Desa Sidomulyo, naik motor atau mobil. Kemudian kembali jalan kaki masuk ke hutan, ke lokasi pencarian emas," jelas Aswat.

Apalagi, lanjut Aswat, harga kebutuhan pokok belakangan ini merangkak naik setelah satu jembatan dari Tenggarong ke Tabang terputus. Warga pun membuat akses jalan darurat dan memungut bayaran Rp100 ribu bagi kendaraan/mobil pengecer sembako.

"Itu yang membuat harga-harga naik. Karena angkutan sembako jarang ke Tabang. Pulang pergi kan jadi Rp200 ribu. Elpiji misalnya. Untuk 3 kilogram, harga normal Rp42 ribu naik jadi Rp50 ribu, sekarang Rp60 ribu," jelas Aswat.

"Seharusnya, jembatan dibangun lagi pemerintah, atau bangun jalan alternatif. Supaya, masyarakat utamanya angkut sembako tidak dipungut bayaran," demikian Aswat.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini  Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat
Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat

Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.

Baca Selengkapnya
Tukang Ledeng Temukan Emas Batangan Seberat 1 Kilogram Saat Bongkar Kamar Mandi, Nilainya Mencengangkan
Tukang Ledeng Temukan Emas Batangan Seberat 1 Kilogram Saat Bongkar Kamar Mandi, Nilainya Mencengangkan

Emas ini ditemukan di bawah bak mandi yang sedang dibongkar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang
Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang

Mulanya ia membeli dua ekor kambing perah untuk konsumsi pribadi. Namun kini sudah memiliki 140 ekor dengan omzet capai Rp40 juta per bulan

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Cara Ibu Hamil Cegah Janin Idap Penyakit Jantung Bawaan
Cara Ibu Hamil Cegah Janin Idap Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit Jantung Bawaan ada yang sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang harus menjalani tindakan intervensi.

Baca Selengkapnya
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya