Merdeka.com - Pesawat N250 Gatotkaca buatan mantan Presiden RI, BJ Habibie telah tiba di Yogyakarta, Jumat (21/8). Pesawat ini nantinya akan dipajang di Museum TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla).

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adriyanto mengatakan pesawat tersebut sebelumnya terparkir lama di hanggar PT Dirgantara Indonesia yang ada di Bandung, Jawa Barat. Pesawat kebanggaan Indonesia ini nantinya akan menjadi koleksi ke 60 di Muspusdirla.

Fajar menuturkan pesawat N250 Gatotkaca berangkat dari Bandung pada Kamis (20/8) dini hari. Pesawat diangkut dengan jalur darat dan tiba di Yogyakarta pada Jumat (21/8) pagi.

"Kami sudah mengoleksi 59 pesawat dari berbagai negara. Dan ini (pesawat N250 Gatotkaca) adalah pesawat yang ke 60 dan ini buatan Indonesia. Ini akan kita rapikan, kita taruh paling depan sehingga seluruh masyarakat bisa melihat dan ini sebagai pertanda bangsa Indonesia pernah jaya," ujar Fajar di Muspusdirla Yogyakarta, Jumat (21/8).

Gagasan menampilkan pesawat N250 Gatotkaca di Muspusdirla, kata Fajar, adalah inisiasi dari Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto. Fajar menuturkan jika sejak menjabat menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) sudah berkeinginan memindahkan pesawat ke Muspusdirla.

"Ini gagasan dari Panglima TNI Bapak Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat sebagai KSAU, beliau ingin pesawat yang membanggakan ini bisa dilihat oleh seluruh Indonesia. Kenapa ditaruh di museum, karena di museum ini akan jadi koleksi dari seluruh pesawat-pesawat yang ada di Indonesia," terang Fajar.

"Gatotkaca ini adalah pesawat yang canggih seperti sudah menggunakan fly by wire. Kemudinya menggunakan sensor-sensor elektronik. Kemudian, instrumen dari pesawat ini sudah digital saat itu. Jadi termasuk yang advance saat itu. Itulah yang membanggakan kita. Saat terbang di Paris Air Show tahun 1997 pesawat ini memukau seluruh pengunjung," ungkap Fajar.

Pesawat N250 Gatotkaca mengudara pertama kalinya saat perayaan HUT RI ke 50 di tahun 1995. Saat itu N250 Gatotkaca terbang disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto.

Hanya saja karena krisis moneter yang menghantam Indonesia di akhir tahun 90an, produksi N250 terpaksa harus dihentikan.