Kondisi Terkini Gunung Lewotobi Laki-Laki Usai Meletus, 1 Warga Luka Bakar Sekujur Tubuh Terkena Abu Panas
Tinggi kolom abus akibat erupsi mencapai 8.000 meter.

Hendrikus Kwuta, seorang penduduk Desa Nurabelen di Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, mengalami luka bakar parah di seluruh tubuhnya. Dia terkena abu panas yang menyebar setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus pada Kamis malam (20/3).
Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan warga sekitar yang segera membawanya ke Puskesmas Lewolaga untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Menurut pengamatan tim Liputan6.com di lokasi, Hendrikus terlihat terbaring lemas di tempat tidur rumah sakit. Luka bakar tampak jelas di tangan, wajah, tubuh, dan kakinya. Meskipun dalam keadaan lemah, ia masih mampu berinteraksi dengan tenaga medis di puskesmas.
Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, juga meninjau langsung kondisi Hendrikus yang terkena abu panas saat letusan terjadi. Menurutnya, Hendrikus sedang berada di kebun saat Gunung Lewotobi Laki-laki meletus, yang berjarak sekitar enam kilometer dari Desa Nurabelen.
“Satu warga mengalami luka bakar, dia sedang mendapatkan perawatan medis di puskesmas, kami terus memantau kondisinya beberapa saat setelah letusan,” ungkap Ignas kepada para wartawan.
Bersama dengan Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinior, dan Kalak BPBD, Fredy Moat Aeng, Ignas turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi masyarakat setempat. Dia juga menyampaikan bahwa suara letusan terdengar sangat keras hingga mencapai Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Saat melakukan pengecekan di Kecamatan Ile Bura, terlihat bahwa material pasir dan abu mengendap tebal di Desa Lewotobi dan beberapa desa sekitarnya. Hal ini membuat warga merasa panik, karena sebelumnya mereka tidak pernah mengalami hal serupa.
Bahkan, saat letusan besar pada 3 November 2024, beberapa wilayah Ile Bura hanya terkena material tipis, kecuali Desa Dulipali.
“Ledakan memang sangat besar, desa-desa ini sebelumnya tidak terkena material, mereka panik karena baru pertama kali mengalami peristiwa seperti ini,” jelasnya.
Beberapa jam setelah letusan, warga mulai kembali ke rumah masing-masing. Namun, lima desa lain yang terletak dekat dengan Gunung Lewotobi Laki-laki masih tetap mengungsi akibat situasi yang belum sepenuhnya aman.
Lima Kali Letusan Susulan
Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi melaporkan, hingga pagi ini, Jumat (21/3), Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sudah lima kali meletus dengan amplitudo : 11-47.3 mm dan durasi : 56-212 detik.
"Teramati 5 kali letusan dengan tinggi 500-2500 m dan warna asap kelabu. Endapan lava kearah Barat-Barat laut sejauh lk. 3800 meter dari pusat erupsi. Teramati sinar api di sekitar puncak gunung api Lewotobi Laki-Laki," ujar petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere, Jumat (21/3).
Saat erupsi, disertai suara gemuruh kuat terdengar juga di Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki.
"Embusan berjumlah 19, amplitudo : 3.7-47.3 mm. Gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 500-2500 m di atas puncak kawah," jelasnya.