Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah naskah proklamasi RI yang nyaris dibuang ke tempat sampah

Kisah naskah proklamasi RI yang nyaris dibuang ke tempat sampah naskah proklamasi. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Genap sudah Indonesia berumur 69 tahun setelah menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 silam. Banyak sekali kisah terpendam yang mulai terlupakan.

Jatuhnya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus mendesak Jepang menyerah pada sekutu.

Pasca kejadian tersebut, Soekarno, Hatta dan Radjiman yang merupakan ketua BPUPKI pun dipanggil oleh Marsekal Terauchi ke Dalat, Vietnam untuk memberikan kemerdekaan yang sudah dijanjikan dan membentuk Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Namun, Jepang tidak akan memberikan kemerdekaan semulus itu lantaran pihak yang kalah perang harus memberikan daerah kekuasaannya kepada sekutu.

Setelah mendarat di Indonesia, ketiga tokoh tersebut pun langsung bertolak ke rumah Laksamana Maeda yang merupakan petinggi militer Jepang di Indonesia. Disana mereka membicarakan tentang kemerdekaan yang dibicarakan Marsekal Terauchi.

Melihat adanya sesuatu yang tidak beres, para kaum muda seperti Wikana dan Chaerul Saleh membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamirkan kemerdekaan. Setelah diskusi panjang berlangsung Soekarno dan Hatta pun meminta bantuan Laksamana Maeda untuk memfasilitasi tempat pembuatan naskah proklamasi.

Di sini ternyata naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata sempat nyaris dibuang.

Untungnya naskah tersebut diselamatkan oleh BM Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.

Tentu kita bertanya bagaimana bisa dokumen penting negara yang merupakan fakta historis itu bisa ada di tangan Diah. Menurut berbagai sumber, Diah menemukan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut di keranjang sampah di Rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dengan mesin tik oleh Sayuti Melik.

Takut akan dibuang kembali, Diah pun menyimpan naskah asli proklamasi itu selama 49 tahun lamanya sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada tanggal 29 Mei 1992.

Tragedi pembuangan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno ini pun dibenarkan oleh seorang yang mengaku bekas tentara buatan Jepang, pembela tanah air (PETA) bernama Andaryoko.

Andaryoko menuturkan kisah pembuangan naskah proklamasi dalam versi lainnya. Menurutnya, tragedi berawal ketika naskah proklamasi tersebut ditulis oleh Bung Karno sekitar pukul 04.00 WIB, 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Bung Karno kemudian memberikan naskah itu kepada para pemuda yang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Naskah itu selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik.

Setelah usai diketik oleh Sayuti Melik, Andaryoko menceritakan bahwa naskah tersebut nyaris dibuang oleh Sayuti Melik dan dibuang karena dianggap tidak dibutuhkan lagi.

Setelah ditunjukkan naskah proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik, usai mandi, Bung Karno bertanya soal naskah aslinya.

Setelah ditanyakan tentang keberadaan naskah aslinya, Andaryoko menceritakan bahwa Sayuti Melik langsung mencari kertas tulisan tangan Soekarno dan menyetrikanya agar bisa utuh seperti semula.

Saat ini naskah asli tersebut berada di Arsip Nasional. Jika tak diselamatkan, entah apa yang terjadi dengan dokumen bersejarah tersebut.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah B.M. Diah, Tokoh Pers yang Menyelamatkan Naskah Teks Proklamasi dari Tempat Sampah

Kisah B.M. Diah, Tokoh Pers yang Menyelamatkan Naskah Teks Proklamasi dari Tempat Sampah

Dengan insting jurnalistiknya, B.M. Diah memutuskan untuk memungut kembali naskah teks proklamasi yang asli dari tempat sampah.

Baca Selengkapnya
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan

Cak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.

Baca Selengkapnya
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat

Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat

Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.

Baca Selengkapnya
Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib

Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib

Aturan tentang pelaporan barang sudah dijalankan sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
OJK Kembali Cabut Izin 4 BPR, Ini Alasannya

OJK Kembali Cabut Izin 4 BPR, Ini Alasannya

Dian mengatakan OJK masih akan menutup sisa BPR yang bermasalah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya