Kecelakaan Lion Air, Kementerian ESDM kehilangan 3 'Dewi' terbaiknya

Merdeka.com - Dalam tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10) lalu di perairan Karawang, Jawa Barat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku kehilangan tiga 'Dewi' terbaiknya.
Mereka adalah Jannatun Cintya Dewi, warga Sidoarjo, Jawa Timur; Inayah Fatwa Kurnia Dewi, asal Tangerang, Banten; serta Dewi Herlina asal Bekasi, Jawa Barat.
Di Kementerian ESDM, Jannatun menjabat Staf Analis Kegiatan Usaha Hilir Migas, Inayah menjabat kepala Seksi Niaga Gas Bumi, sedang Herlina sebagai Analis Kebijakan Pertama.
Duka kehilangan tiga Dewi ini diungkap Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Hilir Migas Kementerian ESDM, Yuli Rachwati saat mengantar jenazah Jannatun di rumah duka, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kamis (1/11) hari ini.
Kata Yuli, ketiga Dewi tersebut berada di pesawat nahas itu untuk melaksanakan tugas monitoring pelaksanaan pencampuran B20 non-PSO Pertamina di Pangkal Pinang. "Tapi rupanya Allah punya rencana lain," kata Yuli usai pemakaman Jannatun di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang tak jauh dari rumah korban.
Setelah mengantarkan Jannatun ke tempat peristirahatan terakhir, Yuli menyampaikan, bahwa Kementerian ESDM masih punya tanggungan terhadap keluarga dua Dewi lainnya yang turut menjadi korban tragedi Lion Air JT610.
"Ketiganya cerdas dan pintar-pintar. Makanya kami sedih dan sangat kehilangan. Ketiganya merupakan lulusan terbaik dari kampus masing-masing," terangnya.
Jannatun lulusan terbaik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Dia baru setahun menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian ESDM. Lajang 24 tahun itu merupakan korban Lion Air JT610 pertama yang berhasil diidentifikasi.
Sedangkan Inayah, telah 15 tahun bekerja di Kementerian ESDM dan tercatat sebagai lulusan terbaik di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pun begitu dengan Herlina yang sudah bekerja selama delapan tahun, merupakan lulusan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Ketiganya semasa kuliah sama-sama mengambil jurusan Teknik Kimia. Bahkan Jannatun, SMA-nya hanya ditempuh dalam dua tahun melalui program akselerasi dan langsung masuk ITS. Usia yang masih muda dan pintar itulah, menurut Yuli membuat Kementerian ESDM benar-benar kehilangan ketiga Dewi-nya tersebut.
Ditanya soal santunan terhadap korban, Yuli mengaku, pihak perwakilan Ditjen Migas belum bisa menyampaikan karena hal itu menjadi kewenangan Menteri ESDM. "Kami hanya mengantarkan rekan kami, adik kami ke tempat peristirahatan terakhir. Untuk yang lainnya kewenangan ada di Pak Menteri," tandas Yuli.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya