Kisah di Balik Eksotisme Watu Singa Gunung Bromo, Cinta Beda Kasta Direstui Orang Tua tapi Diuji Tak Kunjung Punya Anak
Konon, dulu Watu Singa atau Batu Singa di Gunung Bromo itu adalah hewan singa betulan.
Konon, dulu Watu Singa atau Batu Singa di Gunung Bromo itu adalah hewan singa betulan.
Cerita ini tak bisa dipastikan kebenarannya, namun telah menjadi cerita lisan turun-temurun yang dipercaya masyarakat setempat. Sebagai cerita lisan, isi cerita ini bisa memuat nilai-nilai bijak yang layak diteladani.
(Foto: Instagram @khofifah.ip)
Konon, pada suatu masa, lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat sehat dan kuat. Ia diberi nama Joko Seger.
Tak lama setelah kelahiran Joko Seger, lahirlah seorang bayi perempuan dari rahim istri raja. Bayi perempuan ini sangat tenang dan pendiam sehingga diberi nama Roro Anteng.
Saat menginjak dewasa, Joko Seger dan Roro Anteng saling jatuh cinta. Mengetahui hubungan anaknya dengan putri raja, ayah Joko Seger memperingatkan putranya bahwa mereka berdua berbeda status sosial.
Mendengar peringatan dari ayahnya, Joko Seger menceritakan bahwa ia dan Roro Anteng sudah membahas perbedaan status sosial keduanya. Mereka pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Melihat tekad serius putrinya dan sang kekasih, raja yang merupakan ayah Roro Anteng menyetujui hubungan putrinya dengan Joko Seger.
(Foto: Freepik jcomp)
Versi lain menyebutkan, Joko Seger yang merupakan seorang pemuda biasa diangkat menjadi Adipati Wengker di kawasan Ponorogo pada tahun 1150 Masehi. Pengkatan tersebut karena Joko Tengger berhasil menyembuhkan Dewi Retno Wulan yang nantinya berganti nama menjadi Roro Anteng. Setelah Roro Anteng sembuh, ia pun menikah dengan Joko Seger.
Setelah menikah, Roro Anteng dan Joko Seger ingin tinggal terpisah dari orang tuanya. Mereka membangun rumah di sekitar Gunung Bromo. Tak disangka ternyata banyak orang mengikuti mereka tinggal di kawasan tersebut hingga terbentuklah suatu komunitas yang bernama Tengger, akronim dari Roro Anteng dan Joko Seger.
(Foto: KapanLagi Youniverse)
Sudah bertahun-tahun mereka menikah, namun keinginan untuk memiliki keturunan belum juga terkabul. Mengutip visitlumajang.com, Joko Seger dan Roro anteng melakukan sebuah kesalahan yang menyebabkan mereka tidak kunjung dikaruniai anak.
Suatu hari Joko Seger seperti mendapat petunjuk bahwa ia dan istrinya harus melangsungkan selamatan Sepasar, selain itu dirinya juga harus bertapa fi Gua Widodaren jika ingin sang istri akan segera hamil.
Joko Seger pun menceritakan hal ini kepada Roro Anteng. Menanggapi keinginan sang suami, Roro Anteng memperingatkan Joko Seger agar hati-hati karena di gua tersebut konon hidup seekor singa.
Berbekal keberanian, Joko Seger pamit kepada istrinya hendak bertapa. Sesampainya di depan Gua Widodaren, ia tak langsung masuk ke dalam. Ia sengaja menunggu beberapa saat hingga akhirnya sang singa keluar dari gua.
Singa itu mengaum sangat keras seolah menunjukkan kekuatannya kepada Joko Seger. Meskipun takut, Joko Seger berusaha memberanikan dirinya. Ia pun mengaku tujuannya ke sana adalah untuk semedi di dalam Gua Widodaren.
Mendengar pengakuan Joko Seger, singa tersebut mengatakan bahwa siapapun yang ingin masuk ke Gua Widodaren harus mengalahkan dirinya terlebih dahulu. Pertarungan pun tak terhindarkan.
Joko Seger nyaris kalah, namun ia berusaha sekuat tenaga melawan sang singa. Akhirnya pertarungan dimenangkan Joko Seger. Meski demikian, Joko Seger tidak tega membunuh singa. Hewan yang dikenal sebagai raja hutan itu berterima kasih atas kebaikan hati Joko Seger. Sebagai tanda terima kasih, singa mengubah dirinya menjadi batu.
(Foto: Instagram @sulaimanbromo)
Kini batu singa tersebut masih bisa kita saksikan di dekat kawasan pasir berbisik Gunung Bromo. Batu Singa atau yang dikenal dengan sebutan Watu Singa jadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berfoto.
(Foto: Instagram @khofifah.ip)
Saat berkunjung ke Gunung Bromo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun tak melewatkan kesempatan berpose di Watu Singa.
"Watu Singa, batu besar yang bentuknya menyerupai singa jantan sedang bersantai. Lokasinya di sekitar pasir berbisik, atau hanya satu kilometer dari kaki tangga menuju puncak bibir kawah Bromo. Keberadaan Watu Singa ini menjadi bagian dari sejarah masa lalu Gunung Bromo dan Suku Tengger," tulis Khofifah melalui akun Instagramnya @khofifah.ip, Sabtu (4/11/2023)
Pihaknya telah memeriksa 45 orang saksi anggota brimob dibantu penyidik Bareskrim Mabes Polri dan menetapkan ATW jadi tersangka atas kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMengintip eksotisme desa wisata terbaik di Indonesia, ternyata suasananya bener-bener bikin betah
Baca SelengkapnyaJalur pendakian Gunung Lorokan cocok ditaklukkan bersama keluarga
Baca SelengkapnyaIntip keseruan tradisi kebyak rowo di waduk Rowo Glandang. Ratusan orang berlomba menangkap ikan dengan alat tradisional.
Baca SelengkapnyaANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka turut menganiaya korban hingga meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaObjek wisata yang satu ini cocok bagi pengunjung atau wisatawan yang gemar dengan suasana alam yang asri dan tidak begitu banyak orang.
Baca SelengkapnyaKaos kaki di zaman manusia purba dibuat dari kulit dan bulu binatang. Namun pada zaman Mesir kuno, kaos kaki mulai dibuat dari kain atau benang rajut.
Baca SelengkapnyaGubernur Jawa Timur menyebut Pulau Giliyang, Sumenep sebagai anugerah luar biasa dari Allah SWT.
Baca Selengkapnya