Kisah Makam Tionghoa Selamat dari Amukan Tsunami Krakatau, Semasa Hidup Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Saat bencana erupsi dan tsunami berlangsung, banyak warga yang berlindung di dekat makam.
sejarah![Kisah Makam Tionghoa Selamat dari Amukan Tsunami Krakatau, Semasa Hidup Sosoknya Bukan Orang Sembarangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/12/6/1701853568285-jgfey.png)
Saat bencana erupsi dan tsunami berlangsung, banyak warga yang berlindung di dekat makam.
![Kisah Makam Tionghoa Selamat dari Amukan Tsunami Krakatau, Semasa Hidup Sosoknya Bukan Orang Sembarangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/6/1701853347923-1jb2c.png)
Kisah Makam Tionghoa Selamat dari Amukan Tsunami Krakatau, Semasa Hidup Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
![Kisah Makam Tionghoa Selamat dari Amukan Tsunami Krakatau, Semasa Hidup Sosoknya Bukan Orang Sembarangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/6/1701853552028-j3yib.png)
Sebuah makam di wilayah Pulau Tanjung Kait, Provinsi Banten, dikabarkan selamat dari bencana besar erupsi Gunung Krakatu pada 1883 silam. Ketika itu pulau-pulau di sekelilingnya terkena dampak letusan, bahkan sampai hilang tergulung ombak.
Konon salah satu daratan itu selamat karena adanya sebuah makam tokoh Tionghoa. Saat bencana erupsi dan tsunami berlangsung, banyak warga yang berlindung di dekat makam. Saat ini lokasi itu dikeramatkan oleh warga setempat, dan dijadikan Klenteng oleh etnis Tionghoa di Pulau Kait.
Cerita legenda yang dipercaya turun temurun itu kemudian dikaitkan dengan sosok sakti bernama Ema Dato yang disemayamkan di sana.
Jadi lokasi wisata religi
Mengutip kanal YouTube seorang pemerhati budaya Tionghoa, Elsa Novia Sena, bahwa saat ini telah dibangun klenteng di sekitar area makam pada 1962.
Warga setempat biasa berziarah, sekaligus beribadah di klenteng tersebut untuk mendoakan para leluhur dan sosok yang dimakamkan di sana.
Makam Ema Dato di klenteng tersebut jadi salah satu yang dikeramatkan di sana, karena kesaktiannya ketika masih hidup.
![Gabungkan budaya Bali dan Tionghoa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/6/1701853536497-t12m8.png)
Gabungkan budaya Bali dan Tionghoa
Menurut Elsa, klenteng tersebut juga memiliki desain yang unik karena menggabungkan dua budaya, yakni Tionghoa dan Bali.
- Gempa M 5,7 Guncang Wilayah Banten, Tak Berpotensi Tsunami
- Bantul Kekurangan Alat Peringatan Dini Tsunami, Ini Fakta di Baliknya
- 'Kesaktian' Burung Kuau Raja Bermata Seratus dari Zaman Purba yang Ditemukan Kembali di Indonesia, Bisa Prediksi Gempa & Tsunami
- Guyon Mantan Panglima TNI saat Beri Kejutan ke Pengantin Baru Lansia 'Padahal Enggak Punya Gigi Berani Nikah ya'
- Pengertian Kemoterapi, Fungsi dan Jenis-Jenisnya
- Dewas Curhat Sulitnya Dapat Data KPK: Dua Tahun Ini Harus Melalui Pimpinan
Perpaduan dua budaya ini bisa terlihat jelas sejak di gerbang masuk, di mana pada dindingnya dihiasi motif topeng barong, dengan warna merah dan kuning khas Tionghoa.
“Jadi klenteng ini tuh unik banget, bergaya Bali nggak sih ini,” kata Elsa.
Asal usul makam
Tidak diketahui pasti kapan sosok Ema Dato ini dimakamkan. Namun dulunya kawasan ini masih berupa hutan, dan belum banyak permukiman seperti sekarang.
Disampaikan juru kunci makam, Koh Acin, makam ini diketahui sudah ada sebelum bencana erupsi Gunung Krakatau di 1883.
“Jadi ini tuh dulunya hutan, dan ditemukan oleh warga serta petani setempat, ” kata Koh Acin, saat diwawancara Elsa.
![Membawa berkah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/6/1701853488073-h23nw.png)
Membawa berkah
Makam ini sejak awal penemuan sudah dikeramatkan oleh warga karena dipercaya membawa keberkahan.
Ini terbukti saat terdapat seorang petani yang gagal panen, namun keadaannya membaik setelah berziarah.
“Dulu katanya ada petani bawang yang gagal panen akibat ribuan ulat, lalu ziarah ke sini. Setelah berdoa tiba-tiba ribuan burung terbang dan memakan ulat-ulat tadi hingga tanamannya sembuh, ” kata Koh Acin.
Sosoknya bukan orang sembarangan
Adapun sosok Ema Dato sendiri amat disegani semasa hidup. Ia menjadi tabib atau tokoh pengobatan yang bisa menyembuhkan masyarakat.
Ia merupakan perantauan asal Bali dan menetap di Pulau Kait. Bersama rombongan dari China, Ia datang untuk mendermakan ilmu pengobatan dan membantu warga sekitar secara sukarela.
“Ini kenapa ada kosambinya, karena makam ini dulu dekat pohon kosambi,” jelas Koh Acin.
Pernah selamat dari bencana Tsunami Krakatau
Setelah kematiannya pada 1740-an, warga masih merawat makam ini hingga terjadi bencana letusan Gunung Krakatau pada 1883.
Konon makam ini selamat dari dampak bencana tersebut dan turut melindungi warga, seakan membelah hempasan Tsunami setinggi 30 meter.
“Jadi pas di perbatasan makam Ema Dato itu gelombang airnya pecah, dan bisa melindungi warga, ini berdasarkan cerita lisan turun temurun,” kata Koh Acin.