Fakta di Balik Gempa M 6,4 yang Guncang Bantul, Alarm Megathrust?
Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
Namun tetap saja gempa itu menimbulkan sejumlah dampak. Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa juga terasa hingga Tegal dan menyebabkan seorang warga mengalami luka ringan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kalau gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
Daryono mengatakan bahwa zona subduksi aktif itu tidak hanya menimbulkan gempa bumi, namun juga tsunami yang menerjang wilayah selatan Pulau Jawa.
Berdasarkan catatan sejarah, tsunami di selatan Pulau Jawa pernah terjadi sebanyak delapan kali sejak tahun 1800 dengan rincian tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1957, 1994, dan 2006. “Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa serta tsunami di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya,” kata Daryono.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Yogyakarta adalah kawasan sistemik aktif dan kompleks karena memiliki sumber gempa potensial yang bersumber dari darat maupun laut. Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi gempa bumi berkekuatan hingga M 8,7. Sedangkan di darat terdapat Sesar Opak yang cukup aktif dan berkekuatan hingga mencapai M 6,6.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa akibat gempa tersebut, sejumlah 93 unit rumah rusak dengan tingkat kerusakan ringan hingga sedang. Di Kabupaten Kebumen, rumah rusak ringan 8 unit dan rusak sedang 2 unit. Di Kabupaten Magelang dan Tegal, rumah rusak masing-masing 1 unit. Sementara di Kabupaten Purbalingga rumah rusak tercatat ada 4 unit. Lalu di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ada 28 unit rumah rusak. Di Kabupaten Bantul, DIY, ada 30 unit rumah rusak dan di Gunungkidul ada 19 unit rumah yang rusak.
Dari intensitas guncangan dengan skala MMI, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen, kekuatan gempa berada pada skala IV MMI. Sedangkan di Kediri pada skala III MMI. Lalu di Mojokerto III MMI. Semakin tinggi tingkat MMI maka dampak yang dirasakan semakin besar.
Gempa terjadi hari ini, Kamis (17/8) pukul 11.28 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun demikian, masyarakat diminta agar hati-hati terhadap gempa bumi susulan.
Baca SelengkapnyaBMKG memastikan gempa bumi ini tidak memicu tsunami.
Baca SelengkapnyaGuncangan gempa juga dirasakan di wilayah Talaud, Siau dan Tahuna. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Filipina.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak panik dan tetap mengacu pada informasi dari BMKG.
Baca SelengkapnyaLokasi gempa terletak pada 5,82 Lintang Utara (LU) dan 94,57 Bujur Timur (BT).
Baca SelengkapnyaGempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang Kupang tak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaSementara sebuah video beredar sejumlah warga di Balaesang Tanjung, Pantai Barat, Donggala, Sulteng terlihat panik usai gempa mengguncang.
Baca Selengkapnya