Turki sebut pembunuhan Khashoggi diperintahkan penguasa Saudi, tapi bukan Raja Salman
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yakin pembunuhan terhadap wartawan Jamal Khashoggi dilakukan atas perintah penguasa Arab Saudi. Cavusoglu merujuk kepada tim rahasia berjumlah 15 orang Saudi yang terbang ke Turki sebelum pembunuhan dilakukan.
"Tim yang terdiri dari 15 orang ini tidak datang ke Turki sendiri. Mereka datang atas perintah. Tanpa perintah dan izin, 15 orang ini tidak akan datang dari Saudi ke Turki untuk membunuh warganya," kata Cavusoglu dikutip dari Channel News Asia, Selasa (6/11).
Namun demikian, Cavusoglu tidak menyatakan perintah itu datang dari Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud.
"Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Raja Salman dua kali setelah peristiwa pembunuhan itu, saya yakin raja tidak memberi perintah untuk membunuh seseorang," ungkap Cavusoglu.
Cavusoglu menambahkan bahwa apa yang terjadi beberapa pekan lalu sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak Saudi. Negara tersebut wajib memberi tahu Turki bagaimana pembunuhan Khashoggi dilakukan, dan apa yang terjadi pada mayatnya.
"Saya pikir adalah tanggung jawab Saudi untuk mencari tahu apa yang terjadi pada mayat Khashoggi dan memberi tahu kami tentang hal itu, karena ke-15 orang yang tergabung dalam tim tersebut masih ada di negara itu," katanya.
Sebagaimana diketahui, Erdogan telah berulang kali menuntut lebih banyak informasi dari Saudi dan meminta pejabat Saudi untuk mengungkapkan identitas ke-15 orang diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Khashoggo.
Namun, pihak Saudi masih berusaha menutupi kejahatan tersebut. Meskipun pejabat Turki dan Saudi telah melakukan inspeksi gabungan terhadap kantor konsulat dan tempat tinggal pejabat konsulat.
Khashoggi merupakan wartawan surat kabar Amerika Serikat Washington Post yang kerap menyuarakan kritik terhadap pemerintah Saudi. Dia terakhir kali terlihat memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengurus dokumen pernikahan. Namun sejak saat itu, dia tak pernah terlihat lagi.
Pihak berwenang Turki yakin bahwa Khashoggi telah dibunuh di kantor konsulat tersebut dan mayatnya dimutilasi. Awalnya, pihak Saudi enggan mengakui fakta tersebut, namun kemudian negara tersebut meralatnya dan mengakui bahwa Khashoggi meninggal karena terlibat pertikaian.
Sejauh ini, Saudi telah menahan 18 orang dan memecat lima pejabat senior pemerintah sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaUsai Pensiun dari Presiden, Jokowi Dapat Undangan Liburan ke Tanzania
Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBerlarian dan Berdesakan demi Salaman dengan Presiden Jokowi
Mereka menunggu giliran untuk bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
Baca SelengkapnyaGanjar: Biasanya Jokowi dengan Megawati Bisa Komunikasi Langsung Tanpa Perantara
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi bahwa Presiden Joko Widodo memintanya untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Ganjar Jika Jokowi Turun Gunung Kampanye
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca Selengkapnya