Jumlah Korban Meninggal Akibat Virus Corona di Iran Bertambah Jadi 15 Orang
Merdeka.com - Jumlah warga Iran yang meninggal akibat virus corona baru (Covid-19) bertambah menjadi 15 orang. Pada akhir pekan kemarin, jumlah warga yang meninggal sebanyak enam orang. Demikian dilaporkan media pemerintah, Selasa (25/2).
Dikutip dari Aljazeera, dua orang yang meninggal adalah lansia perempuan yang berasal dari Provinsi Alborz di wilayah utara dan seorang lainnya adalah pasien di Provinsi Markazi, seperti dilaporkan kantor berita IRNA.
Saat kasus ini meningkat, Iran menutup sejumlah sekolah, kampus, dan pusat kebudayaan sejak akhir pekan kemarin di 14 provinsi. Beberapa negara tetangga Iran juga menutup perbatasan mereka untuk mencegah penyebaran virus.
Penutupan dilakukan di Qom, Markazi, Gilan, Ardabil, Kermanshah, Qazvin, Zanjan, Mazandaran, Golestan, Hamedan, Alborz, Semnan, Kurdistan, dan Teheran.
Pemerintah juga mengumumkan semua agenda seni dan film di gedung pertemuan di seluruh Iran dibatalkan sampai akhir pekan. Ini bertujuan untuk menghentikan infeksi.
Pada Selasa, China melaporkan ada 508 kasus baru. Sebanyak 71 kasus kematian akibat wabah virus corona ini dilaporkan di China daratan, 68 di antaranya di Wuhan, yang menjadi pusat wabah.
Jumlah kasus virus corona di China daratan sampai saat ini tercatat sebanyak 77.658 dan 2.663 kematian.
Bantah 50 Orang Meninggal
Pemerintah Iran juga membantah kabar bahwa ada 50 orang meninggal di Qom akibat virus corona. Sebelumnya pernyataan anggota parlemen dari Qom, Ahmad Amirabadi Farahani dikutip kantor berita ILNA yang mengatakan angka kematian mencapai 50 orang. Informasi ini kemudian dibantah Kementerian Kesehatan Iran.
Iran pertama kali melaporkan kasus virus corona pada 19 Februari. Dikutip dari laman WSLS, Farahani tidak mendukung pernyataannya dengan bukti. Dia juga mengatakan ada 250 orang dikarantina di Qom.
"Menurut saya tindakan pemerintah untuk mengendalikan virus tidak sukses," kata dia.
Komentarnya mewakili kritikan publik terhadap pemerintah dalam menangani wabah ini.
"Tak ada perawat yang memiliki akses untuk peralatan pelindung yang layak," ujarnya.
"Sejauh ini saya tidak melihat tindakan khusus untuk melawan corona oleh pemerintah," imbuhnya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Iraj Harirchi membantah komentar Farahani, mengatakan sekitar 900 orang yang diduga terjangkit virus menjalani pemeriksaan.
"Tak ada yang memenuhi syarat membicarakan berita seperti ini," kata Harirchi.
Dia juga mengatakan anggota parlemen tak memiliki akses data virus corona dan bisa jadi datanya bercampur antara kematian akibat penyakit lain.
Perwakilan Kementerian Kesehatan Iran di Qom, Mohammad Tavakoli mengatakan, 320 orang diduga terinfeksi telah dibawa ke rumah sakit. Tavakoli menambahkan, 21 orang terinfeksi telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPenyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya