Gugus Tugas yang Didanai Inggris Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM Militer Myanmar
Merdeka.com - Sebuah gugus tugas baru dibentuk belum lama ini untuk menyelidiki bukti pelanggaran HAM di Myanmar, lima bulan setelah militer melakukan kudeta, menggulingkan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi dan membawa negara di Asia Tenggara itu dalam kekacauan berkepanjangan.
Proyek yang didanai pemerintah Inggris, Myanmar Witness, mengatakan pihaknya berbagi informasi dengan Mekanisme Penyelidikan Independen PBB untuk Myanmar, yang sedang menyelidiki dugaan kejahatan di Myanmar.
Inisiatif ini muncul ketika negara-negara Barat meningkatkan tekanannya kepada penguasa militer Myanmar terkait dugaan pelanggaran HAM, di mana PBB mengatakan lebih dari 880 orang dibunuh pasukan keamanan sejak kudeta.
“Myanmar Witness akan secara independen mengumpulkan, mengamankan, memproses, menyelidiki, memverifikasi, dan mengkaji insiden-insiden kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia,” jelas kelompok ini, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (11/7).
Kelompok ini juga akan mendorong aduan dari warga sipil dan juga secara independen memverifikasi insiden-insiden di media sosial, di mana warga Myanmar mengunggah sejumlah foto dan video yang menunjukkan pembunuhan, penyiksaan, dan pelanggaran lainnya.
Myanmar Witness menyampaikan pihaknya telah mengungkap dan memverifikasi bukti-bukti pembalasan tentara, menembak kawasan sipil dan tempat ibadah, dan indikasi tujuan untuk menyakiti, jika tidak membunuh, para pengunjuk rasa.
Negara-negara Barat dan kelompok HAM mengecam kekejaman pasukan keamanan Myanmar. Otoritas militer berdalih mereka hanya menggunakan kekerasan ketika diperlukan untuk mengatasi ancaman terhadap keamanan nasional.
Kekerasan sejak kudeta telah membuat lebih dari 230.000 orang melarikan diri dari rumah-rumah mereka, menurut PBB.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaKesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Terima Ditegur karena Bawa Pacar ke Rumah, Pemuda di Maros Tega Bunuh Kakak Kandung
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaDiwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaCatatan Komnas HAM untuk KPU Selama Pelaksanaan Pemilu 2024
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaPN Surakarta Buka Suara soal Gugatan Almas Tsaqibirru ke Gibran terkait Wanprestasi
Almas mengajukan gugatan perdata dengan nomor perkara 25/Pdt.G/2024/PN Skt yang terdaftar pada Senin, 29 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca Selengkapnya