FOTO: Ini Kapal Kemanusiaan Freedom Flotilla Siap Tembus Blokade Israel untuk Kirim Bantuan ke Jalur Gaza

Kapal Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanuasian untuk Gaza diserang drone di perairan internasional di Malta, (02/05/2025).

Kapal bantuan yang menuju Gaza mengeluarkan sinyal SOS setelah dugaan atas serangan drone di lepas pantai Malta.

Pelaksanaan penugasan nakes TNI ini akan berlangsung selama empat bulan di wilayah El Arish, Mesir

TNI AD sudah memiliki alutsista dan Kapal Rumah Sakit yang lengkap dan bagus.

Empat batalyon itu terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan.

TNI membuka pendaftaran dan seleksi bagi prajurit yang ingin menjadi bagian dari pasukan perdamaian ke Gaza.

Dua rumah sakit ini bisa menampung pasien lebih dari 1.000 orang.

Empat batalyon itu terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan.

Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet barang bantuan yang total beratnya mencapai 3,2 ton

Diakui Menhan, tugas dari para prajurit yang satu ini bukan perkara mudah.

Kapal ini akan diberangkatkan apabila sudah mendapatkan izin dari pihak Mesir.

Pesawat ketiga Turki ini tiba pada Sabtu, menyusul dua pesawat sebelumnya yang tiba di Mesir pada Jumat.

Sejak bantuan kemanusiaan terbatas dilanjutkan pada 19 Mei lalu, hanya 700 makanan dan perbekalan yang masuk ke Gaza.

Dewan Keamanan PBB kemarin menggelar pemungutan suara untuk rancangan resolusi menanggapi situasi yang kian memburuk di Gaza, Palestina.

Laporan Associated Press menyebut bahwa tembakan peringatan berasal dari tentara bayaran asal AS yang bertugas mengamankan lokasi distribusi.

Perusahaan tentara bayaran AS buka lowongan di Linkedin untuk awasi bantuan di Gaza atas nama Israel.

Kemarin Israel mengizinkan truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza meski hanya sembilan truk.

Israel akan mengizinkan pasokan makanan terbatas ke Gaza untuk mencegah krisis kelaparan saat Operasi Gideon's Chariot berlangsung.

Pada Mei, 29 warga Palestina di Gaza meninggal karena kelaparan.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga sipil Jalur Gaza, Palestina, yang menjadi korban dalam krisis kemanusiaan terparah abad ini.

Pesan yang ditulis di bungkus kopi tersebut viral di media sosial dan mendapat dukungan dari warga Israel.

Doctors Without Borders atau MSF juga menyerukan agar Israel ditekan untuk menghentikan blokade Gaza.

Menurut juru bicara UNICEF, jauh lebih banyak bom dan roket yang memasuki Gaza daripada makanan.

Sedikitnya 58 warga Palestina telah meninggal karena kekurangan gizi, sementara 242 lainnya kehilangan nyawa akibat kekurangan makanan dan obat-obatan.