Merdeka.com - Sebuah klaim bahwa mengunyah kulit pohon jambu mete atau jambu monyet dapat menetralisir racun ular beredar di media sosial. Salah satu pengguna Facebook mengunggah klaim tersebut dengan narasi dalam bahasa Indonesia seperti berikut.

“Jika Anda adalah korban gigitan ular atau racun, cari saja pohon jambu mete, gunakan gunting untuk mengambil kulit pohon jambu mete, dan kunyah kulit pohonnya (sic)," tulisnya pada 26 September 2022.

Ia juga menambahkan mengunyah kulit kayu akan menetralkan setiap zat beracun, termasuk racun ular mamba hitam.

Unggahan itu telah mendapat tanggapan hingga dibagikan lebih dari 13 ribu kali.

Penelusuran

Dilansir dari factcheck.afp.com, klaim mengunyah kulit pohon jambu monyet yang berupa kayu untuk menetralkan zat beracun ialah hoaks. WHO justru mengimbau untuk menghindari pengobatan tradisional dan herbal ketika terkena gigitan ular. Oleh karena itu, orang-orang yang terkena gigitan ular sebaiknya segera pergi ke rumah sakit agar diberikan pengobatan yang sesuai.

Apalagi, jenis ular mamba seperti yang disebutkan dalam klaim memiliki beberapa jenis racun. Racun neurotoksik dapat memengaruhi sistem saraf, racun sitotoksik menyerang jaringan dan sel otot di tempat gigitan, hingga racun hemotoksik yang dapat menyebabkan pembekuan darah. WHO bahkan menambahkan racun miotoksik sebagai jenis racun yang dimiliki ular mamba. Racun itu dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan.

Hingga saat ini WHO masih mengimbau untuk menggunakan antivenom atau serum anti bisa ular sebagai langkah netralisir racun akibat gigitan ular. Serum ini sebaiknya disuntikkan dalam kurun 4 jam pertama setelah tergigit ular sehingga penanganan cepat gigitan ular oleh ahli sangat perlu dilakukan.

Kesimpulan

Klaim mengunyah kulit pohon jambu monyet untuk mengatasi gigitan ular beracun adalah hoaks. Tidak ada bukti ilmiah yang membenarkan klaim tersebut.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Referensi:https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.32KW8RT

Reporter Magang: Aslamatur Rizqiyah