Nyaris Bangkrut, Justin Bieber Dikabarkan Jual Katalog Musik Demi Menyambung Hidup
Justin Bieber pernah disarankan untuk menunda penjualan katalog musiknya, namun ia dikabarkan dalam keadaan membutuhkan uang.

Justin Bieber kembali menjadi pusat perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Beragam isu muncul, mulai dari kehidupan rumah tangga, kesehatan mental, hingga masalah keuangan yang sedang dihadapinya.
Baru-baru ini, ia dilaporkan hampir mengalami kebangkrutan dan terpaksa menjual katalog musiknya. Menurut laporan yang disampaikan People pada Sabtu (17/5), informasi ini berasal dari dokumenter terbaru yang dirilis TMZ.
Dalam dokumenter berjudul TMZ Investigates: What Happened to Justin Bieber?, disebutkan pada bulan Desember 2022, suami Hailey Bieber menjual hampir 300 lagu dalam katalognya dengan total nilai mencapai USD200 juta kepada Hipgnosis Songs Capital. Langkah ini diambil Justin Bieber karena ia berada dalam situasi "keruntuhan finansial."
Harvey Levin, selaku Produser Eksekutif dari tayangan ini, menyatakan penyanyi yang terkenal dengan lagu Beauty and a Beat tersebut telah mengumpulkan pendapatan antara USD500 juta hingga USD1 miliar sepanjang kariernya. Namun, ia terpaksa menjual katalog musiknya setelah mengalami utang yang signifikan akibat pembatalan Justice World Tour pada tahun 2022.
Justin Bieber Butuh Banyak Uang

"Aku menghubungi banyak orang --- pihak Justin mengakui bahwa pada tahun 2022, ia berada di ambang... kata-kata yang digunakan adalah 'keruntuhan finansial.' Dan itulah sebabnya ia harus menjual katalognya," ungkapnya dalam sebuah dokumenter.
Levin juga menambahkan Scooter Braun, manajer Justin Bieber saat itu, menyadari keputusan yang diambil oleh artisnya tersebut. Braun bahkan menyarankan Justin untuk menunda penjualan hingga Januari 2023 untuk mendapatkan keuntungan dari keringanan pajak. Namun, dalam situasi yang mendesak, Justin merasa bahwa ia sangat membutuhkan uang.
"Justin berkata, 'Aku harus menjualnya sekarang.' Dan ia menjualnya pada bulan Desember. Sebegitu bangkrutnya dia," lanjut Levin.
Ketika dihubungi People, perwakilan Justin Bieber memilih untuk tidak memberikan komentar mengenai pernyataan tersebut. Situasi yang dihadapi Justin menunjukkan betapa sulitnya kondisi keuangan yang dialaminya, meskipun ia adalah seorang bintang besar. Keputusan untuk menjual katalog musiknya menjadi langkah yang cukup drastis dalam upaya untuk memperbaiki keadaan finansialnya.
Katalog penjualan telah diberitakan sejak tahun 2023
Pada bulan Januari 2023, People melaporkan Justin Bieber telah menjual katalog musiknya dengan nilai mencapai USD200 juta. Dalam laporan tersebut, disebutkan terdapat 291 lagu yang termasuk dalam katalog ini, baik lagu-lagu yang telah dirilis maupun yang menjadi ketertarikan Bieber hingga akhir tahun 2021.
Penjualan ini mencakup 6 album studio Bieber, yaitu My World 2.0, Under the Mistletoe, Believe, Purpose, Changes, dan Justice, serta beberapa proyek lainnya. Di antara karya-karya tersebut terdapat album My World dan Journals, serta lagu-lagu hits seperti "Baby," "Boyfriend," "What Do You Mean?," "Sorry," "Love Yourself," "Yummy," "Holy," dan "Peaches," serta banyak lagi.
Pembeli dari katalog ini adalah Hipgnosis Songs Capital, sebuah perusahaan yang mengelola hak cipta musik dan sebelumnya juga telah membeli katalog lagu dari beberapa musisi ternama seperti Kenny Chesney dan Justin Timberlake.
Meskipun alasan di balik keputusan Justin untuk menjual katalog musiknya tidak diungkapkan, pihak Hipgnosis Songs Capital telah memberikan pernyataan resmi mengenai transaksi ini. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan penggemar dan industri musik, mengingat nilai yang sangat tinggi dari penjualan tersebut. Namun, keputusan ini menunjukkan langkah strategis dalam pengelolaan karya seni dan hak cipta di era digital saat ini.
Keuntungan Lagu Justine Bieber
"Akuisisi ini termasuk di antara transaksi terbesar yang pernah dilakukan untuk artis di bawah usia 70 tahun," kata Merck Mercuriadis, pendiri Hipgnosis Song Management.
"Di usianya yang baru 28 tahun, ia adalah salah satu dari segelintir artis berpengaruh dalam era streaming, yang menghidupkan kembali seluruh industri musik."
Dengan langkah pembelian ini, Hipgnosis kini menguasai 100% dari keuntungan yang berasal dari kredit penulisan dan rekaman yang dimiliki oleh Justin Bieber. Hal ini juga mencakup "hak terkait," seperti pemutaran lagu di berbagai tempat umum seperti toko dan restoran. Namun, perlu dicatat hak atas master rekamannya akan tetap dimiliki oleh Universal Music Group secara permanen.