Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ungkap Teori Evolusi Alam Semesta, Ilmuwan Ini Raih Hadiah Nobel Fisika

Ungkap Teori Evolusi Alam Semesta, Ilmuwan Ini Raih Hadiah Nobel Fisika Ilustrasi ledakan Big Bang. © The Times

Merdeka.com - Tahun ini, salah satu ilmuwan yang mendapatkan hadiah Nobel yakni James Peeble, punya kontribusi besar dalam dunia astronomi dan fisika.

Dia berhasil mendapat Nobel setelah temuannya tentang evolusi alam semesta. Perlu diketahui, Peebles adalah seorang kosmologis teoritis.

Dikutip dari The Guardian via Tekno Liputan6.com, temuan Peebles yang membuatnya diganjar Nobel adalah pembahasan usai terjadinya Ledakan Besar atau Big Bang.

Akademisi lulusan Priceton Univeristy ini membuat sebuah pondasi teori untuk cosmic microwave background (CMB). Teori ini disebut meneguhkan model standar dari evolusi di alam semesta.

Peebles berhasil mengembangkan sebuah piranti teoritis yang memungkinkan ilmuwan melakukan inventarisasi penyusun alam semesta.

Dia mengatakan informasi soal penyusun alam semesta baru diketahui 5 persen saja, dan sisanya adalah materi gelap dan energi gelap.

"Kita harus akui materi gelap dan energi gelap misterius. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab...apa itu materi gelap," tuturnya.

Teori yang diuraikan Peebles ini disebut mampu membantu kosmologis dalam memahami CMB dan asal mula alam semesta.

Temukan Molekul Pertama di Alam Semesta

Terlepas dari hal itu, dengan bantuan NASA, para ilmuwan dilaporkan akhirnya berhasil menemukan HeH+ yang disebut-sebut sebagai molekul pertama.

Selama bertahun-tahun, molekul HeH+ alias Helium Hydride Ion, diyakini sebagai molekul pertama yang terbentuk setelah peristiwa Big Bang.

Namun sayang, belum ada yang mampu mendeteksi keberadaan molekul pertama di alam semesta ini.

lmuwan di observatorium Max Planck for Radio Astronomy, memakai teleskop Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) NASA untuk mendeteksi keberadaan HeH+ di sebuah nebula bernama NGC 7027.

Menurut keterangan ilmuwan seperti dilansir Geek, setelah peristiwa Big Bang, HeH+ terbentuk dalam kondisi molekular di mana atom helium dan proton bergabung bersama.

Pada akhirnya, gabungan molekular ini terpisah ke molekul hidrogen dan atom helium. Masing-masing dari elemen ini berada dalam kuantitas besar yang ada di alam semesta.

Sempat Dibahas di Tahun 1925

Pada 1925 silam, ilmuwan mampu mempelajari molekul HeH+ di laboratorium. Sejak itu, mereka menyadari kalau molekul ini berperan penting pada masa awal terbentuknya alam semesta.

"Alam semesta itu dimulai dengan kehadiran HeH+. Sayangnya, kurangnya bukti definitif dari eksistensi molekul tersebut telah menjadi dilema bagi kami," ujar Rolf Gusten.

Proses terbentuknya HeH+ sendiri dimulai saat radiasi bintang mencapai temperatur lebih dari 100.000 derajat Celcius, yang mana menciptakan proses ionisasi.

Ilmuwan mengaku menemukan HeH+ merupakan bukan proses mudah. Sebab, atmosfer Bumi yang dianggap 'kusam' menyulitkan ilmuwan selama bertahun-tahun untuk mencari keberadaan HeH+.

Bagaimanapun, dengan bantuan SOFIA, ilmuwan bisa mewujudkannya karena teleskop ini dibekali lensa spektrometer beresolusi tinggi untuk menemukan HeH+.

Sumber: Liputan6.comReporter: Agustinus Mario Damar

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Rusia ini Berani Tentang Teori Einstein dan Dianggap Usang
Ilmuwan Rusia ini Berani Tentang Teori Einstein dan Dianggap Usang

Albert Einstein, seorang ilmuwan penerima nobel yang teorinya diakui dunia, tiba-tiba ditentang di zaman sekarang.

Baca Selengkapnya
Meneruskan Teori Darwin, Ilmuwan Soroti Bagaimana Pertama Kali Manusia Bisa Berjalan Tegak?
Meneruskan Teori Darwin, Ilmuwan Soroti Bagaimana Pertama Kali Manusia Bisa Berjalan Tegak?

Penelitian terbaru di jurnal Innovation ungkap evolusi pergerakan manusia. Tim ilmuwan gunakan fosil kera prasejarah, Lufengpithecus 6 juta tahun. Simak disini

Baca Selengkapnya
Patahkan Teori Kuantum Einstein, Tiga Ilmuwan Ini Dapat Nobel Prize
Patahkan Teori Kuantum Einstein, Tiga Ilmuwan Ini Dapat Nobel Prize

Albert Einstein hanyalah manusia biasa. Tak seluruh teorinya lekang di setiap zaman.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Benda Ini
Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Benda Ini

Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Sumpit

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Teori Relativitas Einstein yang Tak Diakui Swedia Hingga Gagal Mendapatkan Nobel Prize
Nasib Buruk Teori Relativitas Einstein yang Tak Diakui Swedia Hingga Gagal Mendapatkan Nobel Prize

Perlu diketahui, Nobel Prize yang didapatkan Einstein bukanlah Teori Relativitas.

Baca Selengkapnya
Teori Relativitas Einstein Pertama Kali Muncul Bertujuan Gantikan Teori Usang Milik Ilmuwan Ini
Teori Relativitas Einstein Pertama Kali Muncul Bertujuan Gantikan Teori Usang Milik Ilmuwan Ini

Ada upaya untuk memodernisasi teori yang sudah ada milik ilmuwan ini.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ungkap Sejak Kapan Nenek Moyang Kera dan Monyet Suka Makan Buah-Buahan Lembut dan Manis
Ilmuwan Ungkap Sejak Kapan Nenek Moyang Kera dan Monyet Suka Makan Buah-Buahan Lembut dan Manis

Peneliti menganalisis fosil gigi antropoid (nenek moyang kera dan monyet) yang ditemukan di gurun Fayum, Mesir.

Baca Selengkapnya
Teorinya Terbukti, Nisan Makam Ilmuwan ini Dihiasi Ukiran Tata Surya yang Begitu Indah
Teorinya Terbukti, Nisan Makam Ilmuwan ini Dihiasi Ukiran Tata Surya yang Begitu Indah

Copernicus akhirnya dimakamkan di kuburan yang diberi tanda, sebelumnya tidak. .

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan Manusia Punya Satu Kesamaan Ketika Mati, Begini Penjelasannya
Ilmuwan Temukan Manusia Punya Satu Kesamaan Ketika Mati, Begini Penjelasannya

Tidak ada manusia yang sama, tetapi ketika mati, tubuh manusia punya satu persamaan.

Baca Selengkapnya