Dradjad: Belum tentu yang kecewa dengan PKS lari ke PAN
Merdeka.com - Partai Amanat Nasional (PAN) disebut-sebut sebagai partai yang paling diuntungkan dengan kasus yang menerpa PKS. Banyak pemilih PKS diprediksi akan kabur dan berpindah ke PAN.
Namun hal ini dibantah oleh oleh Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo. Menurut Dradjad keliru jika ada anggapan bahwa PAN paling diuntungkan dalam kasus penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS.
"Keliru kalau dianggap PAN otomatis diuntungkan dengan adanya penangkapan mantan Presiden PKS. Apalagi kalau dikatakan bahwa pemilih yang kecewa dengan PKS akan ramai-ramai memilih PAN," ujar Dradjad kepada merdeka.com, Minggu (3/2).
Menurut Dradjad, PAN diuntungkan dalam PKS hanya asumsi akademis saja yang tidak didasarkan pada realita politik. Meski antara para pemilih PAN dan PKS terdapat irisan segmen yang sama, yaitu pemilih Islam dengan tingkat pendidikan dan karakter sosial yang mirip, namun belum tentu pemilih yang kecewa dengan PKS akan lari ke PAN.
"Saya cukup intensif berinteraksi dengan kelompok pemilih ini. Banyak di antara mereka mengatakan akan golput. Kalau pun berorientasi organisasi, mereka cenderung bersimpati kepada ormas seperti Hizbut Tahrir," terangnya.
Faktor kedua, sebagian dari pemilih PKS mempunyai sikap yang sangat kritis kepada pemerintah. Mereka selama ini cenderung mendukung sikap PKS yang boleh dikatakan 'nakal' dalam berkoalisi di dalam pemerintahan.
"Dan bagi mereka, PAN kurang 'nakal'. Meski demikian, saya harus mengakui, dengan strategi tertentu dan kerja politik yang sangat keras, PAN masih bisa menarik simpati dari pemilih mengambang, bukan hanya eks PKS atau parpol lain, tapi juga yang selama ini golput," terangnya.
Kasus penangkapan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dapat memberikan keuntungan bagi Partai Amanat Nasional (PAN). Partai berlambang matahari bentukan Amien Rais itu berpeluang merebut suara dari PKS.
Menurut pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, kedua partai tersebut memiliki kesamaan karakteristik dilihat dari segi pemilihnya masing-masing.
"Irisan pemilih PKS itu hampir sama dengan PAN dari sisi pendidikan, pemilih dua partai ini sama dari middle class, sama-sama dari Islam modern berbasis Muhammadiyah, Persis, kedua pemilih ini sama-sama berasal dari kota," kata pengamat politik, Burhanudin di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/2).
Persamaan itu sangat mempengaruhi jumlah suara dan simpatisan dari kedua partai tersebut. Jika salah satu mengalami penurunan, maka lawannya justru meraih hasil yang cukup memadai, begitu pula sebaliknya.
"Pemilih PAN dan PKS antogonistik, kalau PAN naik PKS turun, PKS turun PAN naik ada irisan ceklis dari PAN dan PKS," tutur dia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini
BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaBuka-Bukaan Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies, Singgung Jokowi dan Demokrat
Tawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.
Baca SelengkapnyaPSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan
Ganjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PKS: Kalau Anies Maju Pilkada DKI, Peluang Menangnya Besar
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, Anies Baswedan berpeluang besar untuk menang jika maju pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP
Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca SelengkapnyaTerancam Kehilangan Dua Kursi di DPRD Jateng, PPP Ungkap Suara Caleg Tergerus 'Serangan Fajar' Lawan Politik
PPP menuding kegagalan akibat dampak pertarungan politik selama kampanye dikendalikan kekuatan dana yang besar.
Baca SelengkapnyaCuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaLonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaTak Perlu Deklarasi, Analis Sebut Arah Politik Jokowi ke PSI
Walaupun belum keluar dari PDIP, Jokowi dinilai sudah sangat erat dengan PSI.
Baca Selengkapnya