Merdeka.com - Kasus penipuan Warga Negara Asing China di Indonesia masuk dalam kejahatan internasional terorganisir. Oleh karena itu, dalam menyelesaikan masalah ini Polda Metro Jaya bekerja sama dengan kepolisian China.

"Dari kasus ini, ada peningkatan integritas dengan instansi lain. Yaitu kawan-kawan dari polisi China ke sini untuk memeriksa masalah ini," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Pondok Indah, Selasa (26/5).

Menurut Herry, mereka akan memeriksa dan menganalisis alat komunikasi yang digunakan 29 WNA China untuk menjalankan aksi kejahatannya. Pihak kepolisian China akan membawa alat komunikasi dan data dari Indonesia yang kemudian di bawa ke negeri tirai bambu itu untuk memeriksa para korban yang terkena kejahatan online di sana.

Para pelaku menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VOIP) yang memungkinkan komunikasi jarak jauh melalui internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data.

"VOIP itu menggunakan antena pemancar dan akses internet. Tetapi sinyalnya tidak dapat terdeteksi sehingga dapat mengecek dan pelacakan nomor telepon. Itu adalah bentuk penipuan karena dapat mencuri data orang yang dituju. Mungkin saja data para pejabat, pelaku korupsi atau pencucian uang di China," jelas Herry kepada wartawan.