Anies Baswedan, Kursi Wagub DKI dan Legenda Cerita Siti Nurbaya
Merdeka.com - Empat bulan sudah posisi Wakil Gubernur DKI dibiarkan kosong setelah Sandiaga Uno mundur untuk maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Selama itu, Anies Baswedan sendirian memimpin Ibu Kota. Teka-teki siapa yang menjadi pengganti Sandi juga masih menjadi misteri. Hal ini disebabkan karena Gerindra dan PKS sebagai partai pengusung Anies-Sandi belum menemukan kata sepakat siapa yang akan diajukan ke DPRD DKI Jakarta.
PKS dan Gerindra sama-sama ngotot menyodorkan nama calon wagub dari partainya. Beberapa elite Gerindra yang juga menginginkan posisi Wagub DKI. Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik yakin akan mendampingi Anies Baswedan. Di sisi lain, PKS juga sudah menyodorkan dua nama untuk menggantikan Sandi. Dua nama itu adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
PKS tak terima jika posisi wagub diisi oleh Gerindra. Presiden PKS Sohibul Iman yang mengklaim Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah berkomitmen memberikan kursi wakil gubernur DKI Jakarta kepada PKS. Dia pegang teguh komitmen itu meski kader Gerindra di DKI menolak.
"Dan itu sampai sekarang tidak berubah. Pak Prabowo mengatakan itu adalah hak PKS," kata Sohibul beberapa waktu lalu.
Tarik ulur kedua partai masih terus terjadi. Sebagai wujud kekecewaan, PKS Jakarta mengancam akan mematikan mesin PKS untuk pemenangan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Jika kadernya tak terpilih menjadi wagub DKI.
"Terutama kader-kader muda yang kecewa terkait janji soal wagub DKI tidak dipenuhi. Jika sudah kecewa, otomatis 'mesin partai pasti mati' karena PKS partai kader," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi waktu itu.
Setelah sekian lama jadi debat kusir di publik, PKS dan Gerindra akhirnya duduk bersama untuk membahas kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pertemuan di Kantor DPD Gerindra Jakarta Pusat, pada 5 November 2018, pertemuan menghasilkan sejumlah kesepakatan. Salah satu poinnya yakni kedua partai sepakat membentuk badan atau lembaga untuk melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and propert test) terhadap calon Wagub DKI Jakarta.
Walau sudah membuat kesepakatan nyatanya sampai detik ini, posisi wagub DKI masih kosong. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi turut bersuara. Dia berharap, tarik ulur posisi calon Wakil Gubernur DKI antara Partai Gerindra dan PKS dapat segera diselesaikan.
Menurut Pras, persoalan pemilihan wagub adalah hal yang sederhana. Sebab, kedua partai pengusung sudah sepakat calon akan berasal dari PKS dan hanya perlu menyepakati rencana fit and proper test.
"Tinggal suit-suitan siapa sih, simpel masalah Jakarta. Yang jelas Jakarta butuh jabatan wagub. Nah ini, Pak Gubernur harus ada pendampingnya," katanya Pras sambil sedikit bercanda.
Di sisi lain Gubernur DKI Anies Baswedan mulai gerah dengan polemik ini. Dia mengibaratkan dirinya sebagai Siti Nurbaya yang dipaksa berjodoh dengan pilihan terbaik menurut sang orangtua.
"Di Indonesia itu unik, penentuan wakil bukan gubernur yang menentukan jadi ini seperti kembali ke zaman Siti Nurbaya di mana kita tidak terlibat untuk menentukan," kata Anies di Balai Kota, Rabu (12/12) lalu.
Kendati mau 'dijodohkan', Anies berharap aspirasinya untuk seorang wakil gubernur bisa direalisasi oleh para partai pengusung. "Nanti mudah-mudahan aspirasinya bisa diteruskan ke partai politik," singkat Anies.
Pernyataan Anies mengibaratkan perjodohannya seperti kisah Siti Nurbaya menjadi sorotan. Jika melihat kisah Siti Nurbaya dalam fiksi adalah tentang cinta remaja antara Samsulbahri dan Siti Nurbaya. Keduanya menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsul terpaksa pergi ke Batavia (saat ini bernama Jakarta) untuk melanjutkan pendidikan.
Siti Nurbaya terpaksa menikah dengan Datuk Meringgih yang kaya tetapi kasar karena Sulaiman, ayah dari Nurbaya tidak dapat melunasi utang kepada Datuk Meringgi. Sulaiman dihadapkan dua pilihan menyerahkan Nurbaya untuk menjadi istri Datuk Meringgi atau menyerahkan dirinya sendiri sebagai tahanan.
Terdorong oleh rasa sayang kepada ayahnya, Nurbaya yang sudah tidak beribu itu terpaksa menyerahkan diri kepada Datuk Meringgi. Mirisnya Nurbaya dibunuh oleh Meringgih.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies menilai Surya Paloh dan Megawati memiliki kesamaan dalam membangun Indonesia
Baca SelengkapnyaTerakhir, Anies mengunjungi Sumbar untuk ketiga kalinya pada November 2023 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Baswedan membenarkan izin acara 'Desak Anies' di Istana Basa Pagaruyung, Sumatera Barat dibatalkan sepihak.
Baca SelengkapnyaPahlawan Nasional AR Baswedan ini sering mengajarkan cara merawat motor vespa kepada anak-anaknya ketika sedang libur.
Baca SelengkapnyaAnggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaAnies mengikuti lomba gebuk bantal. Aksinya pun mengundang tawa.
Baca SelengkapnyaMomen Prabowo Subianto tak salami Anies Baswedan seusai debat ketiga Pilpres 2024 banjir sorotan publik.
Baca SelengkapnyaIwan memastikan Anies dalam keadaan baik-baik saja dan terhindar dari kecelakaan.
Baca Selengkapnya