Erdogan tutup 1.000 sekolah milik Yayasan Gulen selepas kudeta
Merdeka.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan dekrit berisi penutupan lebih dari 1.000 sekolah swasta seantero Turki di bawah naungan Yayasan Gulen. Kebijakan ini dalam rangka penyitaan aset serta penelusuran keterlibatan Fethullah Gulen, ulama pemilik yayasan, yang dituding dalang kudeta.
Surat kabar the Guardian melaporkan, Minggu (24/7), dekrit presiden ini tak hanya memicu tutupnya sekolah. Secara detail, ada 1.043 sekolah tutup, 1.229 lembaga amal dan LSM dibekukan operasinya, 35 rumah sakit terkait Gulen dilarang menerima pasien, 19 koperasi dibekukan asetnya, serta 15 universitas diliburkan.
Selain itu kemarin pemerintah Turki berhasil menangkap Halis Hanci, orang yang disebut tangan kanan Gulen. Hanci selama ini tinggal di Calgary, Kanada, namun pulang ke Turki dua hari sebelum kudeta. Dia disebut sosok kunci upaya penggulingan Erdogan.
Polisi Turki juga menangkap Muhammed Sait Gulen di Kota Erzurum, dia keponakan sang ulama karismatik. Kantor berita Anadolu menyatakan Sait diduga terlibat jaringan kudeta.
Gulen dulunya sekutu Erdogan, namun mereka pecah kongsi pada 2013. Gulen sangat berpengaruh di banyak provinsi, memiliki yayasan yang tersebar di banyak tempat berkat rekam jejaknya sebagai ulama karismatik ketika Turki masih dikuasai kelompok sekuler .
Gulen kini menetap di Pennsylvania, Amerika Serikat. Pemerintah Turki sudah mengirim surat resmi kepada Washington, menuntut Gulen diekstradisi.
Aparat Turki kini terus menyisir semua lembaga sipil maupun militer untuk mencari orang-orang yang diduga loyal pada Gulen. Dekrit ini adalah kebijakan Erdogan pertama setelah awal pekan lalu menyatakan Turki dalam status darurat sipil hingga September mendatang.
Ribuan orang sudah ditangkap, baik pejabat publik, perwira militer, dosen, guru, hingga prajurit rendahan. Akibat kudeta gagal tersebut, 246 orang tewas.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi
Menurut Cak Imin, suara para guru besar dari pelbagai perguruan tinggi di tanah air menjadi peringatan bagi semua elemen bangsa.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Anak Penjual Gula Jawa Berhasil Raih Gelar Guru Besar di UGM, Kenang Momen Sulit Pengorbanan Keluarga
Demi tetap menyekolahkan putranya, orang tua Sarijaya harus merelakan pendidikan anak perempuannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perhimpunan Guru Tolak Rencana Dana BOS untuk Makan Siang Gratis, Ini Alasannya
Perhimpunan Guru mengatakan, anggaran BOS saat ini tidak bisa menutupi kebutuhan sekolah.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Baca SelengkapnyaTuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi
Sosok ulama dari Tanah Minangkabau ini begitu taat dalam menegakkan ajaran-ajaran Islam dan memicu adanya gerakan Paderi.
Baca SelengkapnyaGerakan Kampus Kritik Jokowi Makin Luas, Timnas AMIN: Pertanda Alam Perubahan akan Terjadi
Timnas AMIN menilai gerakan sejumlah kampus di Indonesia menginginkan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur merupakan pertanda perubahan akan terjadi.
Baca SelengkapnyaBanyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Gibran
Civitas akademika dari puluhan perguruan tinggi melontarkan kritik dan peringatan kepada Presiden Jokowi atas sikapnya terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar Dengar Perguruan Tinggi Diintervensi karena Kritik Jokowi: Pemerintah Tak Perlu Ketakutan
Ganjar Dengar Perguruan Tinggi Diintervensi karena Kritik Jokowi: Pemerintah Tak Perlu Ketakutan
Baca Selengkapnya